"Heh, sudah kubilang apa?! Kau lagi-lagi ingin menyelinap, ingin membolos dari pertarungan yang kau buat sendiri?!"
Larson menangkap bahu Aodan, tapi bukannya berhenti Aodan malah berbalik dan membantingnya ke tanah.
BUKH!
"Ah, kau … kau orang tidak tahu terima kasih! Ini sakit!" Larson mengerang dengan suara yang nyaring, membuat perhatian semua prajurit yang ada di sekitar menatap mereka. "Aku akan mengadu pada Istvan, kau akan ditampar sepuluh kali hari ini!"
Aodan mendengkus, tapi begitu ia melihat tangannya ia menyadari saat ini ia memakai baju zirah dan sebelah tangannya memegang tombak.
Aodan menahan napasnya dan melihat ke sekitar, ada banyak tenda dan senjata bergelimpangan di tanah, ada kuda yang juga memakai rompi besi.
Sepertinya ia kembali ke masa lalu lagi?
Larson berdiri, membenarkan helm besinya. "Jangan kabur, kau sendiri yang ingin bertanding dengan kakak tertua! Jangan bilang kau takut?!"
"Siapa yang takut?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com