webnovel

Kenan bertindak 2

Kay memberitahu Jay tentang apa yang terjadi membuat saudara kembarnya itu jelas marah. Dia tak terima jika Dirga menganggu kakaknya namun Kenan segera menenangkannya karena takut Jay akan langsung bertindak seenaknya lagi sementara itu Kenan akhirnya mendapatkan akses CCTV dirumah anaknya dan mulai melihat apa yang terjadi. Jesica sendiri memilih tidur bersama Ara agar bisa memantau kesehatan anaknya dan sang cucu yang ternyata cukup sulit untuk menyusu di dot. Kini Ara tidur dengan mendekap ibunya.

"Dariel marah sama aku mom, dia nuduh aku selingkuh."

"Jadi kakak sama Dariel berantem?"

"Iya, dia ga mau denger penjelasan aku mom."

"Kenapa sih kakak baru bilang?kalo dari dulu kakak bilang mommy bisa kasih tahu Tante Lala sama negur anaknya."

"Karena aku ga tahu dia bakalan kaya gini mommy."

"Kakak harus banyak makan, dokter tadi bilang apa?kakak darah rendah makannya pusing kalo berdiri, lemes. Belum lagi kakak banyak pikiran. Pokoknya udah jangan dipikir lagi Daddy yang urusin Dirga."

"Dariel pasti nyangkannya aku ngadu ke Daddy, ke mommy."

"Meskipun kakak udah nikah bukan berarti Daddy sama mommy ga boleh tahu apa yang terjadi sama kakak. Gimana pun kakak masih tetep anak Daddy sama mommy. Kalo Dariel protes bilang kakak ngadu-ngadu coba bilang mommy. Dia sendirikan malah marah bukan selesain masalah."

"Aku stres mom, air susu aku ga keluar. Ravin rewel. Dariel makin kesel."

"Makannya kakak jangan stres-stres jadi ngaruh sayang sama anaknya. Coba kalo ada apa-apa cerita sama mommy. Kalau masih takut cerita sama Daddy ceritain dulu sama mommy." Tegur Jesica membuat Ara mengangguk.

"Mommy ga mau kalo ada masalah kita tahunya belakangan. Untung ada Kay yang mergokin kalo engga gimana coba?"

"Iya mommy.."

"Udah sini tidur sayang. Istirahat nanti malem pasti anak-anak bangun minta susu." Jesica semakin mendekap anaknya begitupun Ara yang semakin mendekat. Dia nyaman tidur dipelukan ibunya. Rasanya hari-hari kemarin cukup berat tapi sekarang sedikit berkurang.

"Kakak ga boleh diganggu sama siapapun!!" Teriak Jay kesal.

"Sabar bang, inikan Daddy lagi liat dulu Sebenernya kejadiannya itu gimana."

"Ini udah jelas-jelas dia gangguin kakak terus dad."

"Daddy ga mau Abang main pukul-pukul lagi. Urusan kaya gini kalo mau bikin jera ga bisa pake kekerasan bang."

"Aku kesel dad."

"Iya Daddy tahu. Emang Daddy engga?Daddy lagi pikirin cara lain bang."

"Aku harus telepon Tiara. Dia ga boleh deket-deket sama kak Dirga." Jay segera mengeluarkan Handphonenya dan menghubungi tunangannya itu.

- Iya bang.

- Kamu ga usah deket-deket sama kak Dirga lagi ya.

- Loh kok?

- Dia ganggu kakak aku lagi sampe sakit. Aku ga mau dia ganggu kamu juga.

Ucapan Jay membuat Tiara terkejut. Rupanya ucapan Dirga waktu itu benar-benar seurius. Dia ingin menghancurkan rumah tangga Ara dan Dariel.

- Iya bang.

- Aku ga terima kakak aku digituin. Ga ada kapok-kapoknya itu orang.

- Sayang..tenang. Kak Dirga itu punya obsesi yang ga kesampaian jadi dia gitu. Karena obsesi itu dia salah jalan.

- Kamu tahu darimana?

- Waktu aku jalan sama kak Dirga dia ceritain kak Ara. Dia bilang masih cintalah, kenapa kak Ara milih Dariel-lah. Pokoknya dari curhatan dia, keliatan dia itu terobsesi dengan kakak Abang."

- Kok kamu baru cerita sekarang?

- Karena aku udah bujuk dia buat berhenti dan aku pikir dia ga lakuin apapun sama kak Ara tapi kalo tahu gini ceritanya mungkin aku bakalan kasih tahu Abang.

- Udah gila emang tuh cowok bang**t.

- Bang, aku ga suka ya Abang ngomong kasar nanti kebiasaan loh.

- Ya karena dia emang kaya gitu.

- Udah deh daripada debat bikin kita ribut jangan telepon aku dulu deh. Abang tuh lagi kesel sama kak Dirga.

- Awas ya kamu ketemuan sama kak Dirga lagi.

- Iya bang engga.

Tiara mengakhiri teleponnya.

****

Kenan baru sampai dikediaman Lala dan Dimas. Dia sudah mengatakan pada Lala akan berkunjung dan karena itu ketika jam pulang tiba Dimas segera menuju rumahnya.

"Masuk Ken, ga sama Sica?"

"Engga La, ada Ara kerumah lagi heboh ngurusin triplets."

"Oh...pantes emang punya cucu banyak harus ekstra." Ucap Lala lalu memanggil suaminya Dimas.

"Eh Ken, sehat?"

"Alhamdulillah sehat, Dimas gimana?"

"Sehat-sehat aja. Ada apa-ada apa nih?"

"Coba panggil Dirga La.." Pinta Kenan membuat Lala segera memanggil anaknya yang memang sejak siang sudah dia suruh pulang. Kini Dirga datang dengan tatapan menunduk. Sepertinya dia sudah tahu apa yang akan terjadi. Dia ketakutan melihat Kenan.

"Saya ga bisa lama-lama makannya langsung ke intinya aja. Anak kalian Dirga gangguin Ara."

"Gangguin?"

"Saya kira kejadian di Jogja udah cukup membuat Dirga jera. Udah berakhir pula permusuhan Ara, Dirga dan Jay tapi ternyata engga. Dirga masih gangguin Ara setelahnya. Ini bukan saya ngada-ngada. saya bawa buktinya. Ini rekaman CCTV rumah Ara." Kenan menunjukkan rekaman di tabletnya.

"Ini adalah bukti-bukti panggilan Dirga. Awalnya pake nomer dia tapi karena di blokir kayanya Dirga beli nomer baru. Dirga juga mengirim banyak pesan sama Ara." Kenan semakin menjelaskan. Ini benar-benar gila. Dimas dan Lala bahkan dibuat menganga. Dirga bagaikan seorang stalker.

"Dim, La, saya ada rencana buat lapor polisi." Kenan dengan mantap mengatakan hal itu membuat Dirga terbelalak kaget. Polisi?apa harus sejauh itu?dia tak mau berurusan dengan hukum. Kenapa jadi begini?Ara benar-benar tak main-main dengan ucapannya waktu itu. Dia benar mengadu pada Kenan. Tangan Dirga bergemetar. Keringatnya mendadak mengucur banyak. Dimas sudah tak bisa berkata-kata dengan kelakuan Dirga. Dimas kesal. Dia menatap sinis Dirga. Dia malu sebagai orang tua. Bagaimana bisa Dirga melakukan hal itu? terutama pada anak teman baiknya sendiri. Sebenarnya ada apa dengan anaknya?.

"Saya datang supaya kalian ga kaget kalau tiba-tiba ada polisi datang ngejemput Dirga. Gimana pun saya ngehargain kalian temen Sica atau temen saya tapi karena ini sudah menyangkut psikis Ara dan rumah tanggannya. Saya ga bisa diem lagi. Ini udah keterlaluan." Kenan bersikap tegas. Dirga dibuat bungkam. Lala diam begitupun Dimas yang bingung harus menanggapi ucapan Kenan dengan apa.

"Om...om...jangan om.." Dirga kini berlutut di kaki Kenan. memeganginya erat.

"Jangan bawa ke polisi om." Dirga berbicara lagi sementara Kenan sudah tak sudi memberi ampun pada anak itu. Tega-teganya dia membuat Ara tersiksa. Kenan tak mungkin meloloskannya begitu saja. Dia harus memberi hukuman yang setimpal bagi Dirga.

***To Be Continue

Next chapter