"Pak Gibran, apa kabar? Lama tidak bertemu," sapa seorang laki-laki ketika pak Gibran terpaksa memasuki ruangan pribadi bu Weni karena bayangan tubuhnya sudah tertangkap. Laki-laki itu adalah suami bu Weni.
"E-eh, maaf aku jadi mengganggu waktu kalian berdua." Pak Gibran terlihat canggung sambil menggaruk-garuk tengkuk lehernya.
"Ah, jangan sungkan. Kami sudah menganggap pak Gibran seperti keluarga kami sendiri, saya hanya kebetulan mampir. Karena sudah sangat rindu pada istriku yang mungil ini," sahut suami bu Weni.
Pak Gibran tampak masih canggung dan melirik ke arah bu Weni yang hanya diam saja dengan membawa bucket bunga yang sangat indah dan besar dia genggam dengan kedua tangannya. Di gendongnya buket bunga itu dalam dekapannya.
"Saya baru saja pulang dari luar kota, dan langsung mampir kemari hanya untuk memberikannya bunga," ujar suami bu Weni lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com