webnovel

10 PERSIAPAN LOMBA (1)

Azalel hanya menundukkan wajahnya sebentar.

"Itu pilihanmu. Kami tidak akan bisa memaksamu karena kau berada dalam tubuh seorang manusia. Tapi, biar kuberitahu ya? Hidupmu sama sekali tidak akan terasa nyaman. Kau memiliki kekuatan seorang malaikat untuk melihat kedalaman hati semua manusia yang ada di sekitarmu tapi kau sama sekali tidak bisa memberitahu mereka. Kau akan tahu apakah mereka jahat atau baik. Kau juga akan mengetahui apakah setiap doa yang dipanjatkan itu tulus atau tidak. Kau juga akan bisa mendengar setiap pikiran atau perasaan mereka secara langsung…"

"Apa kau akan sanggup untuk melalui semuanya tersebut?"

"Kami memang ditugaskan untuk menjemputmu kembali ke surga tapi dengan catatan, kau sendiri yang memang memilih kembali pulang ke tempat asalmu…"

Azalel lalu bangkit berdiri dan mengeluarkan sebuah alat kecil dari dalam saku kemejanya. Ketika ia memijit salah satu tombol di atas alat tersebut, sebuah sinar kejut yang sangat menyilaukan langsung menerangi seisi ruangan. Membuat semua orang terpana kaget. Kecuali Audy.

"Reuben, ayo kita pergi sekarang…"

Sosok keduanya langsung menghilang tanpa jejak.

....................................................

SMU Tiga Pilar Bangsa

Audy dan Anthony semakin sering bertemu untuk membicarakan berbagai alternatif konsep lomba yang akan mereka ikuti dalam waktu dekat ini. Adrian semakin cemburu dengan kedekatan mereka dan ia tidak sendirian. Dalam waktu singkat, mereka berdua seringkali dibanjiri tatapan panas Dewa Neraka dari para pengagum Anthony. Anthony juga bahkan seringkali mendapat ancaman verbal atau non verbal dari para fans Audy di sekolah. Untungnya, mereka berdua bisa menghindari semua gangguan tersebut dengan mulus tanpa masalah serta benar-benar terfokus pada kegiatan lomba saja.

Anthony juga diam-diam mulai tertarik dengan Audy. Ia pintar, sangat berbakat, dan apa adanya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Sikapnya tegas dan jujur tanpa ada maksud tersembunyi apapun. Berada di dekatnya, Anthony merasa nyaman luar biasa. Audy bisa menjadi sahabatnya. Rivalnya. Adiknya. Kakaknya. Saudaranya. Atau siapapun. Mereka berdua bisa tertawa bersama tanpa beban apapun. Atau saling mengejek tanpa ada rasa sakit hati.

"Ok… jadi kita setuju sama konsep yang ini ya?" kata Audy setelah mereka beberapa bertukar pikiran tentang konsep lukisan graffiti yang akan mereka pakai nanti.

Anthony mengangguk sambil tersenyum,"Yes, it's perfect…"

"Baiklaaahhhh, saya pulang duluuuu kalau begituuu…" kata Audy lagi sambil bangkit berdiri dan menggendong ranselnya.

"Mau aku antar pulang?" tanya Anthony lagi.

Audy menggeleng. "Tidak usah. Aku bawa motor koq…Byee, Ton…"

Meninggalkan Anthony yang masih terpaku di tempatnya.

.........................................

Malam tiba….

Audy sedang memandang langit-langit kamarnya sambil memikirkan semua ucapan Azalel yang ia dengar kemarin. Semuanya terasa tak masuk akal sama sekali tapi juga terasa sangat logis di saat yang sama. Lalu, perutnya mulai bergemuruh. Cepat-cepat ia turun ke lantai bawah menuju kea rah meja makan.

"Maaa....ada makanan appppp….. Anthony???" tanya Audy kaget ketika ia melihat sebuah sosok yang sangat dikenalnya sedang duduk di meja makan keluarga mereka sambil mengobrol dengan ibunya dan Anastasia, kakaknya. Anthony yang melihat kedatangan Audy, langsung melambaikan tangannya untuk menyapa gadis tersebut.

"Yooooo….Dy? "

"Ke..kenapa kamu di sini? Kenapa kamu bisa tahu rumahku? Kenapa tidak bilang apa-apa tadi? Kenapa…."

Omongan Audy terpotong oleh omongan Anthony berikutnya.

"Kenapa aku bisa tahu? Ya, karena aku menanyakan alamat rumahmu dari Bu Julia."

"Kenapa aku bisa di sini? Karena aku ingin mengajakmu makan malam sebentar di luar…"

"Kenapa tidak bilang? Karena aku ingin memberimu kejutan…"

"Sederhana bukan?"

Anthony memamerkan senyum manisnya sekali lagi. Kedua lesung pipitnya langsung membuat jantung Audy bergemuruh hebat sekali lagi. DEG! DEG! DEG!!!

SERIBU SIALLLLLLLLLLLLLL!!!!!! Heh, jantung! Kenapa kau mengkhianati pemilikmu?? Heiiii!!

"Boleh ya, tante?"

Mama Theresia hanya menyunggingkan senyum manis sambil mengangkat kedua alisnya.

"Kebetulan mama lagi pengen roti bakarnya Kang Mamat. Tolong jangan pulang terlalu malam ya, Anthony??"

Kode!!! ITU KODE RAHASIAAAAA!!! Audy tahu benar akan hal itu!!! Uhuk uhuk…. Mukanya pasti sudah merah padam sekarang.

"Jangan lupa ganti baju sekarang ya, Dy. Kasihan Tony lama nungguin kamu ok?"

TONYYYYY???? TONYY???? Sejak kapan ibunya sok-sok akrab begitu sama bocah blasteran ituuu??? Pikir Audy sewot sambil mengganti bajunya.

Ia mengambil helmnya dan bersiap untuk pergi keluar.

"Dy, naik motorku saja?"

Mata Audy terbelalak kaget. BOCAH KAYA INI BISA NAIK MOTORRRR???

Anthony lalu menggamit lengan Audy dan berjalan keluar sambil berpamitan. "Byee, Tanteee.."

"Hati – hati di jalan yaa?"

Mereka bertiga sama sekali tidak memperhatikan tatapan cemburu yang tersirat di mata Anastasia.

......................................

Audy terkejut!

Bukan hanya karena Anthony bisa mengendarai motor trail, tapi juga ia ternyata salah satu anggota balap motor liar Rendevouz yang terkenal liar dan ugal-ugalan tersebut. Malam ini, adalah malam pertamanya Audy menyaksikan acara balap tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Ada kurang lebih seratus motor trail yang berkumpul di sana, di tengah gelapnya malam di area Bandung utara. Anthony sudah membelikan bento take away untuknya jadi ia tak terlalu kelaparan.

Audy menarik dan menghembuskan nafas panjang berkali-kali. Belum pernah ia merasa setegang ini sebelumnya. Untungnya, jaket yang ia kenakan adalah jaket kulit sehingga dinginnya udara malam tak terlalu terasa baginya. Anthony menyuruhnya untuk menunggu di basecamp bersama dengan rombongan gadis dan para pendukung acara balap liar tersebut. Acara balapan ini sendiri tidak berlangsung lama. Hanya sekitar 15 – 20 menit dari garis start sampai finish. Audy tidak punya pilihan lain selain hanya duduk diam dan menunggu dengan patuh.

Semenit berikutnya….

Seratus motor tersebut meraung keras-keras dan maju bersamaan dengan kecepatan kilat. Audy tidak bisa melihat dengan jelas motor Anthony jadi ia hanya duduk sambil memakan bentonya. Sampai kemudian, beberapa gadis belia mulai mengajaknya mengobrol untuk basa – basi dan Audy hanya menanggapi sekadarnya. Tapi, masalah berikutnya mulai datang ketika salah satu pemuda berjaket kulit mulai mendekatinya. Tatapan liar dan mesumnya langsung membuat Audy siaga penuh.

"Halo, Cantik. Lo baru ya? Gue belum pernah melihatmu…"

"Memangnya kenapa?" tanya Audy galak. Ia sudah siap memasang kuda-kuda bela dirinya.

"Gue pikir malam ini cukup indah. Bagaimana kalau kita….AUWWWWW..."

Pemuda berjaket kulit tersebut langsung mengaduh kesakitan ketika sebelah tangannya tiba-tiba dicekal dari belakang oleh seseorang.

"Stay away from her, Reagan. She's mine…" (Menjauh darinya, Reagan. Gadis ini milikku…)

kata Anthony galak. Tatapan matanya memancarkan kengerian tanpa batas. Entah sudah dari kapan ia berada di sana.

"Sorry, Bro. I didn't know that…" ( Maaf, aku tidak tahu itu..) balas Reagan sambil melangkah mundur. Tapi tatapan matanya masih terlihat sangat jengkel.

Audy mengendurkan kuda-kudanya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Anthony cemas sambil menatap ke arah Audy.

"I'm fine. Thanks…" balas Audy ramah tapi di dalam hatinya ia mengamuk habis-habisan.

NGAPAINNN LO DI SINI, BOCAAHHHHHHHH!!! GUA HAMPIR LEMPAR TUH BAGAL MESUM TADIIIII!!!

"Ayo…." kata Anthony sambil merangkul bahu Audy.

"Ke mana?" tanya Audy.

"Ga tahu, kamu mau ke mana?"

"Hmm… aku tahu tempat yang bagus…"

20 menit berikutnya, mereka berdua sudah ada di Punclut sambil menikmati semangkuk Indomie kuah, jagung bakar dan wedang jahe hangat. Audy memilih tempat yang berada di dekat jendela sehingga mereka bisa menikmati pemandangan kota yang terhampar di bawahnya dengan puas.

"I… Ini…" kata Anthony bingung saat melihat ketiga hidangan tersebut di hadapannya.

"These are the most delicious Indonesian local food. You must try it…"

(Ini semua adalah makanan local Indonesia yang paling enak. Kamu harus mencobanya…"

"Ow… ok.." kata Anthony patuh sambil mencoba Indomie kuah yang tersaji di hadapannya.

Begitu suapan pertama memasuki mulutnya, matanya langsung terbelalak kaget.

"This is good!!! Really good!!!!" ( Ini enak! Enak banget!!!)

Dalam beberapa suapan berikutnya, mie itu langsung tandas di perutnya.

"And cheap…" ( Dan murah…) kata Audy sambil tertawa lepas.

Anthony terpesona saat melihat tawa gadis di hadapannya tersebut.

"Audy…"

"Ya?"

"You're beautiful…." (Kamu cantik..)

Next chapter