Suara tawa Grace memecah keheningan, para pembantu Luna yang tubuhnya dipenuhi luka tidak berani bergerak, mereka saling memeluk dan menangis tanpa suara.
"Beraninya manusia rendahan sepertimu memanggilku kadal." Mata hijau Larson berkilat-kilat, kedua alisnya saling bertaut penuh kemarahan.
Duri yang masih di depan jantung Luna ia tarik, kemudian di detik berikutnya dengan gerakan cepat duri itu dihujamkan ke arah Luna.
Luna langsung memejamkan matanya dan kedua tangannya.
DUAR!
Sebuah ledakan muncul di antara Luna dan Larson, Luna merasakan dirinya ditarik mundur dan dibawa ke sudut dengan gerakan yang amat lembut.
"Aodan …." Luna bergumam dan air matanya kembali menetes, laki-laki itu menatap Luna dengan wajah sedih.
"Maaf," katanya sambil menyentuh tangan dan paha Luna yang terkena duri beracun milik Larson, ada perasaan hangat mengalir di dua titik itu dan warna kehijauan perlahan mulai memudar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com