Seorang Pria tampan berbahu lebar itu masuk ke dalam sebuah gudang tua yang sudah tak terpakai yang berada jauh dari kota tokyo. tempat itu sangat lembab dan berdebu bahkan ada banyak sarang laba-laba di setiap sudut tempat itu.
Kim seokjin, pria itu berjalan masuk lebih dalam ke gudang itu di mana di depan sana terlihat seseorang yang tengah duduk terikat di kursi dengan mata dan mulut yang tertutup kain terlihat tak sadarkan diri. Dia tengah dijaga beberapa orang suruhan seokjin untuk memastikan pria itu tidak berusaha untuk kabur.
"Dia belum sadar?" Ucap seokjin dengan melipat tangannya ke dada.
"Belum tuan." Ucap salah satu orang suruhan seokjin bernama tetsuya.
"Bangunkan dia."
"Siap tuan! Hey kalian bangun dia." Perintah tetsuya pada anak buahnya.
๐ฝ๐ฎ๐ช๐ช๐ง
Pria itu akhirnya bangun sedikit tersentak dan gelagapan akibat air mengguyur seluruh tubuhnya.
"Eunghh.." Lenguhan terdengar dari mulutnya yang tertutup kain itu.
"Jimin... Kau sudah bangun?" Ucap seokjinย sambil mencengkram dagu jimin dengan erat.
"Emmh.. Eunghh.."
"Kau bicara apa hum, aku tak mengerti!" Seokjin pun tertawa. Kemudian membuka kain yang menutup mulut jimin.
"Akh.. T-tolong l-lepaskan aku.." Ucap jimin dengan suara yang lemah.
"Lepas hum? Tidak akan pernah ku lepaskan sebelum seluruh harta kakek menjadi milik ku." Jimin mengernyit heran karena dia menyebut kakeknya. Apa pria yang ada di depannya ini masih keluarganya.
"S-siapa kau sebenarnya?" Ucap jimin penasaran.
"Aku.. Hahaha.. Kau ingin tau hum? Baiklah lihat lah siapa aku." Seokjin membuka penutup mata milik jimin. Dan betapa terkejutnya jimin saat melihat siapa yang ada di depannya.
"S-seokjin hyung?" Jimin benar-benar terkejut karena seokjin adalah sosok yang sangat ia banggakan dan menjadi sosok panutan sejak ia masih kecil. Karena prestasi seokjin saat masih bersekolah dan masih teringat sampai sekarang saat seokjin menolongnya dari anak-anak berandal yang mengganggunya.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐
"๐๐ฆ๐บ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ธ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ฉ!" ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ด๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ญ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ฏ๐จ๐ถ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ. ๐๐ข๐ข๐ต ๐ช๐ต๐ถ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด 7 ๐ซ๐ถ๐ฏ๐ช๐ฐ๐ณ ๐ฉ๐ช๐จ๐ฉ ๐ด๐ค๐ฉ๐ฐ๐ฐ๐ญ.
"๐-๐ต๐ฐ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ช๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ."ย ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ข๐ฌ๐ถ๐ต๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ-๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต๐ช๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ? ๐๐ข๐ฉ.. ๐๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ฎ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ช." ๐๐ฏ๐ข๐ฌ-๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ต๐ข๐ด ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฐ๐ฃ๐ณ๐ข๐ฌ-๐ข๐ฃ๐ณ๐ช๐ฌ ๐ช๐ด๐ช ๐ต๐ข๐ด ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ช๐ด๐ช ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ต๐ข๐ด ๐ช๐ต๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ณ๐ข๐ฏ.
"๐๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฏ!"
๐ฝ๐ช๐๐
๐ฝ๐ช๐๐
๐ฝ๐ช๐๐
๐๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฅ๐ถ๐ญ๐ช ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ญ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ช๐ฏ๐ซ๐ข๐ฌ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ด๐ถ๐ข๐ณ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช.
"๐๐ฆ๐บ! ๐๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ!" ๐๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ญ๐ข๐ฌ๐ช-๐ญ๐ข๐ฌ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฐ๐ณ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ต๐ถ๐ฃ๐ถ๐ฉ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ- ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ช๐ต๐ถ.
"๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ? ๐๐ข๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฑ๐ข-๐ข๐ฑ๐ข?" ๐๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ญ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด.
"๐-๐ข๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข-๐ข๐ฑ๐ข-๐ข๐ฑ๐ข ๐ฉ๐บ๐ถ๐ฏ๐จ.."
"๐๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ! ๐๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ข๐ฅ๐ช๐ฌ ๐ฌ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ช๐ฏ๐ช!" ๐๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ซ๐ข๐ณ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ-๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ช๐ต๐ถ ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฌ๐ฉ๐ช๐ณ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ฑ๐ข๐ณ. ๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฑ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ.
"๐-๐ฉ๐บ๐ถ๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ."
"๐๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ข๐ฎ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ข๐ด ๐ฎ๐ถ."
"๐๐ฆ ๐ฉ๐บ๐ถ๐ฏ๐จ."
"๐๐ช๐ต๐ข ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ." ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด ๐ฃ๐ช๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ. ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฎ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฏ๐ข๐ด๐ฆ๐ฉ๐ข๐ต ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ฌ๐ซ๐ช๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฎ๐ฐ๐ต๐ช๐ท๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ช ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช-๐ฉ๐ข๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ช๐ต๐ถ.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐ ๐ค๐๐
"K-kenapa hyung?" Ucap jimin tak percaya dengan apa yang di lakukan seokjin padanya.
"Karena kakek yang tak adil padaku."
"Hanya karena warisan itu? Hanya karena itu hyung jadi seperti ini?"
"Bukan hanya itu, karena kau selalu jadi kesayangan mereka dan aku hanya di pandang sebelah mata." Ucap seokjin yang mulai geram.
"Hyung, kalau kau ingin warisan itu aku akan memberikannya untukmu hyung dan kumohon jadilah dirimu yang dulu." Seokjin tertawa remeh dan setelahnya wajahnya berubah datar dan...
๐๐ก๐๐
Sebuah tamparan keras di dapat jimin pada pipi kirinya dan sudut bibirnya berdarah akibat tamparan seokjin yang keras.
"Tapi sekarang aku ingin kau merasakan sakit ku. Karena Mu mereka mengabaikan ku kau tahu betapa sakit yang kurasakan. Setelah kau yang lemah menjadi kuat dan lebih pintar dariku semua jadi menyanjung mu dan mengabaikan ku." Seokjin pun melangkah mundur dan kemudian memberikan perintah pada suruhannya.
"Siksa dia! terserah apa pun yang kalian ingin lakukan padanya." Seokjin berucap dingin dengan menyeringai kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya keluar dari gudang itu. Terdengar mereka bersorak senang akan perintah tuannya.
"Hyung! Tidak hyung! Jin Hyung!
"Hey diam lah manis kami berempat akan membuatmu senang dan nikmatilah apa yang kami berikan padamu."
"Hey, apa yang akan kita lakukan padanya?"
"Kau bodoh atau apa mark, lihatlah tubuh basahnya yang sexy. Ahh.. Aku sudah tak tahan." Ucap pria itu mulai mendekat ke arah jimin. Mereka mulai membuka ikatan jimin kemudian merebahkan tubuh jimin di lantai yang dingin dan kotor. Dua orang menahan tangan jimin dan dua orang lagi tengah sibuk membuka kancing kemeja putih jimin yang basah itu dan orang yang satunya membuka celana jimin.
"Tidak! Hentikan! Ku mohon hentikan!" Teriak jimin dengan tubuh yang terus meronta.
"Diam lah sayang kau akan menikmatinya." Ucap tetsuya. Tetsuya mulai menelusuri leher jimin sedang mark kini tengah membuka lebar kaki jimin kemudian mengusap paha dalam jimin menuju selangkangannya dan meraih penis mungil jimin dan mengocoknya.
"Akhhh... Tidak! Lepaskan! Ahh.. Hentikan.. Hiks.. Hiks.." Tetsuya mulai turun ke dada berisi jimin dan mulai mengulum nipple jimin.
"Akhh.. K-ku mohonhh.. Ahh..Akhh.."
Mark mulai memasukkan dua jarinya kedalam lubang jimin dan menggerakkannya keluar masuk. Namun...
๐ฝ๐ง๐๐๐ ๐
"JIMIN!!"
๐๐ฝ๐พ