Namara mengambil busur panah perak miliknya yang dibeli di Selshi. Itu mungkin dibeli di tempat yang biasa saja dan tidak spesial. Namun, busur itu sendiri memiliki kekuatan yang tidak biasa.
Kemudian dia langsung menyusul Eros di belakang rumah kayu. Di sana pohon-pohon sedikit lebih rimbun. Udara pun lebih segar dan menyehatkan.
"Kau memiliki busur yang bagus," komentar Eros setelah melihat busur di tangan Namara.
"Aku membelinya dengan beberapa koin emas. Tentu itu harus bagus," jawab Namara dengan bangga.
Eros tidak berkomentar lagi. Dia memerintahkan, "Coba kau bidik burung itu."
Namara menatap ke arah yang ditunjuk Eros. Dia melihat burung berwarna biru cerah dengan ekor yang menjuntai panjang. Burung itu bertengger di dahan pohon yang tidak begitu jauh.
"Itu? Burung itu terlalu cantik untuk dijadikan bahan percobaan," ucap Namara dengan pelan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com