Uly: SkenarioNya lebih indah
Langit senja memudar. Jalanan kota menyeruakkan bisingnya. Berbagai kepentingan manusia bercambur baur dengan suara kendaraan yang saling berkompetisi. Dari berbagai lingkungan tidak menyenangkan itu, hanya senja sekarat yang mampu menenangkanku. Terindah sejauh mata memandang di kendaraan. Pikiranku tidak jauh-jauh dari kata Fatimah tentang lamaran itu. Jutaan tanya bergejolak di dalam pikiranku.
Kadang aku bertanya, apa yang terbaik dariku ? Hijrahku belum sempurna. Hijabku belum sepenuhnya. Berniqob pun hanya sekali dua kali. Lalu, apa yang menarik dariku ? Kurasa semua hanya biasa-biasa saja bahkan sangat jauh dikatakan sebagai perempuan-perempuan sholihah yang disebutkan d Al-Qur’an. Aku memacu motorku pelan. Hanya sekitar 40 Kilometer per jam. Hal itu pun masih sering melambat karena jalanan yang macet. Seketika aku berfikir, kenapa tidak aku mampir di masjid dulu ? Bertemu dengan anak-anak pasti akan lebih membuat pikiranku tenang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com