webnovel

pengecut

"Tuan kami hanya mendapatkan sedikit informasi tentang nona Amanda"

"Dari hasil cctv yang kami dapatkan tadi malam nona terlihat ke minimarket dekat komplek rumah, sepertinya untuk mengambil sejumlah uang di atm."

"Setelah itu nona terlihat berlari ke arah pertokoan jl.sudirman, tapi setelah itu kami tidak tau lagi kemana arahnya, kami kehilangan jejak karna hujan mungkin nona berteduh dan bersembunyi di suatu tempat." kata Harun sekertaris pak Bima memberi penjelasan sambil menunjuk rekaman cctv yang sudah di pindah ke hp nya.

"Baiklah coba kita lihat berapa lama dia bisa bertahan, blokir semua kartu kredit dan atm nya. Aku yakin setelah uangnya habis dia akan pulang" ucap bima danudirja.

"Baik tuan.. kalau begitu saya permisi dulu."

Terdengar suara ketukan dari balik pintu sebelum pak Harun keluar, ternyata ada bi Asih memberi tahu kalau ada tamu yang datang. Pak Bima dan Harun pun segera keluar dan turun menuju ruang tamu. Rupanya tamu nya adalah keluarga Atmaja, Harun tau pasti akan terjadi masalah karna itu dia memilih berpamitan kepada semua orang dan pergi.

"Hai Bima maaf aku tak mengabarimu sebelumnya, aku memutuskan untuk kesini lebih awal karna nanti malam aku harus terbang ke bali untuk persiapan meeting besok pagi" ucap pimpinan KA Grup.

Bima panik bukan main dia kesulitan mengucapkan kata kata. Disaat tamu yang diharapkan datang tapi amanda sang calon mempelai perjodohan kabur entah kemana. Bima hanya bisa tersenyum dengan keringat yang mulai mengucur di pelipisnya, meminta para tamu untuk duduk terlebih dahulu. Memanggil asih untuk menyuguhkan minuman pada tamunya.

"Maafkan aku surya sebenarnya istriku sedang sakit aku berencana menunda pertemuan kita, tapi ternyata kau sangat tidak sabar dan datang lebih awal." ucap Bima mencari alasan.

"Benarkah? sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat. Mungkin pembicaraan tentang perjodohan bisa kita tunda" Bima bernapas lega mendengarnya. "Tapi berhubung kami sudah membawa Arya kesini biarkan lah dia melihat dan berkenalan dulu dengan putrimu."

Deg

Bima kesulitan menelan salivanya bahkan hampir tersedak. Apa yang harus di katakannya sekarang??

"Tidak ada perjodohan, putri kami sudah kabur entah kemana.." suara mama Ani bagaikan petir di siang bolong berjalan menuruni tangga dengan raut muka yang sedang kalut.

Bima, Surya dan istrinya berdiri dari sofa terkejut dengan pengakuan sang nyonya rumah. Hanya Arya yang terlihat masih duduk santai meski raut muka mengisyaratkan kalau dia juga penasaran.

"Bukan,, putri kami hanya sedang tidak dirumah sekarang, kita bisa mengatur jadwal pertemuan lagi nanti." Bima memberi alasan menenangkan.

"Sudahlah Ayah,,lebih baik batalkan saja perjodohan ini agar amanda bisa segera pulang." suami dan istri sedang berdebat sendiri.

"Apakah semua ini benar Bima?? jadi putrimu sudah menolak putraku bahkan sebelum mereka bertemu? ini benar benar suatu panghinaan bagi kami. Aku bahkan memaksa Arya untuk datang jauh jauh dari australi untuk pertemuan ini".

Arya sedang manjalin kontrak dengan perusaan di sana untuk proses ekspor hasil pabriknya ke negara tersebut.sebenarnya dia masih harus di sana selama 1 bulan untuk mengurus hal lainnya tapi surya memaksa putranya untuk segera pulang untuk perjodohan.

"Bukan begitu Surya, putriku pasti akan segera pulang.."

"kalau begitu dimana dia sekarang..??"

"Aku masih mencarinya.."

"kau bahkan tidak tau putrimu ada di mana dan bersama siapa, atau mungkin dia kabur dengan kekasihnya??"

"Jadii apakah ini yang di sebut putri yang baik?? seorang gadis yang kabur dari perjodohan bahkan sebelum melihat calonnya?? benar benar pengecut." ucapan arya mengejutkan semua orang, dia berani berbicara di sela sela perdebatan ke dua lelaki dihadapannya. Kata kata terakhir yang di ucapkan arya memang benar tapi terasa mengiris hati bima seolah tak terima anaknya di sebut pengecut.

"Arya jaga sopan santunmu" seorang wanita anggun ber rambut pendek menyela.

"Arya benar ma.. tidak sepantasnya kita di permalukan seperti ini." ucap surya kepada ayu istrinya. "Lebih baik kita batalkan saja perjodohan ini, kita batalkan juga perjanjian bisnis kita". Bima bergetar mendengar perkataan surya sedikit kecewa kepada keputusannya.

"Maafkan aku surya.. kita bisa.. "

"Sudah cukup .." surya dan keluarganya pergi meninggalkan bima yang bahkan belum selesai berbicara.

Bima terduduk lesu di atas sofa menahan gemuruh amarah dari dalam dadanya, tersirat kekecewaan dari manik matanya. Ani mendekati suaminya. "mungkin ini yang terbaik Ayah, amanda anak yang baik dia bukan pengecut, keluarga Atmaja bukan satu satunya kunci bisnis ayah." ucap Ani menenangkan suaminya.

Next chapter