Posisi Randika dan Viona ini sangat canggung. Meskipun ini adalah perusahaan besar, satu bilik toilet didesain untuk menampung satu orang jadi keadaan mereka berdua bisa dikatakan sangat sempit.
Pada saat ini, keduanya benar-benar berdekatan dan bisa mendengar suara napas masing-masing.
Viona duduk menghadap pintu di pangkuan Randika sedangkan Randika merangkulnya di pinggangnya. Bau harum dan kelembutan kulit Viona benar-benar bagaikan ekstasi bagi Randika. Apalagi salah satu tangannya itu sedang beristirahat di paha putih Viona.
Benar-benar perasaan yang nyaman baginya.
Mendengar napas Randika, Viona sedikit tersipu malu. Namun, dia merasakan bahwa napas Randika semakin keras dan tangan Randika perlahan mulai bergerak, benar-benar tidak bisa diam.
"Ran…" Viona berkata dengan suara pelan.
Randika tersenyum dan berbisik pada telinganya. "Tenanglah, mereka tidak akan menemukan kita di sini."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com