Pagi harinya….
Audy terbangun dengan perasaan lelah yang luar biasa. Seakan-akan ia baru saja melakukan perjalanan yang luar biasa jauh di alam mimpinya.
"Ughhhhh…" keluhnya kesal. Kalau boleh memilih, ia sama sekali tidak mau masuk sekolah hari ini. Tapi karena ia tahu kalau ibunya akan berubah jadi Dewi Asura dari Neraka kalau ia coba-coba membolos, maka dengan amat-sangat-terpaksa, Audy menggeret dirinya sendiri ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Berharap air dingin mampu mengusir rasa sepet di matanya walau hatinya tetap memilih di dalam pelukan kasur dan gulingnya.
.......................
Kantor guru SMU Tiga Pilar Bangsa, meja Bu Julia
Hari ini juga ia akan bertemu dengan siswa paling popular tersebut. Si…Ant.. siapa gitu namanya?
Untuk membahas persiapan lomba graffiti dan tema apa yang kira –kira akan mereka bawakan. Ada tiga babak yang harus mereka lalui sebelum akhirnya mereka sampai di babak nasional. Pertama, mereka harus menyisihkan semua lawan dari seluruh peserta lomba di wilayah kota dulu dan mencapai posisi 100 Besar Terbaik. Setelahnya, mereka akan bertanding lagi di wilayah propinsi untuk mencapai posisi 25 Terbaik dan setelah itu, barulah mereka akan beradu lagi dengan para professional dan rival lain untuk memperebutkan Juara 5 Besar dan hasil karya mereka akan terpajang rapi di galeri nasional. WOW!!!
Memikirkannya saja sudah membuat Audy sangat bersemangat. Belum lagi hadiah uang yang akan diterimanya. Ia sudah bisa membayangkan kalau cita-citanya kan segera menjadi kenyataan sebentar lagi!!!!
Yeayyy…yeayyy.. yeayyyy…..
Diam-diam Audy sudah menabung dan membayangkan hadiah apa yang akan diberikan untuknya sendiri di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas! Apalagi kalau ia bisa memenangkan lomba graffiti ini! Hohohohohoho…..
"Kamu kelihatannya senang sekali. Ada apa ?"
Sebuah suara asing menyapanya dari samping. Audy menoleh.
Untuk sejenak, ia terpana untuk kedua kalinya.
Sepasang mata coklat itu, senyum itu, tubuhnya yang tinggi jangkung. Ah..ah… benar-benar pemandangan yang menggetarkan jiwa dan raga!!
Inikah si ganteng yang legendaris tersebut??
Audy buru –buru mengelap ilernya dan memasang sikap cueknya seperti biasa. Berusaha untuk tampil senormal mungkin padahal detak jantungnya sudah bersikap abnormal.
"Audy Wamera…."
"Anthony Bradford…"
"Aku bakal jadi partnermu untuk kompetisi ini…" kata Audy singkat, padat, dan jelas.
"Oh, begitu. Senang berjumpa denganmu…" kata Anthony sambil memamerkan senyumnya yang berlesung pipit.
Ya owohhhhhhhh…. Audy langsung meleleh saat melihat senyum itu. Dia manis banget!!!
Untunglah Bu Julia segera datang ke mejanya.
"Selamat siang, terima kasih banyak karena sudah mau menunggu ibu. Nah, ibu mau menyampaikan kalau kalian diberikan dana budgeting dari sekolah untuk mengikuti lomba. Tolong dibelanjakan dengan baik ya? Jangan lupa dicatat perincian pengeluaran dananya serta bon-bonnya juga. Terima kasih…" kata Bu Julia sambil menyerahkan sejumlah uang pada kedua siswa di hadapannya tersebut.
Audy dan Anthony mengangguk sambil menerima uang tersebut dan mengucapkan terima kasih. Di luar kantor guru, Adrian sudah menunggu kedatangannya.
"Bagaimana?"
"Gue disuruh belanja nih. Oia, kamu udah bilang sama Matt kalau gue harus off dulu?" tanya Audy pada Adrian. Adrian hanya menjawab dengan isyarat sambil mengacungkan jari jempolnya.
"Ok…" kata Audy lega.
"Off dulu? Emang ada apa sih?" tanya Anthony yang berdiri di sebelah mereka dengan wajah penasaran.
"Oh, kita suka ada kerja kelompok, jadi karena harus fokus lomba ini, gue ga ikutan dulu gitu…"
jawab Audy sambil berbohong. "Oia, Ton. Kenalin, ini sahabat baik gue. Adrian. Adri, ini Tony, partner gue buat lomba graffiti nanti…"
Keduanya lalu bersalaman dengan hangat sambil mengobrol. Di sepanjang koridor sekolah, banyak mata melirik ke arah mereka bertiga. Siapa lagi kalau bukan Anthony dan Audy? Duo combo maut yang sudah bisa menaklukkan hati para kaum adam dan hawa di sekolah?
Bedanya, kalau Audy memang tak menaruh perhatian pada hal-hal berbau kasmaran, kalau Anthony memang baru saja datang sehingga ia sangat popular di kalangan para siswa perempuan. Dan para siswa tersebut sekarang memandang Audy dengan tatapan pembunuh yang sangat tajam karena ia bisa berpasangan dengan salah satu cowok tercakep sejagad tersebut. Gosip memang tersebar dengan sangat cepat.
Sayangnya, Audy tetaplah Audy yang biasa. Selama apapun kau memandangnya dengan tatapan Dewa Neraka, ia takkan pernah tahu kalau kau tak bilang sendiri kepadanya.
"Jadi, kita mau belanja kapan?" tanya Audy lagi.
"Hari ini!!!"
Anthony dan Adrian langsung menjawab berbarengan.
Audy sendiri hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal karena kelakuan konyol dari kedua cowok yang ada di hadapannya tersebut.
"Serius nih??"
Adrian langsung mengangguk setuju. Entah kenapa, Audy bisa merasakan hawa pertempuran berkobar seketika itu juga.
.
Kau unik…
Dari saat pertama aku memandangmu….
Kau memang berbeda….
Aku berharap jari kelingking kita terhubung dengan benang merah…
Mungkinkah?