1 Chapter 1: Perihal Rilisan Perdana Tiga Story dan Lain Sebagainya

Kamis, 11 Juni 2020 jam 22:39

Waktu seharian terpakai untuk revisi desain cover untuk rilisan 3 calon buku di Wattpad. Salah satunya ya ini. Sebenarnya belum gitu puas buat desain yang ada, tapi ya ngga apa-apa juga. Semua bikin sendiri, bahkan yang untuk "Naghari" modal gambar dari yang sudah bertahun-tahun lalu dibuat, terus di edit di app.

Sayangnya di sini ngga bisa ubah ukuran gambar ya. Niatnya mau pasang di sini desain cover tiga tiganya, cuma pada gede-gede banget, jadi ya sudah, batalkan saja.

Awalnya niat untuk nulis fanfic sekuel dari Satria Garuda Bima, tapi pas dipikir-pikir, kok lagi agak ngga sreg ya. Malah kepikirnya buat nulis "Naghari" sama "Specter Bias". Dua judul ini sebenarnya juga uda dari lama banget ada di kepala, cuma dari konsep dunia-nya yang belum mateng, bahkan sekarang juga bisa dibilang belum ada mapping di atas kertas. Dasarnya semua masih dari alur umum yang masih di dalam otak.

Sebenarnya sudah pernah dikasih tahu sama mas Rahabi Mandra, teacher waktu ikut kelas online buat nulis skenario film, bagusnya kalo bikin cerita fantasy/superhero dan semacamnya bikin world-nya dulu, detail superpower kayak gimana, silsilah penjahatnya, peta dunianya, asal muasal kekuatan yang ada di world-nya kayak apa, dsb. Masuk akal banget sih yang dibilang mas Abi. Cuma, mungkin karena aku yang masi awal banget mau buat cerita lengkap dan lebih panjang dari cerpen, jadi ngerasa kalo mikir gitu-gitunya dahulu sampai jadi, rasanya masih ngga bisa.

Nulis "Naghari" dan "Specter Bias" ini itung-itungan eksperimen, percobaan, apakah bikin alur cerita yang didasari konsep yang ada di otak, lalu dikembangin sambil jalan nulis cerita-nya, apakah buat aku do-able atau efektif, yang kedepannya ceritanya bakal ngga berantakan dan bisa dipahami dengan nyaman oleh pembaca.

Untuk tulisan hari ini, aku ngga gitu perhatiin tata bahasa, ejaan, tanda baca dll. Biarin let it flow aja udah. Aku kalo terlalu mikirin soal gramatik-nya sekarang, tulisannya bakal lama selesainya juga. Dan aku sadar, kalo hambatanku menulis salah satunya karena terlalu mikirin EYD sambil jalan ngetik. Sekarang mesti coba untuk ngetik tanpa terlalu mikir hal lain-lain selain isi tulisan, biar otak ngga kesumbat karena terlalu kebeban hal sampingan yang sebenarnya bisa dilakukan nanti setelah sampai suatu checkpoint atau bahkan setelah sebagian besar atau seluruh tulisan sudah selesai diketik.

Kalian kalau ada yang baca chapter pertama ini, mungkin mikir "ini gue baca apaan dah, ngacak ngadul, ngga rapih blablabla." Ya memang sudah mikir bakal begini pas awal mau bikin ini story. Mungkin chapter-chapter ke depannya bisa lebih dirapihkan sedikit tulisannya. Namanya juga ini untuk pemanasan buat nulis dua cerita lainnya ini.

Sekarang mikirnya sih, paling tidak mencoba untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai rutinitas, lalu menjadi benar-benar kesenangan, sehingga waktu ngerjain projek menulis, entah cerpen, puisi, atau novel ini, bisa lebih luwes dan lebih dinikmati selama prosesnya. Berusaha untuk naruh mindset ke diri sendiri, kalau saat ini prioritas membuat tulisan/karangan adalah untuk diri sendiri, tanpa terlalu mikir apakah nanti tulisannya bakal banyak yang baca dan banyak yang suka. Itu sampingan aja untuk sekarang ini.

Kalau nanti ternyata ada yang baca dan ngasih masukan, harus bisa untuk legowo dan berusaha ngga terlalu egois tidak mau dengar atau baca ucapan-ucapan ngga enak soal karya tulisannya nanti. Belajar untuk lebih membuka diri terhadap masukan.

Sudah mulai ngantuk. Besok bakal mulai untuk nulis chapter 0 atau chapter 1 dari salah satu antara "Naghari" atau "Specter Bias". Syukur-syukur bisa nyicil dua-duanya. Belum kepikiran buat "RANDOMISASI terselubung" ini mau nulis apa lagi. Apa curhat colongan kayak hari ini? Bisa aja.

Sebentar. Sekarang jadi mikir lebih dalam soal calon buku ini. Judulnya sih "RANDOMISASI terselubung", tapi perasaan ini randomnya terang-terangan. Curhat-nya sih iya terselubung.

Yowes lah.

avataravatar