Luna tidak tahu apakah semua laki-laki seperti ini, atau hanya Aodan saja yang seperti ini, tapi laki-laki itu seperti mendapat mainan baru dari dalam perutnya, Aodan mengabaikan Luna dan memilih berada di samping boks bayi kedua anak mereka.
Luna akhirnya mengerti artinya krisis, apakah perhatian Aodan padanya akan terbagi dengan anak-anaknya?
"Hehehe … Luna lihat, bayi kecil kita menggerakkan kakinya."
Aodan terkekeh-kekeh, ia ingin menyentuh lagi, tapi perawat tadi sudah melarangnya karena takut bayinya akan kelelahan, alhasil Aodan hanya bisa duduk di depan boks bayi dan menonton setiap detik apa yang dilakukan bayi-bayi lucunya.
Luna merasa terasingkan oleh suami dan anaknya sendiri, ia menggeser tubuhnya dan berdehem.
"Apa? Kau bisa membuat bayinya kaget." Aodan langsung mendongak, bibirnya mengerucut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com