Sementara Icha dan pak Gibran di hadapi masalah yang sedikit rumit, Khanza justru mendapatkan banyak pertimbangan setelah dia melihat perubahan sikap Devano padanya dan Gio akhir-akhir ini. Dia sedikit luluh meski itu hanya berselang waktu beberapa jam saja, setiap hati dan perasaannya seolah di buat terombang ambing dengan batinnya sendiri. Terkadang, dia begitu membenci dan muak bahkan hanya dengan mendengar nama Devano tersebut dari bibir mungil Gio membuatnya ingin marah. Akan tetapi, di satu sisi dia tidak ingin mengorbankan kebahagiaan putranya demi ego nya itu.
"Khanza, bisakah ayah dan ibu berbicara denganmu sebentar?" tanya sang ayah ketika Khanza sedang duduk termenung di ruang tamu.
"Eng? Bo,boleh…" sahut Khanza dengan sedikit ragu. Dia sudah bisa menebaknya apa yang akan di sampaikan oleh ayah dan ibunya yang kini menatap wajah Khanza penuh rasa iba.
"Nak, mau sampai kapan kau begini?" tanya ibu Khanza.
"Aku tidak tahu, bu." Khanza menjawabnya seraya memalingkn wajah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com