"Apa kau sungguh tidak merindukanku?" tanya pak Gibran pada Khanza.
Lagi-lagi Khanza tersenyum miring mendengar pertanyaan pak Gibran. Lalu mendongakkan kepalanya kembali menatap wajah pak Gibran.
"Mungkin, tapi apa yang bisa aku lakukan dengan rindu itu? Semua sudah tidak sama," jawab Khanza dengan senyuman tipis.
"Kau membuatku semakin ingin memelukmu, Khanza." pak Gibran melontarkan kata-kata yang sejak tadi di pendam dalam hatinya.
"Lalu apa yang bapak tunggu?" ucapan Khanza yang demikian sontak saja membuat pak Gibran bergerak cepat dan langsung menarik tubuh Khanza dalam dekapannya.
Dalam hati pak Gibran kian semakin menderu seakan mampu mengalahkan desiran ombak di tengah laut sana. Mereka saling berpelukan, Khanza memejamkan kedua matanya merasakan pelukan hangat yang pak Gibran berikan padanya saat ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com