Abigail benar-benar tiba satu jam kemudian, tepat ketika Shakeel hampir pingsan karena sesak napas dan Liu duduk di atas batang pohon kayu yang sudah roboh sambil memainkan ponsel milik Shakeel.
"Ah, kau datang." Liu tersenyum dan mengangguk, kembali acuh bermain ponsel. "Duduklah, mari kita bicara."
Abigail datang dengan kedua alis yang saling bertaut, ia melirik Shakeel yang terengah-engah dan membantunya untuk duduk, mereka bertiga duduk berhadapan satu sama lain.
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku sudah tahu semua yang terjadi, kalian benar-benar melampaui batas ya."
Abigail terdiam, menatap Liu yang melemparkan ponsel Shakeel kembali ke tangan empunya. Laki-laki bermata hitam itu terkekeh pelan.
"Sebenarnya berapa banyak yang kalian tahu tentang Aodan dan sang Putri?" Liu menatap Abigail dengan lekat, angin berhembus di sekitar danau yang sudah menjadi lautan pasir. "Kau sebenarnya mengincar Aodan karena berkah terakhir yang diberikan sang Putri, kan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com