yaaa.. berhenti!" teriak Alexsa geram dengan tingkah memuakkan kedua lelaki di depan nya. .
jauh dari mereka di balik pohon besar yang menjadi pendingin disaat cuaca panas begini. seorang lelaki tersenyum puas. dengan apa yang dilihat nya.
" bahkan aku belum turun tangan tapi kalian sudah saling menghantam. bagaimana kalau permainan ini segera kita mulai.
gumamnya sambil tersenyum evil. menatap penuh tabjub dengan pertengkaran kedua lelaki di depan matanya.
***
Alexsa Prov:
"Yaaaaa...berhenti" teriakku kesal. dengan tingkah mereka.
apa mereka tidak bisa berhenti, mereka benar-benar seperti anak kecil..
Aku melangkah maju untuk melerai mereka, sepertinya suaraku belum cukup nyaring di telinga mereka.
PUKKKK PUKKK
Aku menendang kaki mereka dengan sepatu yang aku gunakan. ku jamin kaki mereka pasti akan membiru nantinya..
hahah* aku tertawa sadis melihat mereka mengaduh kesakitan sambil memegangi kaki mereka yang kesakitan.
Normal Prov:
" apa" ucap Lexsa geram sambil melipat tangannya di depan dada. menatap tajam kearah Alex yang menatapnya tajam.
" apa yang kau lakukan Lexsa" bentak Alex kesal. masih sambil mengaduh kesakitan.
" kakak berani membentak ku" geram Lexsa tidak terima, sambil menatap tajam kearah lelaki yang berusaha berdiri tegap karena ulahnya.
"Apa kamu sengaja Lexsa" tanya Alex kesal karena ulah adiknya itu.
"ha What? " tanya Lexsa tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya dari mulut kakak nya itu
" apa kakak sekarang marah pada ku,' tanya Lexsa tak percaya, dan dengan percaya diri Alex mau pun Al mengangguk mengiyakan.
"bukan kah seharusnya aku yang marah sekarang, kakak bertingkah seperti anak kecil, berkelahi di tengah lapangan, memalukan!" balas Lexsa kesal dengan tingkah mereka.
"dan lo juga, ngapain lo kesini kalau niatnya cuma mau berkelahi sama kakak gue" sembur lexsa kearah Al yang sedang tersenyum senang melihat rivalnya dimarahi gadis yang di sukainya.
"kenak lo" ucap Alex senang, seolah berhasil membuat kesal rivalnya itu
"kakak kamu duluan kok, bukan gue" balas Al menuduh.
"enak aja gue" balas Alex tak terima
"Diammm"teriak Lexsa jengah melihat tingkah mereka,..
Tampa mereka sadari derap langkah itu semakin dekat, seolah ingin mengagetkan mereka, atau memang mereka yang terlalu sibuk dengan dunia nya sendiri, sampai tak sadar siapa yang sedang menuju tempat mereka.
"hy sayang" sapa suara itu sambil mendarakan lengan kokohnya di antara lekukan pinggang seorang gadis yang tengah kesal itu.
Alex meggeram marah melihat siapa yang datang. Al menatap bingung siapa lelaki itu. yang berhasil membuat teman-teman rivalnya mendekat kearah mereka, padahal tadi mereka seolah tak ingin ikut campur dalam perkelahian mereka.
"LEpas" bentak Lexsa sambil menyikut keras perut lelaki tak di undang itu.
"Beni" ucap Lexsa tak percaya setelah lepas dari kukungan lengan kokoh itu.
"bagaimana mungkin, dia bisa ada disini. bukannya dia masih di rumah sakit, jadi selama ini yang gue lihat itu dia, benar-benar dia. tapi kenapa grandma tidak memberitahu apapun tentang ini, ini aneh"
"hy manis, lama gak jumpa."sapa Beny membuyarkan lamunan Lexsa
"bukannya dia yang waktu itu kita hajar. "bisik Davit membuat Al memutar otaknya.
"lo" ucap Al setelah sadar siapa yang berdiri di depan mereka itu.
"wah ternyata lo ingat juga Mr. Corner, senang bertemu lagi dengan anda" balas Beni berbicara formal
"ngapaiin lo kemari" tanya Alex tak suka dengan kehadiran lelaki di depannya itu
"oo tentu saja untuk menghampiri salah satu gadis tercantik di sekolah kita ini."katanya sambil berjalan mendekati Lexsa yang sedang bersiap-siap menendang kalau kalau beni semakin dekat dengannya
"menjauh darinya" ucap ALex tak suka, sambil menarik Lexsa semakin rapat dengan nya
"wah kakak super possesif nya datang' balas Beni menyejek diikuti kikikan geli dari teman-temannya yang lebih terlihat seperti anak buahnya itu.
"pengganggu" ucap Monic sinis
"haha " Beni tertawa renyah seolah ada sesuatu yang lucu barusan terjadi disana
"tidak perlu tegang begitu bukan.. lagipula gue cuma mau menyapa teman lama saja" ucapnya seolah tak terjadi apa apa.
"gue rasa lo tahu dimana jalan keluarnya Beny Kear" ucap Alex dingin
"wah lo bahkan tahu nama keluarga gue' ucap Beny seoalh tabjub mendenggar Alex menyebut nama keluarganya.
"bukannya lo juga tahu nama keluarga gue. kita impas bukan"balas Alex sambil menatap tajam lawan bicaranya
Al menatap Aneh lelaki itu "Kear" gumam nya seolah nama itu tak asing di telinganya..
"ok ok gue pergi, kalian tidak perlu mengeluarkan senjata kalian bukan, gue belum siap untuk masuk rumah sakit lagi, atau sebaliknya' ucap Beny sinis seolah menyindir mereka
"ayo"ajak Beny kepada 3 lelaki yang sejak tadi setia menjadi penonton diantara mereka
Lexsa menatap kepergian rival lain dari kakaknya itu yang sekarang menjadi rival mereka semua. kemudian memilih pergi mengendap endap dari sana tak ingin kakaknya menangkap wajah paniknya lagi.
"Lexsa " panggil suara itu dingin yang berhasil menghentikan langkah Lexsa yang sudah menjauh dari kerumunan itu.
"kamu mau kemana Lexsa" tanya Alex jelas sekali kalau dia tak suka dengan sikap Lexsa itu.
"ehmm " seolah mati kutu, kini giliran Alex yang mengintrogasi adik tercintanya itu.
"kau membuat gadis ku ketakutan " ucap Al yang berhasil mendapatkan satu bogeman mentah mendarat mulus di pipinya.
"ooo Dude santai, kalian hanya akan memulai sesuatu yang sudah usai.'
ucap Daniel melerai mereka yang sudah siap untuk melanjutkan perkelahian mereka lagi
"tidak ada kata selesai disini' balas Al jengkel karena tinju Alex yang berhasil membuat pipinya kembali nyeri.
"untuk kali ini lo gue lepas, tapi tidak lain kali' balas Alex saat dilihatnya Lexsa sudah menuju mobil mereka.
"seharusnya gue yang bilang begitu"teriak Al jengkel saat dilihatnya Alex sudah berlalu meninggakan dia dan semua yang ada disana.
"kemana Lexsa" tanya Al saat dilihatnya Lexsa sudah tak ada lagi disana
"sudah pergi" balas Monic yang kemudian langsung berlalu dari sana
"sial !! " umpat Al tak terima dengan keteledorannya yang bahkan tak sadar, dengan Lexsa yang sudah pergi dari sana.
**
Alex berjalan cepat menuju mobilnya. sebelum Lexsa menyalakan mobilnya.
"mau kemana kamu Princess' tanya Alex yang sekarang sudah masuk kedalam mobil itu
Lexsa menggumpat kesal, seharusnya dia tak membiarkan atap mobilnya terbuka,, sehingga memudahkan kakaknya langsung melompat kedalam.
"minggir' ucap Alex dingin. memerintahkan Lexsa untuk menyingkir dari bangku kemudi.
"iya iya' balas Lexsa patuh sekaligus kesal.
setelah bertukar posisi, Alex langsung melajukan cepat mobil sport nya keluar dari area lapangan basket, meninggalkan teman temannya dan rivalnya yang sepertinya juga ingin pergi dari sana.
gerbang besar yang terpampang di depan mereka terbuka, sebelum mereka menghentikan mobil sport yang terkesan tak ingin di berhentikan oleh pengemudinya.
" apa kakak gila, bagaimana kalau gerbangnya belum terbuka dengan sempurna, apa kakak mau..' Lexsa menghentikan ucapannya saat melihat aura gelap melingkupi tubuh kakaknya.
"memecat mereka bukan masalah besar bukan" balas Alex dingin
Lexsa menelan ludah nya susah, mendengar perkataan kakaknya yang sudah dia tahu kemana arah nya. kalau sampai semua pekerja di rumah ini di pecat paksa oleh kakaknya, tentu dia punya seribu alasan untuk dia katakan pada Mommy dan Daddy nya, kakaknya selalu punya seribu alasan untuk bebas dari semua pertanyaan orang tuanya nanti. tapi apa yang akan terjadi pada para pekerja itu nanti. Lexsa tidak ingin membayangkannya .
bunyi ban mobil yang berdenyit akibat diberhentikan paksa oleh Alex, berhasil membuatnya Gilu . beberapa pelayan langsung keluar membukakan pintu untuk tuan muda mereka yang sedang marah itu.
"kita perlu bicara Lexsa"ucap Alex dingin, sambil menarik tangan Lexsa kasar kearah pustaka keluarga mereka.
"apa yang kamu sembunyikan Lexsa" tanya Alex setelah mereka tiba disana
"apa maksud kakak"tanya Lexsa pura pura tak tahu, sambil mengusap pelan tangannya yang dia yakin sekarang sudah memerah karena ulah kakaknya.
"kakak tahu kamu tak sebodooh itu Lexsa" balas Alex tajam
"Ck!! apa maksud kakak' balas Lexsa kesal dengan ucapan kakaknya
"jangan mengumpat manis, kamu tak tahu apa yang akan terjadi dengan kata-kata yang keluar dari mulut kecilnya itu"balas Alex tajam , berhasil meembuat Lexsa merasa semakin kesal dengan kakak nya yang satu ini.
"sejak kapan kamu tahu kalau Beny sudah kembali' tanya Alex langsung. Lexsa terkejut dengan pertanyaan kakaknya, walaupun dia dengan cepat saat meyembunyikan . tapi bukan Alex namanya kalau dia tak dapat menangkap expresi itu dengan cepat.
"tidak perlu terkejut Lexsa, aku tahu ada yang kamu sembunyikan" sekarang jelas sudah kalau Alex menganggapnya seolah dia tahanan yang perlu diintrogasi.
"aku bukan seorang tahanan Alex, kamu gak berhak bertanya seperti itu pada ku" ucap Lexsa berbicara tidak sopan.
Alex menggeram kesal dengan sikap adiknya.
Tidak memanggilnya kakak, adalah sebuah kesalahan
"beraninya kau berbicara seperti itu pada ku Lexsa. aku berhak atas mu, aku berhak tahu tentang semua yang kau sembunyikan"balas Alex tak kalah emosi.
"kau tak berhak atas ku, jangan pernah mengaturku lagi, tidak semua hal harus kau ketahui Alex wilshon" ucap Lexsa tak kalah emosi seolah tak ada yang mau mengakiri pertengkaran karena keegoisan mereka itu.
"rendahkan nada bicaramu itu, Alexsa Wilshon. jangan pernah menentangku. ' balas Alex dingin
"jangan pernah mengintrogasi ku lagi, aku bukan tahanan mu" balas Lexsa dingin.
Lexsa melangkah keluar dari sana. tak peduli dengan Alex yang terus memanggilnya murka.
"masa bodo, aku bukan seorang tahanan" gumam Lexsa kesal. tak peduli dengan para pembantunya yang menatap aneh kearah nya.
**
seorang wania paruh baya duduk dengan angkuhnya diatas kursi kebesarannya, menatap nyalang kearah sekretaris kepercayaannya,, yang sekarang berdiri takut di depannya.
'bagaimana kita bisa kecolongan" ucapnya murka, beberapa lelaki yang berdiri tegab di depannya menelan ludah takut, menghadapi kemurkaan seorang Carla Wilshon.
"maafkan kami, miss, ini di luar perkiraan kami" balas wanita itu takut.
'"kau mengecewakanku Cristyn"balas Carla semakin menyudutkan Cristyn di depannya.
"kami berjanji ini tiak akan terjadi lagi Miss, beri kami kesempatan lagi Miss ' mohon Cristyn gelisah, menatap takut nyonya besar wilshon didepannya.
"selidiki semuanya, saya tak ingin kita kecolongan lagi beritahu Jacky. saya tak ingin cucu saya kenapa-napa " balas Carla dingin
" baik miss" balas Cristyn bernafas lega, kali ini dia terbebas dari kemurkaan nyonyanya.
ya!. kali ini, tapi tidak lain kali, tak ada kata teledor dalam kamus wanita paruh baya di depannya ini. klli ini dia tak boleh gagal. atau nyawa nya yang akan jadi taruhannya.
****