webnovel

Claude

"Jadi ini serangga yang Kau temui diam-diam dari ku, Felix?"

Rambut pirang berkilau dan mata biru permata nya, menatapku dari balik badan Felix. Cukup menjadi bukti untuk ku bahwa orang yang bicara itu adalah Claude, ayah dari Athanasia.

***

Hening. Kami bertiga diam dalam keheningan. Felix berbalik tanpa bisa berkata-kata, sedang aku membatu sejak tadi. Claude lain lagi, dia menatapku dengan dingin kemudian bertanya pada Felix.

"Apakah serangga ini anak penari Siadona itu?"

"B..Benar, Yang Mulia. Beliau adalah anak dari Nona Diana."

Kenapa? Kenapa Claude ada di hadapan ku saat ini? Bahkan ini di Istana Ruby, usia ku juga belum sembilan tahun. Aku gemetar menatap Claude yang kini berjalan mendekati ku.

Felix tidak mungkin memberitahukan Claude tentang ku. Lalu kenapa dia bisa ada di sini?

"Kau mirip dengan wanita itu. Tapi Kalian orang yang berbeda."

Claude mengangkat dagu ku dengan jari telunjuk nya. Badan ku bergetar, jantung ku berdetak sangat cepat. Apa aku akan mati sekarang?

"Aku ingat nama yang wanita rendahan itu berikan pada mu," dia menjeda kalimatnya, "Athanasia."

Keringat mengalir dari pelipis ku. Claude menatap ku dengan tajam.

Athanasia adalah nama raja yang diberikan untuk pewaris tahta yang sah. Ketika Claude tahu bahwa Diana memberi nama anaknya 'Athanasia', dia mengurungkan niatnya dan berpikir untuk melihat seberapa gigih Athanasia bisa bertahan hidup.

"Kau sudah besar ya. Padahal terakhir kali aku melihat mu, Kau tidak bisa mengangkat kepala mu sendiri," ucap Claude berjongkok di hadapan ku.

Iya, aku sudah besar. Karena aku sudah besar, kau bermaksud membunuh ku, bukan? Pergi saja sana! Jangan pedulikan aku! Pergi sana! Jangan sok kenal!

Mata kami saling tatap. Aku menelan ludah ku, keringat mengalir semakin deras. Aku semakin panik saat tangannya berusaha meraih ku. Aku akan dibunuh!

GREP!

Aku melayang, tapi tidak mati. Claude ternyata hanya mengangkat ku. Aku sempat lega. Namun saat mata permata nya menatap ku, aku panik lagi.

"Berat."

Apa? Apa katanya tadi? Berat? Kalau Kau mau bilang seperti itu lebih baik turunkan aku! Kenapa Kau ada di sini sih? Ini Istana Ruby bukan Istana Garnet. Pergilah dari sini kau, raja berhati beku!

Bukannya kau ini si bre***** yang hanya menyayangi Jennette dan tidak menganggap Athanasia itu anak mu? Kenapa kau jadi sok kenal dengan ku dan bicara pada ku? Hah? Pergi dari sini!

Sebelum aku melanjutkan sumpah serapah ku pada nya, Claude melempar ku ke Felix. Dasar kurang ajar! Beraninya melempar anak kecil seperti itu! Claude duduk di tempat ku tadi kemudian Felix mendudukkan ku di hadapannya. Situasi macam apa ini?

"Segala keagungan dan berkat untuk matahari Obelia."

Kami bertiga menoleh ke sumber suara. Aku terkejut melihat Lily ada di hadapan kami. Apa yang kau lakukan di sini, Lily? Pergilah! Claude bisa menggila kapan saja! Selamatkan nyawa mu!

"Lilian York. Sudah lama ya."

"Iya, Yang Mulia."

"Athanasia tumbuh dengan baik karena bantuan mu."

"Terima kasih, Yang Mulia."

"Hidangkan makanan manis untuk, Athanasia. Felix, siapkan yang biasa."

"Baik, Yang Mulia," Lily dan Felix menjawab bersamaan kemudian meninggalkan ku sendirian bersama Claude.

Tunggu! Jangan meninggalkan ku sendirian dengan dia! Bawa aku juga! Huhuhuhu...ini lebih buruk dari perkiraan ku. Apa yang sudah ku lakukan sampai-sampai takdirnya berubah seperti ini?

"Kau tahu siapa aku?"

Claude menatap ku, bertopang dagu pada sandaran di belakangnya. Aku menelan ludah. Ini pasti ujian dari nya.

Tentu saja aku tahu siapa kau. Kau adalah raja kejam berhati es batu yang hanya menyayangi Jennette dan membenci Athanasia! Kau adalah orang yang ingin aku hindari setelah aku menjadi Athanasia! Kau adalah-

"Papa!" aku memberinya senyum sejuta watt milik ku.

APA YANG KU LAKUKAN? Apa aku cari mati? Tapi kalau tidak dijawab, sama saja aku cari mati! Maju kena mundur kena! Tapi kalau aku bersikap manis seperti Jennette, dia mungkin akan mengampuni ku. Ayo tetap tersenyum!

"Baguslah kalau Kau tahu siapa aku."

Sekilas aku melihat senyum tipis di wajahnya. Entah kenapa, aku seakan melihat kejadian langka.

"Papa tersenyum."

AKU BILANG APA LAGI SEKARANG? Aku menutup mulut dengan kedua tangan. Semoga dia tidak marah, tidak kesal, dan tidak ingin membunuh ku.

"Omong kosong. Aku tidak tersenyum," Claude mengalihkan pandangannya.

Kalau kau memang tidak tersenyum, yasudah. Kenapa mengelak seperti ucapan ku itu benar? Atau mungkin, kau tadi memang tersenyum?

"Apa Kau tahu arti nama mu?"

Aku tahu, tapi diam. Athanasia adalah nama raja, artinya tentu saja 'keabadian'. Pewaris tahta yang sah pasti memiliki nama raja. Namun tidak untuk Claude yang mendapatkan tahta dengan membunuh kakaknya, sehingga dia menjadi satu-satunya raja tanpa nama raja.

Claude berencana membunuh Athanasia karena dia tidak senang dengan nama yang diberikan oleh Diana. Tapi kemudian Claude mengurungkan niatnya dan menempatkan Athanasia di Istana Ruby. Dia ingin melihat betapa gigihnya Athanasia untuk bertahan hidup.

Aku memberikan tatapan tidak tahu pada Claude sambil tersenyum. Ku harap dia tidak tiba-tiba menggila dan ingin membunuh ku.

"Athanasia...Athanasia artinya keabadian. Jika wanita rendahan yang memberi mu nama masih hidup, merobeknya sampai mati aku rasa belum cukup."

Aku menelan ludah ku, menunduk kaku menatap kedua kaki ku. Apa dia tidak berpikir sebelum mengatakan hal itu di depan anak-anak? Seharusnya aku tidak bertanya tentang orang yang hatinya beku.

"Apa yang biasa Kau lakukan untuk menghabiskan waktu?"

Gah! Pertanyaan apa lagi ini? Kenapa kau sok kenal dan sok peduli pada ku, sih? Aku sudah bersyukur kau tidak memerhatikan ku lima tahun terakhir! Hancur sudah rencana ku untuk kabur dari istana.

"Athy memetik bunga dan membaca buku."

"Kau sudah bisa membaca?"

Ada sedikit rasa terkejut di wajah Claude. Kau pikir anak mu ini bodoh begitu, hm?

"Athy bisa membaca!" aku tersenyum.

"Kalau begitu, besok datanglah ke ruang belajar ku. Buktikan kalau Kau bisa membaca."

Apa-apaan itu? Kau menguji ku atau apa? Lihat saja, besok akan ku buat Kau kagum dengan kejeniusan ku!

"Athy juga bisa menulis!" aku tersenyum lagi.

Senyum tipis terlihat di wajah Claude, "Kau sangat menarik."

Kemudian hening lagi. Aku masih bingung dengan Claude. Bagaimana dia bisa sampai ke sini? Bukankah tidak ada alasan baginya untuk pergi ke Istana Ruby? Tapi kalau mengingat ucapannya tadi-

"Jadi ini serangga yang Kau temui diam-diam dari ku, Felix?"

Terdengar seperti Claude membuntuti Felix saat akan menemui ku. Tidak mungkin kan, Claude yang sedingin es merasa penasaran kemudian membuntuti tangan kanannya? Tapi, mungkin saja bisa. Gah! Aku jadi penasaran.

***

Hope you like it. (~0-0)~

lol_hoshicreators' thoughts
Next chapter