Namara mencoba melepaskan diri dari ciuman Eros. Pria itu adalah pusaran penuh godaan. Pria itu juga merupakan pedang bermata dua yang bisa membawanya pada kenikmatan, tetapi juga bisa menghempaskannya ke dasar neraka.
Namara memejamkan mata dan mendorong Eros menjauh. Dia menggigit bibirnya dan menatap pria itu dengan serius. "Mari kita berbicara dengan benar," ucapnya.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Eros dengan tenang. Dia tidak tersinggung dengan tindakan Namara. Wanita itu melangkah mundur dan berakhir duduk di kursi.
"Aku ingin meminta bantuanmu," ucap Namara.
Kedua alis Eros langsung terangkat. "Bantuan??"
Namara mengangguk. "Ya." Dia terdiam selama beberapa saat. "Aku ingin belajar beberapa hal darimu."
Semakin mendengar ini, Eros menjadi semakin tertarik. Dia bergerak duduk di seberang Namara. "Katakanlah," ujarnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com