webnovel

Malam minggu

Sedaritadi Kay melihat Jam ditangannya. Ini sudah menunjukkan pukul 7 malam tapi belum ada tanda-tanda kehadiran keluarga Kiran direstiran ibunya sementara saat keluarganya dengan santai bermain-main atau bahkan memakan beberapa cemilan yang disediakan.

"Dad..dad...mereka datang..." Kay dengan riang saat melihat Kiran dan keluarganya baru saja melangkahkan kaki dan duduk disalah satu meja tamu. Kenan hanya melirik sejenak lalu kembali bermain dengan anaknya Kris sementara Jesica masih sibuk memasak. Maklum saja malam ini kan malam Minggu, restoran cukup ramai dan Jesica memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali ke dapur. Sudah lama dia tak sesibuk ini. Jesica sangat menikmati saat bergelut dengan alat masak didapurnya.

"Ya udah biarin dulu, kita tunggu beberapa menit jangan langsung nyamperin." Kenan berkomentar santai. Jay sibuk memakan ice creamnya. Pikirannya tidak ada disini sekarang. Dia memikirkan Alyssa.

"Nih kesukaan Mas.." Jesica datang dengan sepiring daging sapi lada hitam.

"Makasih sayang..." Kenan meraih pinggang Jesica yang berdiri di depannya.

"Aku ga papakan ikut masak dulu?"

"Nanti Mas samperin mereka, kalo Mas ke meja mereka kamu susul ya, cuman bentar..aja setelah itu kamu mau masak lagi terserah."

"Iya Mas.."

"Seksi banget kalo lagi masak..." Goda Kenan.

"Mas..ada Jay disamping jangan komen yang aneh-aneh."

"Kris mommy masak ya...Kris diem aja ya sama Abang..." Jesica membungkuk untuk melihat anaknya namun Kris malah menyodorkan kedua tangannya minta digendong.

"Sini mommy gendong dulu..."

"Kris jangan dikasih es terus Mas nanti batuk dia.."

"Iya engga, kamu masak lagi aja. Sini Kris sama Daddy.."

"Na Au.. " Kris langsung memalingkan wajahnya dan bersembunyi di pundak ibunya.

"Kok ga mau sayang?mommy masak dulu..."

"Mom...my..." Kris merengek tak mau lepas dari dekapan ibunya. Mengalungkan tangan kecilnya dileher sang ibu.

"Ken?" Seseorang menyapanya. Kini badan tegap Arby sudah ada disampingnya ditemani Marsha yang juga menggandeng lengan Arby. Rupanya tak perlu menunggu Kenan menghampiri Arby dan Marsha sudah mengambil start.

"Eh...Arby, Marsha.." Kenan pura-pura terkejut. Aktingnya luar biasa membuat Kay ingin tertawa.

"Ga nyangka bisa ketemu lagi, udah lama padahal." Arby menjabat tangan Kenan sementara Jesica hanya tersenyum karena bingung Kris masih dalam gendongannya.

"Iya, ini restoran istri saya, akhirnya main."

"Oh iya?wah padahal kita ga tahu, Ran yang ngajakin."

"Duduk dimana?"

"Itu.." Arby menunjuk pada kursi yang ada Ran seorang diri disana.

"Ya udah kita makan bareng aja, biar saya cari meja yang lebih gede." Jesica langsung memanggil stafnya.

"Eh jangan takut ganggu lagi."

"Ga papa, kebetulan lagi makan juga." Jesica memaksa dan seketika mereka berpindah menjadi satu meja yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Kris..sini gendong daddy..."

"Na Au.." Kris masih memalingkan wajahnya. menyandarkannya dipundak sang ibu mungkin dia mengantuk.

"Udah bisa ngomong sekarang, terakhir ketemukan masih bayi." Ucap Marsha.

"Iya ga kerasa waktu tuh emang berjalan cepet." Jawab Jesica berbarengan dengan makanan mereka datang. Kini mereka sibuk dengan makanannya masing-masing. Kiran dan Kay sesekali saling melirik memastikan semuanya berjalan lancar sementara Jay masih termenung dengan pikirannya. Dia tak fokus dengan acara makan malam ini.

"Abang, mau tambah lagi ga?" Jesica melihat makanan dalam mangkok Jay sudah hampir habis.

"Engga mom.."

"Abang kenapa?"

"Ga papa kok. Mommy mau makan?biar aku yang gendong Kris."

"Kris lagi manja ga mau digendong siapa-siapa."

"Dasar embul.." Jay meledek adiknya sambil melihat kebelakang punggung ibunya yang menampakkan wajah Kris yang mengantuk.

"By mana anak laki-lakinya?siapa ya namanya, lupa.."

"Rafi Ken.."

"Nah iya, kok ga ikut?"

"Biasa kalo Anak cowok suka susah, lagi sibuk sama temen-temennya.." Arby menjawab cukup ramah. Ini tak terlihat seperti yang dikatakan Kiran jika Arby tak suka dengan Kenan. Mereka banyak mengobrol diatas meja entah membahas hal-hal yang berkaitan dengan bapak-bapak hingga Arby keluar dari kursinya untuk merokok ditempat lain. Kenan mengambil kesempatan ini. Dia segera menghampiri Arby lagi.

"Padahal kalo mau ngerokok bisa disana.." Ucap Kenan sambil menunjukkan smoking Area.

"Takut kelamaan nanti Marsha nyari. Mau?"

"Oh engga, saya ga ga ngerokok..." Kenan langsung menolak.

"Wah hebat, saya aja pingin berhenti masih susah."

"Bisa kok, pelan-pelan aja."

"Iya lagi nyoba ngurangin Ken.."

"By...maaf nih nanya gini. Apa pernah Arby ga suka sama saya?"

"Maksudnya?"

"Ya..gimana pun saya sama Marsha ada hubungan, mungkin karena hubungan itu Arby merasa ga nyaman kalo ada saya. Kenapa saya nanya gitu, saya juga dulu penasaran sama istri saya. Apa pernah dia ga nyaman kalo saya ketemu Marsha, atau dia ga suka tapi jawaban istri saya. Dia ga papa dan ga keberatan selama ketemunya barengan maksudnya ga berduaan. Bisa nimbulin prasangka kan?"

"Ya jujur awal-awal iya tapi saya dan Marsha udah ngomongin hal ini dan kita udah sama-sama dewasa. Kalo diliat-liat saya yakin kamu ga ada maksud ganggu istri saya begitupun sebaliknya. Jadi...saya udah ga masalah. Kalo sekarang kita ketemu kaya gini, ya ga papa."

"Bener?saya ga mau salah paham."

"Emang masih ada urusan yang belum selesai sama Marsha?"

"Oh udah engga by, kita udah komitmen jadi temen. Urusan saya sama Marsha udah kita selesain dari tahun kapan. Kita memang pernah ketemu berdua, itupun kayanya waktu Marsha belum nikah sama kamu sementara saya udah nikah sama Jesica."

"Oh kirain masih ada."

"Kita temenan karena riwayat orang tua kita yang udah damai."

"Marsha pernah cerita soal itu." Arby tahu persis cerita masa lalu Marsha dan Kenan. Sejak pertengkaran mereka, Marsha menceritakan beberapa cerita yang belum dia ceritakan pada suaminya hingga membuat Arby percaya dan tak menaruh lagi curiga pada Kenan.

"By..saya punya 4 anak. 1 perempuan udah nikah, 2 anak kembar, 1 masih kecil. yang kembar ini dua-duanya spesial. Kalo Arby liat Jay, mungkin ada perbedaan yang mencolok dan saya akan akui iya. Ada insiden saat kehamilannya jadi dia bersikap kaya gitu jadi mohon dimaklum aja sementara Kay, dia anak yang paling sehat dan nakal dari ketiga saudaranya. Dia bukan anak yang manja bahkan saya kaget waktu dia bilang punya cafe sendiri. Anak nakal saya ternyata orang yang berpikir kedepan. Menurut saya dia sudah jauh berubah sekarang dan kata istri saya itu berkat Kiran. Makasih udah rubah Kay jadi lebih baik. Saya bilang ini bukan untuk memuji anak saya sendiri tapi saya cuman pingin nanya, dengan latar belakangan hubungan saya dan Marsha apa boleh anak saya deket sama Kiran?"

***To Be Continue

Next chapter