Aris tidak masuk ke kantor. Ia butuh suasana tenang untuk menjernihkan pikirannya. Sejak kencan mereka dua hari yang lalu, ia merasa lelah.
Kemarin setelah mereka makan malam di resto favorit, Aris mengajak Jihan bicara serius di dalam mobil di parkiran resto. Hubungan mereka sudah terjalin cukup lama dan laki-laki itu ingin mereka segera menikah.
'Aku belum siap, Ris.'
Jawaban Jihan membuat Aris putus asa. Mungkinkah, gadis itu tidak berniat menjalin rumah tangga dengannya? Tapi, kenapa?
Mereka bahkan sudah bertunangan. Namun, sampai saat ini Jihan masih saja berkata belum siap untuk menikah. Apa karena Aris tidak sederajat dengannya?
Bermacam-macam pertanyaan muncul silih berganti di dalam benak pemuda itu. Ia memang hanya seorang bawahan di perusahaan ayahnya Jihan, Christian Izham Putra. Sementara Jihan adalah presiden direktur sekaligus pewaris tunggal PT. Izham.
Ponselnya bergetar di saku celana. Syahera? Tidak biasanya gadis itu meneleponnya pagi-pagi seperti ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com