webnovel

Suami Idaman

Ara sedang berbaring sambil memegang dotnya ditemani Jesica dan Kenan. Matanya masih menatap layar kaca yang menampilkan animasi kartun kesukaanya sementara Jesica ditempat tidur sebelah terus bermain ponsel sambil mengelus-elus perutnya.

"Tidur sayang..." Kenan mengusap lembur rambut Ara sambil menepuk pelan pantat kecil anaknya.

"Dada ala pis..." Kenan langsung melihat kearah bawah dan benar saja di sudah pipis di celana.

"Duh Ara, Daddy udah bilang kalo udah kerasa pingin pipis ke toilet sayang kemarin-kemarin kan bisa." Kenan langsung menarik celana anaknya.

"Ke kamar mandi dulu yuk bersih-bersih." Kenan menuntun Ara berjalan ke arah kamar mandi. Dia membersihkan kemaluan anaknya yang basah akibat air pipisnya sementara Jesica senyum-senyum melihat cara Kenan mengasuh anaknya.

"Ngin..ngin..." Protes Ara membuat Kenan tersenyum, dia langsung mengambil handuk dan mengelap kaki Ara hingga kering. Selesai bersih-bersih Kenan memakaikan celana baru dan kembali ke tempat tidur Ara dan mengelap dengan bersih bekas pipisnya takut-takut ada yang tertinggal.

"Kenapa ga pake Pampers aja Mas?"

"Kasian Ara, pantatnya takut lecet kalo pake Pampers terus."

"Ndong...ndong..." Ara menghampiri ibunya dan mengangkat tangan.

"Sini, mau tidur disini Ara?" Jesica mendudukkan Ara tepat disampingnya.

"Cucu..." Tangan Ara merayap ke dada Jesica.

"Tadi kan udah sayang, Ara kan sekarang belajar minum di Dot."

"Ndaa mau.."

"Mas gimana ini?"

"Ya udah kasih aja ga papa kok, dia kayanya susah tidur belum kebiasa pake dot.

"Justru harus dibiasain Mas supaya ga minta-minta terus."

"Pake dot ya Mommy bikinin lagi."

"Ndaa.."

"Daddy gendong deh diayun sini.." Kenan menghampiri anaknya yang akhirnya mau.

"Na.." Ara menunjuk ke luar pintu.

"Kesana?" Kenan menuruti lalu keluar kamar menuju dapur membuatkan lagi susu Ara yang sudah habis. Dia menggunakan pengais sekarang dan mencoba perlahan mengayun Ara yang kembali memegang dot nya. Diruang tengah Kenan terus mencoba membuat Ara tertidur sambil bersenandung kecil. Sebenarnya dia memang lelah setelah seharian bekerja dan sesampainya dirumah dia harus mengurus Ara tapi dia juga tak tega melihat Jesica yang hamil harus menjaga Ara terus. Kenan pikir dibanding dia Jesica yang lebih perlu istirahat. Sejam kemudian Kenan masuk kamarnya dengan Ara yang sudah tertidur nyenyak, dia pindahkan secara perlahan Ara ke tempat tidurnya setelah itu dia ke kamar mandi karena sudah tak tahan ingin membuang urinenya.

"Udah malem gini kenapa belum tidur?" Kenan langsung tidur di samping Jesica.

"Ga tau belum bisa tidur Mas.."

"Ada yang dipikirin?"

"Engga, ga ada."

"Ya udah tidur yang.."

"Mas jangan jauh-jauh tidurnya."

"Ya udah sini.." Kenan membuat Jesica mendekat dan kini mereka saling berhadapan.

"Tugas Mas tiduran Ara udah beres tinggal mommy nya nih."

"Mas.." Jesica meletakkan tangannya diatas pipi Kenan yang kini sedang menatapnya dengan mata lelah.

"Hmm.."

"Makasih ya, Aku tahu Mas cape tapi Mas tetep ngurusin Ara."

"Ara itu tanggung jawab kita berdua bukan kamu atau Mas aja."

"Dari awal kita kenal aku ga nyangka kalo Mas bakal jadi suami yang kaya gini, Mas suami idaman banget."

"Hm..muji-muji gini pasti ada maunya, apa?pingin Mas dirumah aja dari pagi?" Canda Kenan.

"Engga, apaan sih. Aku seurius Mas. Aku ga nyesel dijodohin sama Mas."

"Bohong, awal-awal kamu ninggalin Mas."

"Ya kan Mas juga bimbang ya udah aku tinggalin."

"Mas sayang kamu ka." Kenan menarik tangan Jesica yang ada di pipi nya dan menciumnya lembut.

"Aku juga sayang Mas.."

"Kamu kenapa sih belakangan romantis banget, Mas curiga jadinya ada apa sayang?"

"Ga papa pingin aja, bawaan bayi kali pingin deket Daddy nya."

"Terus aja nyalahin bayi nya kalo apa-apa."

"Seurius, hamil yang sekarang aku pinginnya rebahan mulu sama pingin dimanjain Mas terus."

"Kenapa harus pas hamil? lagi biasa juga boleh kok. Mas tuh dulu tipe ceweknya suka yang manja."

"Kenapa?"

"Suka aja imut gitu lucu, kalo kamu dulu tipe cowonya yang gimana?"

"Aku seneng sama cowok lembut."

"Tapi kamu malah macarin Andra."

"Itu sih khilaf dan ga tau kalo dia sekasar itu."

"Mas lembut ga?"

"Lembut kok yang jelas Mas ga pernah kasar."

"Kalo kamu nilainya 4 jempol deh hebat di dapur hebat di ranjang juga.." Kenan sambil tertawa kecil membuat Jesica senyum-senyum nakal.

"Mas..kalo aku meninggal duluan Mas nikah lagi ga?"

"Kok kamu ngomongnya gitu sih?Mas ga suka."

"Cuman pingin tahu aja."

"Mas ga suka ngomongin gini ka.."

"Jawab aja.."

"Mas..sayang kamu, Mas ga akan nikah lagi tapi kalo kamu kayanya ada yang cakep langsung nikah lagi."

"Engga, aku mending jadi janda seumur hidup dan ngurusin anak aku."

"Kalo Mas boleh milih mending kamu duluan."

"Ih kok gitu?"

"Supaya Mas aja yang ngerasain sedih kehilangan kamu, kamu jangan sedih-sedih." Kenan membuat Jesica terharu.

"Kok nangis?"

"Habis Mas ngomongnya gitu.."

"Sensitif banget sih bumil." Kenan mengusap air mata Jesica.

"Mas pingin gedein anak kita bareng-bareng. Kamu jangan nanya-nanya gitu lagi ya. Mas tahu semua orang pasti bakalan ada di Fase itu tapi daripada dipikirin mending happy-happy sambil ibadah ngumpulin pahala buat bekel ya sayang?" Tanya Kenan yang dijawab anggukan kepala oleh Jesica.

"Oh iya Mas udah tahu nama anak kita pokoknya huruf depannya harus dari nama kita J sama K."

"Mas udah siapin?"

"Udah, tenang aja."

"Ara seneng ga ya punya adik?kasian dia takut ngerasa aku jauhin padahal bukan gitu."

"Ara pasti seneng dia belum paham aja."

"Udah ini udah ya Mas jangan nambah lagi."

"Kenapa?"

"Ya cukup aja Mas."

"Tapi kalo bikinnya ga berhenti kan?"

"Ih..Mas.." Jesica memukul kecil lengan berotot Kenan.

"Masih belum bisa tidur?"

"Belum Mas, kalo Mas ngantuk tidur aja duluan.."

"Engga kok, ada yang dipingin kali, apa?"

"Engga ada kok Mas aku ga ngerasa pingin apa-apa."

"Ya udah cobain tidur."

"Kalo gitu sambil dipeluk Mas."

"Ya udah mau dipeluk gimana sayang?" Kenan pasrah dan tak lama Jesica membalikkan badannya hingga punggung Jesica menempel pada dada kanan. Kenan sengaja merentangkan tangannya agar menjadi bantalan kepala istrinya. Tangan yang satunya ia letakkan tepat diperut Jesica sambil mengusap pelan.

"Tidur dong jangan begadang terus, Mas perhatiin belakangan kamu suka nonton tv mulu kalo ga main ponsel jangan dibiasain kaya gitu."

"Aku ga bisa tidur kalo Mas belum disamping aku."

"Mas kan kalo ngurus Ara juga suka di kamar yang."

"Ya tapi kan sibuk sama Ara ga kaya gini."

"Beneran deh kamu lagi manja-manjanya nih sama Mas." Kenan senyum-senyum mencium punuk belakang istrinya.

"Ka..diem dong sayang jangan digitu-gitu." Kenan protes saat Jesica terus menggerakan pantatnya dibawah sana.

"Kenapa?takut tegang?"

"Lagi hamil, Mas masih takut nih kalo harus gituan."

"Ga papa kok kan pelan."

"Kamu ya ngegoda Mulu." Kenan menaikan wajahnya dan mencium pipi Jesica.

"Ya udah cepet Mas kaya gini aja ya?"

"Karena kamu hamil Mas ngalah iyain aja." Kenan yang sudah jelas tak suka ketika bercinta tak saling berhadapan. Perlahan dia mencoba melorotkan celananya hanya dengan satu tangan membiarkan selimut menutupi mereka sampai atas perut.

"Kamu udah ga pake celana?" Kenan saat meraba-raba dibawah sana.

"Udah engga daritadi kita ngobrol."

"Udah manja nakal lagi sekarang." Kenan yang masih memandang Jesica.

"Meskipun kita udah punya anak gede-gede, meskipun kita udah tua aku pingin Mas tetep kaya gini ya, aku ga mau Mas berubah."

"Mas ga akan berubah kalo kamu ga berubah."

"Jangan tinggalin aku Mas." Jesica lalu menarik leher belakangan Kenan mencium bibirnya dengan lembut membuat Kenan sedikit terheran-heran sejak tadi ada apa dengan istrinya saat ini tapi dia hanya bisa menuruti apa yang jadi keinginan Jesica.

*****To be Continue

Morning

Chapter ini yang mengakhiri vol. 1 ya

Jangan lupa Leave commet and vote :)

Keyatmacreators' thoughts
Next chapter