webnovel

Kerja

Kiran pulang dengan selamat ke Indonesia namun tak ada satupun orang yang tahu apa yang dia lakukan dengan Kay di Australia. Kiran hanya menceritakan kisah jalan-jalannya kepada sang Bunda dan teman-temannya yang juga tak kalah iri Kiran bisa berlibur ke Luar negeri. Dia seakan menyimpan rapat-rapat kesalahan yang dibuatnya bersama Kay. Dia bersikap seolah tak ada apapun yang terjadi meskipun tak bisa dia pungkiri bahwa dia selalu memikirkan tentang hal itu. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kedua orang tuanya tahu.

"Ran..." Panggil Wina dari kejauhan yang kemudian semakin mendekat. Disampingnya tampak seseorang ikut berjalan. Sesampainya dimeja Kiran Wina langsung melakukan ritual ala wanita jika bertemu yaitu cipika-cipiki.

"Makin segeran aja lu pulang liburan."

"Masa sih?"

"Iya seurius, gara-gara ketemu Kay kali ya."

"Iya bisa jadi, udah lama ga ketemukan.."

"Eh kenalin nih temen gw yang sempet gw ceritain itu."

"Kiran.."

"Baskara." Pria itu langsung menyambut hangat uluran tangan Kiran. Setelah itu mereka bertiga duduk kembali. Sebelum memulai pembicaraan Wina dan Baskara memesan beberapa cemilan.

"Bas ini bapaknya punya perusahaan penerbit nah dia ini megang fashion magazine. Gw ceritain deh tentang lu, kayanya kalian cocok."

"Tapi gw belum punya pengalaman kerja Bas.."

"Ga papa, kita terbuka kok buat fresh graduate. Perusahaan papah juga belum besar-besar amat."

"Nanti gw kasih lamaran gw.."

"Ga usah, Wina udah kasih sama gw. Besok paling ke kantor buat tes sama interview langsung sama HRDnya."

"Oke, jam berapa?"

"Datang jam 8 aja ya Ran.."

"Beneran nih ga usah bawa lamaran?"

"Iya bener..."

"Eh bentar gw ada telepon nih dari klien kalian ngobrol-ngobrol aja dulu." Wina segera menjauh karena sepertinya itu telepon penting.

"Gw enaknya panggil apa ya?"

"Bas aja ga papa."

"Eh ngomong-ngomong kelahiran berapa? jangan-jangan kakak lagi. Duh maaf..."

"Iya sih emang lebih tua tapi ga jadi panggil om juga Udah Bas aja ga papa."

"Udah lama kerja di dunia penerbitan?"

"Baru 2 tahunan kok, jadi ya masih belajar. Ran kenapa suka fashion?"

"Suka aja, kayanya seru gitu kerja di dunia fashion. Tahu apa aja yang lagi trend atau bahkan bisa ciptain trend baru."

"Kirain Dan tertarik bikin baju, jadi designer gitu."

"Dulu sih kepikiran kaya gitu cuman pas aku pikir-pikir lagi kalo kita punya kesukaan di satu bidang kayanya ga harus kebatas sama jurusan kuliah kota atau apapun. Aku suka fashion mau aku jadi designer kek, mau aku jadi jurnalis doang, atau apapun yang jelas itu dunia aku, yang bedain cuman nama aja tapi selebihnya aku suka ada dibidang itu. Kalo bisa sih semuanya aku jajalin deh." Ucap Kiran yang entah sejak kapan kita mengubah panggilannya menjadi aku dan kamu.

"Oh..seneng tantangan ya orangnya."

"Kalo Bas kenapa suka fashion?"

"Kalo aku ya kejebak. Ini dunia bokap jadi siapa lagi penerus bokap kalo bukan aku."

"Anak tunggal?"

"Iya.."

"Enak dong dimanja sama mamah sama papah."

"Ibu aku udah meninggal."

"Eh sorry ya..."

"Iya ga papa. Aku sekarang tinggal sama papah aja."

"Berdua aja?"

"Iya, berdua aja. Hm...Ran boleh minta nomer kamu?biar kalo ada apa-apa bisa aku hubungin ga usah lewat Wina."

"Oh..boleh." Ucap Kiran lalu mendikte nomer Handphonenya setelah itu temannya Wina datang kembali. Mereka pun terlibat obrolan yang seurius tentang pekerjaan.

***

Setelah selesai mandi Kay segera meraih ponselnya sementara teman-temannya yang sedang berkunjung masih sibuk bermain-main di ruangan tamunya. Kay mencari tempat yang pas untuk melakukan panggilan dengan kekasihnya Kiran. Ditekannya tombol yang langsung menunjukkan wajahnya yang menunggu video callnya dijawab Kiran. Panggilannya itu belum juga diangkat sang kekasih. Dia mencobanya lagi namun belum juga ada jawaban. Selang beberapa saat Kiran akhirnya menjawab panggilan Kay.

- Kok lama sayang?.

- Iya maaf, aku habis selesai mandi.

- Kirain aku kamu kemana.

- Sayang, aku besok ada interview.

- Interview dimana?.

- Di perusahan penerbit Mediaskara.

- Wah bagus dong, ini yang kemarin kamu ceritain?.

- Iya, ini kenalan Wina namanya Baskara, papahnya yang punya perusahaan itu.

- Kamu pasti bisa. Besok kasih tahu aku hasilnya gimana.

- Ribut banget, ada orang ya disana?.

- Ada temen-temen aku sayang lagi main. Tuh...

Kay mengalihkan kameranya kearah teman-temannya.

- Cowok semua kok.

- Iya aku percaya.

- Vlog kamu gimana?udah mulai belum?nanti aku suscribe deh.

- Masih diedit.

- Diedit siapa?.

- Di editin sama Jul.

- Jul itu siapa?

- Temen kuliah aku dulu. Dia pinter tuh ngedit-ngedit jadi aku minta tolong dia.

- Bayar?

- Ya..paling aku kasih uang terimakasih meskipun dia bilang ga usah.

- Iya soalnya modus pingin deketin kamu.

- Aku?kan waktu itu pernah ketemu kamu juga yang. Jadi dia tahu aku punya pacar.

- Ah ga ngaruh, cowok kalo suka bisa dikejar.

- Cemburu?aku ga ada hubungan apa-apa selain temen sama Jul.

- Engga kok, ga cemburu cuman... hati-hati aja.

- Udah aku kasih semuanya kok sama kamu masa cemburu.

- Ya udah bahas yang lain aja.

- Udah tahu bulan depan berapa hari disini?

- Cuman 2 hari

- Kok bentar banget.

- Kan aku ada kelas sayang.

- Cape loh kamu bulak balik.

- Ga papa daripada kamunya cemberut.

- Ya udah ga usah kesini.

- Engga. Aku bakalan kesana, aku bakalan datang jadi tamu wisuda kamu .

- Ga usah gapapa, nanti kamu sakit lagi.

- Pokoknya aku datang supaya kamu percaya kalo omongan aku itu bukan Hoax.

Ucapan Kay disambut senyum-senyum oleh Kiran.

- Kamu bilang kamu bakalan kerumah aku sama keluarga kamu habis wisuda, kalo cuman 2 hari mana bisa.

- Ya ga sehabis wisuda banget yang, maksud aku kita bisa cari waktu yang tepat lagi buat pertemuan keluarga. Inikan pertemuan seurius.

- Aku belum bilang ke bunda sama ayah.

- Ya udah tunggu aku bilang Daddy dulu nanti aku kabarin sayang.

- Kamu jangan terlalu lama nongkrong-nongkrong. Istirahat kek.

- Iya sayang, ini masih jam wajar kok. Eh....cincin yang aku kasih mana?kok ga dipake?

- Jari aku banyak banget cincin, bahaya tahu, aku bisa jadi inceran pencuri.

- Masa ga dipake sih.

- Ini masih ada yang aku pake satu, kalung juga masih aku pake.

- Itu cincin penting loh.

- Kalo kamu kasih cincin nikah aku pake bener deh.

- Kalo jalan sama aku pake.

- Iya-iya nanti aku pake....

Kiran menurut dengan keinginan Kay.

***To be continue

Next chapter