Guru itu masih terkejut ketika gadis itu mendekati telinganya dan berkata, "Adik telah menumpahkan banyak darah ketika dia meninggal. Maukah Mama membantu Adik untuk meminta dokter membuat surat penghormatan? Dengan begini, dia tidak akan ceroboh lagi dan ketika saatnya tiba, jiwanya akan langsung hilang."
Lengkungan di bibir Tang Li semakin dalam saat melihat guru perempuan itu mengedipkan matanya. Semuanya, baru saja dimulai. Entah di hidupnya atau di hidup Ying Xuan'er. Suara kursi yang bergerak pun terdengar dari arah panggung.
Guru perempuan itu menoleh, lalu memandang gadis yang tiba-tiba muncul di depannya. Dibandingkan dengan audisi yang barusan dilakukan di panggung, gadis yang baru muncul ini memiliki mata dan lengkungan bibir yang lebih persis dengan Ying Xuan'er di dalam novel. Ying Xuan'er memiliki karakter yang sulit diatur. Ini bukan sifat arogansi, melainkan cacat kepribadian yang disebabkan suasana rumah tersebut. Namun, gadis yang baru saja ikut audisi menutupi kejahatannya dan kurang menonjolkan sisi emosionalnya.
Karena rasa ingin tahu di hatinya, guru perempuan itu tidak menghentikan drama ini. Ia kembali menjadi sosok ibu tiri dan menatap tajam ke arah gadis itu sambil mengutuk, "Kamu telah membunuh adikmu sendiri! Cepat atau lambat, kamu akan menerima balasannya!"
Gadis itu perlahan-lahan melepaskan tangannya. Ia tidak takut dengan apa yang dikatakan oleh ibu tirinya. Sebuah senyum tenang terbit di wajahnya. Matanya yang berwarna cokelat gelap menunjukkan bahwa ia tampak sederhana dan polos. Ia lalu berbicara dengan tenang, "Benarkah?"
Nada gadis itu begitu provokatif dan terdengar berbahaya. Ibu tiri yang baru saja kehilangan putrinya tersebut mengepalkan tangannya dan berkata, "Kamu benar-benar iblis! Monster kecil sepertimu harusnya masuk neraka lapisan ke-18!"
Senyum gadis itu semakin dalam. Ia menundukkan kepalanya sejenak, lalu membalas, "Aku sarankan Mama untuk tenang, lalu pergi ke neraka." Setelah itu, gadis itu maju satu langkah dan berkata dengan lirih, "Kamu dan Papa yang telah membunuh mamaku. Jadi, bukankah kalian yang seharusnya lebih dulu pergi ke neraka?"
Setelah berkata begitu, gadis itu tiba-tiba kembali berkata, "Ah, aku tahu. Pasti karena Mama telah banyak berbuat kejahatan, Tuhan menjemput Adik terlebih dahulu untuk menutupi dosa-dosa Mama."
Wajah sang ibu tiri itu memucat saat mendengar hal itu. Namun, gadis itu tidak lagi memedulikan ibu tirinya dan berbalik badan untuk kembali ke kamarnya.
Saat Tang Li melangkah ke tengah panggung, penampilannya benar-benar dapat dilihat oleh semua orang. Ia tampil apa adanya tanpa riasan yang rumit, dahinya ditutupi plester, dan tangannya dibungkus kain kasa. Ditambah lagi, warna rambutnya yang biru keabu-abuan menambah kesan yang mengerikan. Entah bagaimana untuk menjelaskannya, namun bisa dibilang bahwa penampilan Tang Li yang seperti itu sebenarnya adalah penampilan dari seorang gadis yang berantakan.
Tang Li tetap tenang tanpa ada rasa malu, seolah tidak sedang melakukan audisi. Ia duduk di kursi dan ketika tiba-tiba teringat sesuatu, ia menatap ke arah ibunya yang masih berdiri di depan pintu lalu berkata, "Jangan lupa untuk menutup pintunya sebelum Mama pergi."
Pada titik ini, plot pada audisi berakhir. Tepuk tangan meriah datang dari seluruh penonton. Para mahasiswa yang menonton saling berbisik satu sama lain.
"Ketika melihatnya, aku benar-benar merinding. Aku hampir mengira bahwa dia benar-benar seorang pembunuh."
"Ini benar-benar bagus. Dia terlihat antara licik dan tidak berbahaya. Dia benar-benar lebih bagus daripada gadis yang tadi baru saja berakting."
"Dari jurusan apa dia? Kenapa sebelumnya aku belum pernah melihatnya?"
Tak hanya para penonton, para juri yang duduk ikut berbisik satu sama lain. Tang Li pun berdiri dan kembali ke sosoknya sendiri yang penuh kesederhanaan dan pendiam. Sikapnya yang seperti ini mengundang perhatian seorang pria paruh baya bertubuh kurus yang menjadi juri.