Setelah mengalami keguguran dari kandungannya, bu Weni selalu murung di sekolah. Bahkan dia bertemu dengan pak Gibran terkadang pula menangis tersedu-sedu karena sangat menyayangkan benih yang mereka jaga selalu dan membawa kebahagiaan untuk mereka dan semua anggota keluarga bu Wnei, kini akhirnya berubah kesedihan yang mendalam.
"Tenanglah, jangan selalu bersedih seperti itu. Jika Tuhan menghendaki kau bisa memiliki seorang anak kembali, percayalah… Tuhan selalu adil pada hambanya," ujar pak Girban menenangkan bu Weni di dalam ruangannya.
"Apa kau tahu, sepertinya aku tidak akan pernah bisa mendapatkan keturunan lagi. Dokter menyatakan kondisi rahimku sangat lemah usai keguguran, sungguh aku sangat takut, aku takut…" ujar bu Weni kian tersedu-sedu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com