"Jadi selama ini.... "
Wonwoo tak menyangka saat ia akan kembali ke rumah sakit untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di ruang rawat jimin, ia mendapati sang adik Jeon jungkook tengah berada di dalam ruangan itu dan ia pun mendengarkan semua ucapan dari jungkook.
Wonwoo menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat situasi di lorong itu kemudian ia pun membuka pintu itu dan melihat adiknya menoleh dengan raut terkejutnya.
"H-hyung.. " Ucap jungkook gugup saat melihat siapa yang telah memergoki dirinya berada di dalam ruangan inap itu.
"Ikut aku, Kita perlu bicara." Ucap Wonwoo dingin dan segera keluar dari ruangan itu setelah mendapatkan ponselnya yang berada di atas meja. Jungkook pun mengikuti Wonwoo setelah memberi sebuah kecupan di kening jimin.
Jungkook dan Wonwoo sudah berada di dalam mobil Wonwoo yang masih terparkir di tempat parkir rumah sakit itu. Saat ini jungkook tengah menatap lurus ke depan dan masih diam sedangkan Wonwoo saat ini menetralkan nafasnya yang memburu akibat emosi yang timbul akibat sang adik.
"Jadi orang itu jimin?" Wonwoo pun membuka mulutnya dan langsung ke intinya.
"Ya." Singkat jungkook tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kau sadar apa yang sudah kau lakukan?!"
"Ya." Jawaban jungkook kali ini membuat wonwoo naik pitam dengan gerakan cepat wonwoo menarik kerah baju jungkook.
"Apa kau sudah tak waras hum? Kau membuat jimin tersakiti! Kau juga membuat rumah tangga seseorang hancur Jeon jungkook!!" Emosi wonwoo benar-benar meledak. Tak pernah menyangka adiknya akan berubah seperti ini karena dibutakan oleh cinta. Namun, jungkook seperti tak memperdulikan ucapan hyung nya dan kini ia menatap wonwoo dengan tatapan remeh.
"Aku tak perduli dengan semuanya, yang terpenting adalah jimin akan menjadi milik ku. Milik jeon jungkook." Ucapnya dengan senyum smirk yang ia perlihatkan pada hyung nya sedang wonwoo menatap tak percaya akan apa yang di ucapkan oleh jungkook.
"Kau gila jungkook!" "Ya.. Aku gila hyung! Aku gila karenanya. Sejak pertama kali aku bertemu dengannya aku sudah menetapkan jika aku harus memilikinya." Sahut jungkook.
"Ya tuhan! Aku tak pernah menyangka kau akan seperti ini karena seseorang jungkook. Hyung mohon jangan...
"Persetan! Aku akan pastikan jimin menjadi milik ku!"
๐ฝ๐ก๐๐ข
Jungkook pun turun dari mobil wonwoo dan menutup pintu mobil itu dengan keras. Kemudian jungkook berjalan ke arah mobilnya dan masuk ke dalam. Tak berapa lama jungkook pun pergi dari area rumah sakit meninggalkan Wonwoo yang memandang mobil jungkook yang melaju dengan tatapan khawatir.
"Jungkook-ah, hyung tak ingin melihatmu tersakiti lagi karena obsesi mu kali ini. Aku tak ingin jika jimin berakhir seperti jinan." Monolog wonwoo.
Wonwoo pun menghela nafasnya lelah kemudian ia pun menghidupkan meain mobilnya dan pergi meninggalkan area rumah sakit itu.
***
"Eunghh.." Terdengar lenguhan dari bibir plum milik jimin. Jimin pun tersadar. Ia mencoba mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya setelahnya jimin pun membuka mata perlahan. Mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan itu.
"H-hyung.." Suara seraknya keluar untuk memanggil sang suami di sampingnya namun, jimin tak mendapatkan respon apapun darinya.
Taehyung menatap tajam ke arah jimin dan tak memberikan respon apapun pada istrinya itu.
"T-taetae...
๐๐ง๐๐
"Tanda tangani surat cerai itu. Aku tak ingin punya istri murahan seperti mu." Tegas taehyung membuat jimin menangis dan menggeleng kuat menolak keputusan taehyung yang akan menceraikannya.
"Tidak hyung! Aku tak akan pernah menandatangani surat itu!" Taehyung yang mendapat penolakan itu pun segera beranjak dari duduknya.
"Terserah!" Taehyung pun berjalan keluar dari ruangan itu meninggalkan jimin yang menangis tersedu-sedu sambil merobek map yang berisi surat perceraian itu menjadi beberapa bagian.
"Hiks.. Hiks.. Aku tak mau bercerai hyung.. Hiks.. Aku mencintaimu.. Hiks.. Hiks.." Ucap jimin dengan tangisan memilukan nya yang menggema di ruangannya.
"Tuan muda, tuan Kim sudah memberikan surat cerai pada istrinya. Tapi, sayang sekali istrinya tak mau menandatanganinya dan malah merobeknya tuan." Ucap seseorang yang tengah berada di balik pintu ruang rawat jimin sedang memberikan informasi kepada tuan mudanya.
'๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ. ๐๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข๐ฏ๐บ๐ข.'
"Ne tuan." (PIP)ย sambungan pun terputus. Tak berapa lama orang itu pun pergi dari sana.
***
Sore hari pun tiba. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.45 KST. Sungwoon berada di ruangan jimin sedang menyuapi sang adik dengan bubur yang kini berada di tangannya.
"Jimin-ah, sebenarnya apa yang terjadi?" Ucap sungwoon sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulut adiknya.
"..." Jimin diam tak menjawab atau mungkin tak berniat menjawabnya.ย Sungwoon menghela nafasnya sudah 5 kali ia menanyakan hal yang sama namun tetap tak ada jawaban yang keluar dari mulut adiknya. Ia sangat penasaran karena ia sadar suami adiknya taehyung sedari tadi tak menemani jimin. Meski tanpa ia ketahui bahwa sebenarnya taehyung tadi sudah datang namun hanya untuk memberikan surat cerai pada jimin.
"Jimin-ah...
"Hyung aku ingin pulang." Lirih jimin sambil menundukkan kepalanya.
"Baiklah aku akan katakan pada dokter untuk mengijinkan mu pulang dan menghubungi taehyung...
"Aku ingin pulang ke rumah saja." Potong jimin dan sungwoon merespon dengan tatapan bingung.
"Kenapa kau tidak...
"Kumohon jangan bertanya lagi hyung. Jangan tanyakan alasannya." Sungwoon pun bungkam. ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang tak ia ketahui? Apa Terjadi sesuatu pada rumah tangga adiknya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala sungwoon. Namun demi adiknya ia akan mencoba bungkam karena tak semestinya ia ikut campur dengan masalah rumah tangga adiknya. Sungwoon pun kembali menghela nafas.
"Baiklah hyung akan membawamu pulang ke rumah." Sungwoon pun memutuskan untuk menyetujui permintaan jimin dan tak akan mempertanyakan lagi alasannya.
Di sisi lain, taehyung yang berada di dalam rumahnya pun kembali di buat geram karena sebuah pesan kembali masuk ke ponsel jimin siang tadi. Dan di sore ini ia baru saja membukanya.
๐๐ง๐ค๐ข; ๐๐ฃ๐ ๐ฃ๐ค๐ฌ๐ฃ ๐ฃ๐ช๐ข๐๐๐ง
๐๐ค; ๐๐ค๐ช
๐น๐๐๐๐
๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐?
๐๐.. ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
.
*send picture*
๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐?
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐?
"Keparat!" Taehyung meremat ponsel jimin dengan erat kemudian melemparkannya ke atas ranjang. Sebenarnya taehyung tak ingin mempercayai semua pesan itu namun, saat melihat foto dalam pesan yang ia lihat sekarang ia menjadi yakin bahwa foto itu adalah jimin jika di lihat dari postur tubuh milik jimin dan yang ada di foto itu.
"Aku sangat mencintaimu jimin tapi, kenapa kau melakukan ini di belakangku? Aku tak menyangka kau akan mengkhianati cinta kita." Ucap taehyung sambil mengacak dan menarik rambutnya frustasi.
๐๐ฝ๐พ