webnovel

Chapter 3 - The Gate Guardian.

Chapter 3 – The Gate Guardian.

Bagian 1.

Ledakan demi ledakan, kilatan-kilatan cahaya, dan hempasan angin yang kuat kini terus berlangsung di pusat kota Sindria. Beberapa menit telah berlalu sejak kemunculan Boss Monster level 200 yaitu The Gate Guardian di area portal teleportasi setelah Layla menyerang NPC pria berjubah hitam disana.

Kini kota Sindria yang merupakan kota netral pun menjadi sangat kacau karena seluruh kota kini menjadi arena Raid Boss.

Seluruh NPC di kota ini pun menghilang bersamaan setelah munculnya The Gate Guardian. Bahkan seluruh Player di kota ini pun terkurung dan tidak bisa keluar dari kota Sindria. Remain Light pun banyak bermunculan seiring dengan banyaknya player yang mati setelah menerima serangan The Gate Guardian. Jika dilihat situasinya, maka tidak ada cara player yang mati di arena ini sekarang dapat hidup kembali. Alasannya adalah karena NPC perawat yang berada di gereja yang merupakan save point setiap pemain pun kemungkinan besar juga menghilang. Itu artinya, Raid Boss ini akan berakhir ketika seluruh player yang terperangkap di kota ini mati. Atau, The Gate Guardian berhasil dikalahkan.

Pergerakan The Gate Guardian pun terlihat sangatlah aktif dan liar, membabi buta menghancurkan seluruh player maupun benda-benda yang berada di hadapannya. Bahkan, bangunan-bangunan kota pun dihancurkannya.

The Gate Guardian terlihat terus bergerak menyerang para Player dengan menghempaskan pedang besarnya dengan sangat cepat. Salah seorang yang kini berhadapan dengannya adalah Lancelot.

Percikan api serta dentuman kuat muncul ketika ayunan pedang besar The Gate Guardian menghantam kuat perisan Lancelot. Lancelot terus menerima serangan itu sampai akhirnya ada sebuah celah untuknya menyerang balik.

Sebuah pola seperti salib emas muncul dipermukaan tanah dimana dia berdiri saat ini. Mengaktifkan skill, dia mulai mencoba menyerang The Gate Guardian di depannya.

"Grand Cross!"

Ledakan dari skill itu membuat arena disekitarnya bergetar hebat, namun sesaat kemudian dia baru menyadari bahwa serangan miliknya itu meleset. Tebasan pedang besar kembali mengarah padanya kali ini. namun Lancelot kini mengindari serangan itu dengan menggulingkan tubuhnya ke samping.

"Cih, Swicth!!"

Alasan dia tidak menahan serangan itu adalah karena skill pendukung pertahanan miliknya kini sudah menghilang. Sepertinya efeknya tidak bertahan lama setelah mendapatkan serangan dari boss monster itu.

Seorang Dark Elf kemudian berlari dari belakang melewati Lancelot dengan pedang besar di tangan kanannya. Melompat tinggi ke udara, dia kemudian mencoba menyerang The Gate Guardian dari depan. Melepaskan satu tebasan mengarah pada tubuhnya dengan kuat, tiba-tiba perisai milik The Gate Guardian menahan serangan kuat dari Eowen. Melepaskan beberapa tebasan pada perisai The Gate Guardian, serangan miliknya tidak terlihat menggores perisai itu sama sekali.

Sebuah serangan balasan pun muncul mengarah padanya dari samping dengan cepat dan kuat. Eowen menahan tebasan itu dengan senjata miliknya, namun tubuhnya terpental jauh dari tempat itu. Tubuhnya terlihat jatuh pada beberapa bangunan kota.

Setelah seragan itu, beberapa player di sana pun terlihat mencoba menyerang The Gate Guardian dari jarak dekat termasuk dengan Lancelot. Efek-efek ledakan dari skill yang aktif pun terlihat terus muncul pada tubuh The Gate Guardian, namun tidak ada satu pun dari serangan itu yang mampu menggoyahkan tubuhnya. Monster itu terus bergerak dan menyerang seluruh player yang di liat.

Bahkan kali ini terlihat sebuah gerakan berbeda dari monster itu.

Tiba-tiba dia menarik senjatanya di depan dada, sebuah cahaya kini terlihat menyelimuti senjatanya. Beberapa kilatan petir pun terlihat muncul di sekitar tubuh The Gate Guardian.

Melihat reaksi itu, serangan para player terlihat terhenti untuk sementara. Mereka tau bahwa keadaan saat ini akan menjadi sangat berbahaya karena monster itu akan mengeluarkan skill miliknya. Puluhan player terlihat mulai berlarian menjauhi area dimana monster itu berada meskipun mereka belum tau skill apa yang akan dikeluarkannya. Insting mereka mengatakan bahwa serangan ini akan sangat berbahaya dan jangkauannya luas.

Ketika mata The gate Guardian mulai bercahaya dan kilatan petir mulai berkumpul sangat banyak di sekitar tubuhnya, monster itu mulai merentangkan senjata dan perisainya kesamping. Disaat bersamaan kilatan petir mulai menyebar ke seluruh area dimana dia menjadi pusatnya. Bagaikan sebuah hujan petir yang menyambar daratan.

puluhan Player yang berada 200 meter dari The Gate Guardian terkena serangan itu dan beberapa diantaranya terlihat langsung mati. Selain memiliki Damage yang besar, efek lain yang didapat player setelah menerima serangan itu adalah Paralize ( Keadaan dimana pemain tidak dapat menggerakan tubuh mereka beberapa saat ).

Lancelot yang memiliki level tinggi serta di topang perlengkapan kuat pun kehilangan 40% HP dan terkena efek Paralize setelah menahan serangan itu.

"... Sial, ini benar-benar sangat merepotkan."

"Lancelot mundurlah dari garis depan dan jaga jarak untuk sementara. Pulihkan dulu HP mu untuk sementara."

Teriak Layla yang kini terlihat berada di atas bangunan kota dan menyerang The Gate Guardian dari kejauhan. Beberapa garis cahaya yang merupakan anak panah milik Layla bergerak diudara dan mengenai tubuh The Gate Guardian.

"... Cih, Baiklah putri Layla."

Layla kemudian bergerak dan melompat dari satu gedung ke gedung lainnya menjauhi The Gate Guardian. Setelah mempunyai jarak sekitar 300 meter dengan The Gate Guardian, dia kemudian berbalik dan menyerang kembali monster itu dari kejauhan. Melepaskan beberapa anak panah, dia mulai mengaktifkan beberapa skill secara bersamaan.

Tempest, Rapid Fire, Light Arrow, Triple Arrow, Aero Blast, dan Rain Arrow, Layla terus menyerang The Gate Guardian dari jarak yang cukup jauh. Dengan menggunakan Skill pendukung Eagle Eye miliknya, dia dapat melihat dengan jelas sasaran dari jarak 750 meter dari tempat dia saat ini. Di tambah dengan perlengkapan yang dia pakai yang mempunyai bonus point untuk meningkatkan akurasi, ditambah lagi dengan skill pendukung lainnya maka serangan dia dari jarak ini pasti tidak akan meleset.

Meskipun begitu, serangan miliknya tidak berdampak besar kepada raid Boss itu. Apalagi ketika seluruh serangannya ditahan oleh perisai miliknya. Serangannya tidak membuat HP Bar monster itu bergerak 1 centi pun. Bahkan saat ini HP Bar monster ini masih berjumlah 10, dan yang pertama pun belum berkurang setengahnya.

Sementara Layla terus menyerang, di sudut lain terlihat Eowen berlari dan melompat dari satu gedung ke gedung lain mendekati The Gate Guardian. Karena dia adalah seorang player type jarak dekat, maka tentu saja dia harus berhadapan langsung 1 lawan satu dengan monster itu.

Melihat pergerakan Eowen, Layla pun mulai memberikan support padanya dari jarak jauh.

The Gate Guardian yang sebelumnya sibuk menyerang player lain pun terlihat menyadari kehadian Eowen yang kini mendekatinya. Melepaskan sebuah tebasan mengarahnya, Eowen terlihat melakukan hal yang sama. Dia mehempaskan senjata miliknya pada senjata The Gate Guardian.

Saling beradu, kedua senjata mereka memercikan kilatan cahaya seperti api di udara.

"....Berserk, Ignation, Combo Mastery, God of Eye, Movement, Accel, Charge, Awakening, Instinct."

Mengaktifkan beberapa Skill pendukung miliknya, serangan lanjutan terlihat datang langsung bersiap mengahantam tubuh Eowen dari atas. Namun serangan itu terlihat dipatahkan oleh Layla dari jarak jauh. Layla melepaskan sebuah serangan Aero Blast dari jarak 300 meter langsung pada senjata The Gate Guardian, alhasil serangan itu meleset melewati tubuh Eowen dan hanya menghantam gedung di sisi kirinya.

".... Sword Dance!!"

Eowen mulai bergerak, berlari pada sisi tajam senjata The Gate Guardian. Berlari menuju bagian atas tubuhnya sampai akhirnya tepat berada di depan wajahnya, Eowen melepaskan sebuah serangan menggunakan pedang miliknya yang bersinar.

Ledakan besar terlihat pada bagian wajah The Gate Guardian yang diserangan orang Eowen.

Serangan Sword Dance milik Eowen terlihat membuat goyah tubuh Gate Guardian dan membuat seluruh player terdiam kali ini. tubuh raksasanya terdorong mundur seperti akan roboh. Namun Eowen belum memhentikan serangannya. Memutarkan tubuhnya di udara dengan senjatanya yang bersinar, dia melepaskan 2 kali tebasan cepat pada tubuh The Gate Guardian.

"Double Slash."

Slassss....Slasss.... 2 kilatan cahaya melewati tubuh monster itu yang kemudian di susul dengan sebuah ledakan. Tubuh The Gate Guardian terlihat mulai roboh ke permukaan, membuat gemuruh sorak soray player lainnya terdengar kuat di area itu.

Sesaat kemudian sebuah garis cahaya kembali muncul dari arah belakang dan berhenti tepat di atas langit dimana The Gate Guardian roboh saat ini. Lingkaran sihir muncul di atas langit itu sebelum akhirnya ribuan cahaya turun dengan sangat cepat bagaikan peluru menghujani area dimana monster itu berada.

Serangan itu adalah skill serangan milik Layla "Innocent Rain"

Innocent Rain adalah skill dari job ke 3 milik Layla yang sebelumnya adalah seorang Wind Archery. Skill ini adalah skill area yang efeknya adalah menghujani 1 area dengan ribuan anak panah. Dengan special supporting skill class Artemis milik Layla yaitu Tempest, hujan serangan ini tidak ada satupun yang meleset karena accurasi milik Layla saat ini naik 100%. Innocent Rain sendiri adalah skill yang memiliki tingkat meleset yang tinggi. Namun ditambah skill tempest milik Rena serta supporting skill milik Thristan, tidak ada satupun hujan serangan itu yang meleset.

Area dimana The Gate Guardian roboh pun ini terlihat mulai diselubungi debu akibat ledakan-ledakan yang terjadi akibat beberapa anak panah menghancurkan permukaan lantai kota.

Menjaga jarak kembali, Eowen dan Layla kini terlihat memperhatikan debu asap dimana The Gate Guardian itu roboh.

Namun tiba-tiba debu asap yang mengepul itu bersinar terang, warna merah seperti sebuah tornado api muncul disana. Tubuh The Gate Guardian yang sebelumnya berwarna biru gelap kini berubah warna menjadi merah gelap dan diselimuti oleh kobaran api yang besar di sekitarnya.

"... Berubah?"

Ungkap Layla sedikit terkejut.

"Sepertinya perubahan warna pada tubuhnya merubah gaya serangannya. Kau harus berhati-hati Layla."

Suara Thristan menggunakan Whisper terdengar di telinga Layla.

"Aku bisa melihatnya."

Ketika Layla sedang memperhatikan keadaan, The Gate Guardian mengangkat pedang miliknya ke atas. Senjatanya terlihat mulai diselimuti kobaran api yang besar. Menebaskannya ke depan searah dengan Layla berada, kobaran api pada pedang itu terlihat mulai bergerak bagaikan sebuah nafas api naga.

"Sial!!."

Melompat dan melarikan diri dari jankauan serangan itu, Layla bergerak ke sisi kanan belakang untuk membuat jarak kembali. Dia sedikit terkejut dengan jarak serangan monster itu kali ini, jika dilihat maka dia memiliki jangkauan serangan sejauh 500 meter. Jangkauan yang sama seperti skill Eagle Eye milik Layla.

Tidak hanya serangan jarak jauh, serangan jarak dekat The Gate Guardian kini terlihat lebih menakutkan dari sebelumnya. Kobaran api yang menyelimuti senjatanya kini terlihat tidak padam dan menjadi senjata yang mematikan. Kobaran api berkobar di seluruh area di dekatnya kali ini. Dan ketika dia berubah warna kembali menjadi biru gelap, wilayah ini seperti dihujani oleh petir yang sangat dasyat.

Perubahan gaya serangan dengan cepat itu membuat para Player yang sedang mencoba menyerangnya kewalahan. Ditambah ketika Layla berhasil menguras 1 bar HP the Gate Guardian, monster menjadi sangat ganas dan liar.

Lancelot yang sudah ikut kembali ke depan bertarung bersama dengan Eowen pun kini terlihat sangat sulit sekali mencari celah untuk menyerang. Bahkan Layla pun yang mencoba menyerangnya beberapa kali harus menelan ludah karena petir-petir dan kobaran api yang mengelilingi tubuh monster itu menjadi perisai kedua untuk menahan setiap serangan jarak jauh.

Tidak hanya Layla saja, player dengan type jarak jauh lainnya pun yang mulai ikut bergabung kini sangat sulit menembus perisai petir dan api milik monster itu.

"Ah ini sangat menyulitkan."

Ucap Layla.

"Menurutku dengan party yang sekarang kita akan kesulitan melawan monster itu Layla."

"Aku juga tau itu Thirstan. Jangan hanya bercanda, apakah kau punya rencana lain untuk mengalahkannya?"

Seorang Elf Pria yang merupakan Thristan mulai mendekati Layla dari belakang sambil berbicara. "... Jika melihat keadaan saat ini, tidak ada cara lain selain terus menyerangnya. Memerlukan waktu yang lama, tapi itu satu-satunya cara saat ini."

"Terus menyerangnya ya?"

"Tapi itu juga beresiko karena kita mungkin akan kehabisan stamina nanti serta pot. Selain itu, aku lebih cemas lagi orang-orang itu akan mengambil mangsamu saat HP bar nya tinggal sedikit lagi."

"Apa maksudmu Thirstan?"

"Apa kau tidak merasa ada yang aneh sejak tadi Layla?... Kita sedang berada di Sindria saat ini, seharusnya ada ratusan player tingkat atas disini. Tetapi para player yang berada di depan sana hanyalah sekumpulan player level rendah yang mencari keberuntungan dan kesenangan saja."

"?"

"Seharusnya ada para chaser tingkat tinggi berkumpul di kota ini. Tetapi saat ini mereka menunggu moment yang tepat untuk keluar, yaitu saat HP bar The Gate Guardian sudah menipis. Kau pasti sudah mendengar rumor para anggota Evilstain telah kembali?"

"Ya aku tau."

".... Orang-orang itu sudah berkumpul disini."

Dalam event kali ini, 10 Boss Monster akan diturunkan secara acak di wilayah-wilayah game Lost Legion Online. Para pemilik wilayah akan melakukan Boss Raid untuk mempertahankan wilayah tersebut, namun jika gagal maka wilayah tersebut akan di rebut oleh Game Master Raie yang merupakan orang yang menyelenggarakan event kali ini.

Dalam beberapa hari terakhir jumlah wilayah yang dikuasai Raie mulai menurun dikarenakan para player sudah bersiap menghadapi boss Raid di wilayah mereka masing-masing.

Meskipun begitu setiap harinya selalu ada sekitar 3 sampai 4 wilayah yang berhasil di rebut oleh Raie.

Selain boss monster, para player yang melindungi wilayah mereka harus berhadapan dengan masalah lain yaitu para pemberontak. Mereka menamai kelompok mereka sebagai « Evilstain ». Kelompok tersebut sudah ada di dunia LLO sejak lama yang merupakan sekumpulan player non legion yang sering merebut wilayah Legion milik orang lain.

Ketika Lost Legion Online masih dikelilingi oleh puluhan Legion aktif, Evilstain adalah salah satu kelompok yang sering melakukan penyerangan terhadap wilayah-wilayah di LLO.

Namun seiring berjalannya waktu ketika LLO kini dikuasai oleh 4 Legion besar, keberadaan kelompok-kelompok itu semakin berkurang karena untuk menguasai satu wilayah mereka harus menyerang pemimpin wilayah tersebut. Dengan kata lain mereka harus menyerang ibu kota Legion tersebut. Kekuatan yang besar memaksa mereka menghilang dari LLO.

Namun rumor yang mengatakan mereka kembali mencuat setelah Event ini dimulai.

Ketika sebuah wilayah mulai memasuki zona Raid Boss, maka arena tersebut sudah menjadi arena perang. Para anggota Evilstain dikatakan mulai beraksi mengganggu dan membunuh para player yang sedang mencoba mempertahankan wilayah mereka. Hasilnya adalah wilayah tersebut direbut oleh Raie.

Player killer memang sudah lazim di dunia LLO, karena itulah tindakan kelompok itu tidak dianggap sebagai tindakan kriminal.

Meskipun begitu, tindakan mereka sangat meresahkan dan membuat para petinggi Legion sangat kesal karena wilayah mereka satu persatu mulai dikuasai Raie saat ini. Tindakan mereka memang tidak terpuji, namun mereka juga tidak bisa disalahkan.

Rumor kemunculan kembali para anggota Evilstain yang merembak di dunia LLO membuat sebuah kesimpulan saat ini, terutama tujuan utama mereka muncul kembali.

Kemungkinan tujuan mereka adalah membantu Raie memperluas wilayah kekuasaannya. Lalu mereka akan mencoba menyelesaikan Event ini dan merebut seluruh wilayah tersebut.

Dan salah satu cara mereka melakukannya adalah menunggu player lain membukakan jalan untuk mereka, seperti yang mereka lakukan saat ini.

Thristan memang sudah mencurigai hal ini sebelumnya dan melihat gerak-gerik para player yang berada di kota Sindria saat ini. Dia melihat sebagian player berada di barisan belakang dan diam saja sambil melihat keadaan di barisan depan. Mereka seakan menunggu moment yang tepat untuk ikut dalam Raid Boss kali ini.

Dan moment itu adalah ketika HP Bar The Gate Guardian sudah menipis.

"... Bernarkah itu?"

Tanya Layla pada Thristan.

"Aku yakin itu. Jadi bagaimana sekarang Layla?... Jika melanjutkannya, maka apa yang kau lakukan akan sia-sia saja?... Mereka akan memenangkan event ini jika kita melanjutkannya."

"... Jika aku mundur sekarang, maka tidak player yang memimpin untuk menguras HP monster itu."

"Itu memang benar."

"Posisi kita saat ini memang tidak menguntungkan."

Ucap Layla sambil sedikit tertawa.

"... Sebenarnya aku punya rencana lain Layla, apa kau mau mendengarnya?"

"Rencana, apa itu?"

"Kita harus menambah anggota party kita saat ini."

"Menambah anggota party, dengan siapa?"

"Aku punya kandidat kuat dan sepertinya dia akan sangat membantu kali ini. Dan dengan bantuannya, aku yakin kita bisa mengalahkan monster itu. Aku akan membawanya kesini, kau harus menahan monster itu sampai aku kembali Layla."

"Tunggu Thristan, siapa dia?"

"Aku sempat melihatnya berjalan di kota ini sebelumnya dan aku yakin dia masih berada disini. Dia adalah pemimpin Legion Ludnica, LunaClaire."

Bagian 2.

Waktu ke 2, At Sindria.

Berada di depan NPC mage, Alice terlihat mulai berkomunikasi dengannya. Dalam hal ini, Alice sebagai Magicians akan menempuh beberapa tahap Quest dasar untuk mempelajari cara menjadi seorang Magicians. Belajar cara bertarung dan merapalkan mantra, semua ilmu dasar ini akan dia selesaikan secara beberapa tahap melalui berbagai Quest dasar.

Sama seperti lainnya, Quest dasar ini akan selesai sampai seorang karakter mencapai level 15 sebelum akhirnya berganti ke Main Quest atau Legion Wars sebagai cara menaikan level mereka.

"... Apa kau sudah selesai Alice?"

"Ya aku sudah selesai. Tapi kenapa aku harus di suruh melawan Boss Monster Slime?"

"Di game ini memang seperti itu, seluruh Quest di LLO memaksamu harus melakukan Raid Boss loh."

Ungkap Cecilia yang membuat Alice sedikit terkejut.

"Ehhh, terus bagaimana caraku melewati Quest awal ini."

"Di zona Boss Monster Slime nanti pasti ada beberapa karakter pemula juga. Kau harus membuat party dan bekerja sama dengan mereka."

"Karena Level Cecilia sudah mencapai 42 maka Cecilia tidak bisa membuat parti denganmu Alice. Kau harus mencapai level sekitar 15 untuk bisa membuat party bersama dengan Cecilia." Ucap LunaClaire.

"Jadi aku harus mencari party dulu ya. Baiklah kalau begitu." Alice mulai menutup menu informasi Quest dengan mengibaskan tangannya di udara. "... Jadi dimana tempatnya Cecilia?"

"Di luar kota Sindria, ayo ikut denganku."

"Oh kau berlagak seperti senior ya Cecilia." Goda Alice pada Cecilia.

"Biarin saja, aku memang sedikit lebih lama bermain game ini darimu Alice."

"Ehhhh, kalau begitu lihat saja. Dalam satu minggu aku akan mencoba melewati levelmu."

"Coba saja, di game ini sangat sulit untuk menaikan level loh?"

"Sebenarnya, type petarung seperti kami mempunyai presentase menaikan level lebih cepat di bandingkan carakter type support seperti Cleric."

Ucap LunaClaire membuat Cecilia terkejut.

"Eh?"

"Hehehe kau mendengarnya Cecilia, aku pasti akan dengan mudah melewatimu."

Sambil berjalan menuju pintu timur kota Sindria dimana area monster Slime berada, tiba-tiba suara ledakan mulai terdengar menggelegar dari arah pusat kota membuat para player termasuk LunaClaire, Alice, dan Cecilia terdiam sejenak disana. Sebuah pusaran angin bercahaya berwarna hijau terlihat membumbung tinggi seperti pilar di tengah kota.

Terlihat jelas disana, seluruh player kini tertuju melihat kearah sana.

Setelah cahaya itu menghilang, tiba-tiba langit mulai berubah menjadi gelap. awan hitam mulai muncul dan menyebar menyelimuti kota Sindria dalam sekejap.

"Apa yang terjadi?" Tanya LunaClaire.

Ketika seluruh player mulai bertanya-tanya dengan keadaan yang tiba-tiba berubah ini. Beberapa player di sekitar LunaClaire terlihat mulai terkejut. Mereka terkejut melihat seluruh NPC di kota Sindria tiba-tiba menghilang.

"Pergi kemana para NPC di kota ini?"

"Mereka tiba-tiba menghilang begitu saja?"

"Apa yang terjadi?"

Seluruh player di sekitar mereka bertiga menayakan hal yang sama kali ini, begitu juga dengan Cecilia dan Alice.

" Are-are Apa yang terjadi, apa kau tau Cecilia?" Tanya Alice.

"Aku juga tidak tau?"

Melihat kearah LunaClaire yang berada di samping mereka, LunaClaire pun mempunyai jawaban yang sama dengan yang mereka pikirkan saat ini. Dia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kali ini.

Setelah beberapa saat berlalu, ledakan demi ledakan bergemuruh kuat di langit kota Sindria. Arah suara ledakan itu berasal dari pusat kota dimana tornado angin yang mereka lihat tadi terlihat muncul disana. Sepertinya seluruh NPC yang menghilang saat ini penyebabnya pasti ada kaitannya dengan suara gemuruh kali ini.

LunaClaire menyadari bahwa suara gemuruh ini seperti sebuah suara pertarungan besar.

"Sepertinya ada yang sedang bertarung disana."

"Bukankah ini kota netral." Tanya Alice.

"Memang benar ini kota netral, tapi suara ini pasti adalah suara ledakan dari sebuah skill."

Sementara mereka bertiga begitu penasaran dengan suara ini, para player disekitar sana mulai berlarian menuju arah suara itu berasal. Melihat itu, LunaClaire pun mulai mengikuti mereka.

"Ayo kita lihat!" Ajak LunaClaire.

"Baiklah."

Jawab Alice dan Cecilia yang mulai berlari mengikuti LunaClaire yang berada di depan.

"Kalian berdua tetap berada di belakangku, aku akan melindungi kalian."

Melewati sebuah persimpangan menuju jalan yang besar, LunaClaire kini mulai bergabung dengan beberapa player yang berlari juga menuju pusat suara itu. Tanpa melihat sekeliling, tubuh LunaClaire tiba-tiba bertubrukan dengan seseorang berjirah besi merah yang kini berlari di sampingnya.

"Uah Maafkan aku, Eh....Ahhhh" Saling bertatapan, seorang pria yang terlihat menabrak LunaClaire itu terlihat begitu terkejut seakan mengenal LunaClaire. "... Kau?"

".... Hmm?" Melihat pria berambut merah itu, LunaClaire mulai mengingat wajah pria itu. "... Kau yang duduk bersama dengan kami di Collasium benarkan?... Kalau tidak salah Hmmm?"

"William, aku Second Commander di Legion Rohan."

"Maaf aku lupa namamu."

"Tidak apa-apa, kita memang baru pertama kali bertemu sebelumnya. Tapi kenapa kalian ada disini?"

"Ohohoho kita bertemu lagi nona LunaClaire."

Tiba-tiba seorang pria bersuara besar dan bertubuh tinggi mulai berbicara tepat di belakang mereka berempat kali ini. LunaClaire mengenali Suara berat dan tegas itu yang kini berdiri tepat di belakang Alice dan Cecilia. Tubuh besar serta penampilannya yang menyerupai singa memang tidak bisa di lupakan begitu saja.

Dia adalah Seventh Commander legion Rohan, seorang Beast bernama Liondale.

"Tuan Liondale!!"

"Uahh besar sekali."

Komentar Alice terlihat membuat Liondale tersanjung, dia terlihat tertawa dan mulai menyanjung balik penampilan Alice.

"Hahaha penampilan nona juga sangatlah keren, bukankah itu adalah premium Character yang cukup mahal?"

"Ah ini, aku mendapatkannya secara gratis setelah melakukan transfer Account tadi."

"Eh kau sangat beruntung sekali nona. Hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan premium character secara gratis."

"Dan sepertinya anda juga mempunyai character yang keren, apakah itu juga termasuk Premium Character?"

"Hehe kau mengetahuinya ya, tapi aku tidak mendapatkannya secara gratis. Aku membelinya dengan jerih payahku sendiri. Tunggu sebentar kau bilang transfer Account, itu artinya kau masih pemula di game ini?"

"Ya aku baru level 1."

"Hmmm, jika seperti itu sebaiknya kau pergilah ke ujung kota Sindria dan diam dulu disana karena keadaannya cukup berbahaya saat ini."

"Apakah kau tau apa yang sedang terjadi sekarang?"

Tanya Alice.

"Bisakah kau memberitau kami juga tuan Liondale?"

LunaClaire pun ikut bertanya dengan sedikit memohon padanya. Tanpa pikir panjang Liondale mulai berbicara memberikan informasi keadaan saat ini pada LunaClaire dan lainnya, meskipun beberapa saat sebelumnya William terlihat akan menahannya namun dengan cepat Liondale menahannya.

"Oy Liondale?"

"Tidak apa-apa William, sebaiknya kita memberitahu nona LunaClaire tentang keadaannya saat ini. Sebaliknya ini akan menguntungkan kita dalam keadaan ini. Dengan hanya kita berdua serta sisa pasukan Rohan di kota ini, menurutku kita tidak akan bisa mengalahkannya. Justru kehadiran nona LunaClaire akan sangat berguna saat ini. Kita kesampingkan dulu urusan lainnya dan focus untuk mengalakan Boss Monster yang muncul di kota ini."

"Boss Monster?" Tanya LunaClaire.

"Ya, Boss Monster The Gate Guardian. Monster itu muncul setelah seseorang menyerang NPC pria berjubah hitam di portal masuk kota Sindria. Dan saat ini monster itu sedang mengamuk di tengah kota. Aku mendapatkan informasi itu dari beberapa pasukan yang berada disana."

Ucap William dengan sedikit sinis.

"Lebih tepatnya kota ini sudah berubah menjadi Zona Raid Boss, dan mengalahkannya adalah cara untuk mengembalikan keadaan kota menjadi seperti semula. Tetapi sepertinya ini akan sulit karena Boss Monster kali ini memiliki Level 200."

"Level 200?"

LunaClaire terlihat begitu terkejut mendengar itu. tentu saja dia sangat terkejut karena ini adalah kali pertama ada Boss Monster yang memiliki level di atas level Max seorang Character. Pada dasarnya Boss Monster yang memiliki level maximal 124 juga memiliki kekuatan 100 x lebih besar dari seorang character yang memiliki level yang sama.

Jika kali ini Boss Monster itu memiliki level 200, maka kekuatannya bisa mencapai 2 kali lipat dari kekuatan boss monster level maximal.

Ketika mereka tengah berbincang, sebuah cahaya merah besar muncul dari bagian sisi kanan dimana pusat kota berada. Cahaya merah berupa kobaran api itu bergerak bagaikan bola api yang sangat dasyat dan membuat ledakan yang begitu besar. Hempasan angin yang begitu panas dan kuat pun mengalir begitu kuat ke seluruh kota saat ini.

Hanya dari serangan itu saja, hampir 1/8 bagian kota hancur dan terbakar oleh api tersebut.

"Apa itu sebenarnya?.... Kotanya jadi terbakar."

Komentar Cecilia yang terkejut saat ini.

"Sepertinya keadaan menjadi lebih meriah kali ini. Ayolah Liondale, kita tidak bisa terus disini." Ucap William.

"Seperti yang kau lihat, keadaan pusat kota akan menjadi sangat berbahaya. Kami akan menuju pusat untuk bergabung dengan pasukan kami yang sudah berada disana. Kalau begitu kami duluan Nona LunaClaire."

William dan Liondale terlihat mulai berlari menuju bagian pusat kota dengan tergesa-gesa saat ini.

LunaClaire yang sudah mengetahui keadaan yang terjadi saat ini pun kini sudah mengambil sebuah keputasan, tentu saja dia akan menuju bagian pusat kota untuk ikut dalam pertarungan. Dia membuka menu Controller miliknya dan memakai seluruh armor terkuatnya, bahkan dia memanggil Phoenix untuk mensupport dirinya dalam pertarungan nanti.

"Maaf, aku akan melihat keadaan disana. Kalian berdua sebaiknya menjauhi area pusat dan mencari tempat yang aman."

"LunaClaire, aku akan ikut denganmu. Aku akan membantumu."

"Tapi bagaimana dengan Alice—"

"Ah karena aku masih pemula, sepertinya aku akan menjauhi tempat ini. Aku akan mencari sebuah tempat aman dan melihat dari kejauhan saja. Kalian berdua pergilah, jangan cemaskan aku."

"Tetapi?"

"Kau tidak perlu khawatir LunaClaire. Dan sebaiknya kalian cepat selesaikan keadaan ini. Jika tidak, maka aku tidak bisa menaikan levelku nantinya." Jawab Alice dengan tersenyum.

"Kalau begitu baiklah."

"Alice kami akan segera kembali. Awas, carilah tempat yang aman."

"Aku mengerti Cecilia, kau tidak usah cemas." Jawab Alice sedikit tertawa.

"... Aku sedikit tidak percaya denganmu."

"Kalau begitu kami duluan Alice."

Ucap LunaClaire yang kini mulai berlari diikuti oleh Cecilian dibelakannya.

"....Ingat jangan mendekat!!." Teriak Cecilia.

LunaClaire dan Cecilia yang sudah bersiap akhirnya mulai berpisah dengan Alice untuk menuju ke area tengah, dimana saat ini Raid Boss tengah berlangsung.

Bagian 3.

"Kenapa kau mengatakannya pada dia Liondale?... Apa yang kau rencanakan?"

Sambil terus berlari, William terlihat masih sedikit kesal pada Liondale yang berada di sampingnya. Dia kesal karena dia memberitahukan keadaan saat ini kepada LunaClaire.

Alasan utama kenapa mereka berdua ada di Sindria sendiri adalah karena mereka sedang menjalankan sebuah misi. Misi itu sendiri di berikan oleh ketua Legion Rohan yaitu Lucius yang menyuruh mereka untuk melakukan penyelidikan tentang bagaimana Event GM Raei dapat di selesaikan.

Hampir seluruh Legion kecuali Ludnica kini menyelidiki tentang hal ini karena saat ini wilayah-wilayah mereka tengah terancam diambil alih oleh Raie. Mereka harus segera mengakhiri Event untuk mencegah banyaknya wilayah yang di ambil.

Tapi ini akan menjadi sulit karena banyak sekali orang yang melakukan hal yang sama karena hadiah yang diberikan terbilang sangatlah tinggi.

Kepemilikan penuh atas wilayah yang diambil akan menjadi hadiah utama Event ini jika seseorang dapat mengalahkan game master Raie.

Demi meraih itu kini seluruh orang tertuju pada kota Sindria. Tentu saja salah satu petunjuk memecahkan event kali ini adalah NPC pria berjubah hitam di kota ini.

Bersamaan dengan pasukan yang dipimpin oleh mereka berdua yang kini tersebar di kota Sindria, mereka mulai mengumpulkan informasi demi informasi mengenai event kali ini. Namun, seseorang telah mengambil start terlebih dahulu.

"Aku tidak punya rencana apapun."

"Huh terus kenapa kau membetahunya?"

"Memikirkan betapa besarnya level boss monster kali ini, menurutku kita tidak akan menang dengan seluruh kekuatan kita saat ini. Bahkan ditambah kelompok Putri Elf Layla yang kini berada di depan, aku tidak yakin kita bisa mengalahkan monster itu dengan mudah."

"Huh apa maksudmu?"

"Maksudku adalah kita memerlukan jumlah karakter level besar di depan untuk segera mengakhiri event kali ini, dan aku menganggap kehadiran nona LunaClaire di depan pasti sangat menguntungkan."

"Apa kau akan membiarkan dia menyelesaikan event ini Liondale?"

"Event ini belum berakhir, mengalahkan The Gate Guardian hanya akan membuka jalan ketahap selanjutnya jadi kau tidak perlu khawatir." Liondale yang berlari tiba-tiba menghentikan langkah kakinya diikuti oleh keterkejutan William. "... Kita sepertinya akan sulit bergabung dengan yang lain."

"Kenapa kau berhenti Liondale?" Melihat ke depan, William terlihat melihat sekumpulan player yang menghalangi jalan mereka saat ini. "...Huh, mereka?"

Melihat sekeliling, mereka berdua kini menyadari bahwa suasana saat ini juga cukup berbahaya. Mereka di kepung dari segala arah orang puluhan player yang memakai jubah berlambangkan naga merah di bagian belakannya.

Tentu saja mereka berdua mengetahui arti dari lambang itu, orang-orang yang mengepung mereka adalah dari kelompok pemberontak Evilstain. Mereka semua sepertinya sengaja menghadang William dan Liondale disana agar tidak menuju ke area Raid Boss.

"Oy-oy, kalian berdua tidak boleh pergi lebih jauh dari sini."

Ucap seseorang yang berada di hadapan Liondale dan William. Dia melepaskan senjata besar miliknya saat memberikan peringatan itu.

"... Evilstain benarkan, jadi kalian semua berada disini? Apa yang sedang kalian rencanakan?" Tanya Liondale.

"Kau tidak perlu tau, Tembak!!"

Memberikan sebuah kode dengan tangan kirinya di udara. Beberapa player yang memiliki class dengan skill jarak jauh melakukan serangan langsung pada William dan Liondale disana. Ledakan besar terjadi di area dimana mereka berdua berdiri saat ini.

Senyuman dingin terlihat muncul dari wajah pria yang sepertinya ketua dari kelompok itu sesaat kemudian.

"Huh Sepertinya kalian tidak bisa diajak bicara ya. Bagaimana sekarang William?" Nada berat terdengar keluar dari debu asap di depan pria itu yang merupakan suara dari Liondale. Mendengar itu, pria yang memegang pedang itu terlihat terkejut karena serangan dari kelompoknya gagal.

"Cepat kita selesaikan saja, kita harus segera bergabung dengan yang lainnya."

"Kalian dengar itu!!" Ketika debu asap itu menghilang, sebuah senyuman penuh keyakinan tinggi terpancar dari Liondale yang kini sudah memegang 2 buah senjata berukuran besar seperti kapak dikedua tangannya.

Sementara itu, William pun sepertinya sudah memakai perlengkapan miliknya. Jirah berwarna merah keemasan terbalut sangat kuat pada tubuh miliknya. sebilah pedang merah berukuran sedikit besar dengan bentuk yang mengagumkan pun kini di pegangnya. Dengan jubah merah itu, William terlihat bagaikan dibalut oleh kobaran api yang bergitu panas.

Liondale sendiri adalah seorang character pemilik special class Renegade, sementara William adalah seorang Character pemiliki Special Class Ancient Knight.

Kedua Special Class ini adalah class lanjutan dari 3rd job Destroyer.

Ranegade dan Ancient Knight yang mewarisi type damage sebelumnya memiliki satu persamaan yaitu class ini adalah type knight yang memiliki damage besar. namun jika dilihat dari gaya bertarung, mereka memiliki perbedaan yang sangat besar terutama pada skill serangan mereka.

Skill Renegade sendiri lebih condong pada serangan ledakan jarak dekat, sementara Ancient Knight milik William adalah knight type sihir seperti seorang paladin. Meskipun begitu skill serangan Ancient Knight memiliki jumlah damage lebih besar.

Menghempaskan kedua kapak besarnya di udara sambil tersenyum lebar, Liondale terlihat bersiap untuk melakukan serangan kali ini.

"... Bersiaplah!!"

Memusatkan seluruh kekuatannya pada kedua kakinya, tiba-tiba Liondale meluncur dengan cepat kedepan dengan cukup cepat. Karena dia adalah termasuk kedalam karakter ras Beast, mereka memiliki sedikit kelebihan dalam kekuatan fisik mereka. Meskipun seluruh perlengkapan yang dia pakai terlihat berat, dia tidak terpengaruh sama sekali terlihat dari caranya bergerak dari satu sisi ke sisi yang lainya.

Kedua kapak besarnya terlihat bercahaya pertanda dia akan mengaktifkan sebuah skill serangan.

".... Ground Impact!!"

Terlambat untuk menghindar, Liondale membenturkan kedua kapak itu tepat di depan kelompok Evilstain yang ada di depannya kali ini. Tiba-tiba permukaan tanah terlihat seperti terbelah, lalu beberapa saat kemudian ledakan besar muncul dari dalam tanah menghancurkan permukaan. Seluruh area itu mulai diselimuti oleh guncangan kuat, bahkan beberapa bangunan disana pun ikut mengalami kerusakan.

"Serang, serang!!"

Melihat Liondale melakukan serangan, kini beberapa orang yang berada di belakang maupun di atas bangunan yang mengelilingi tempat itu melakukan serangan juga. Arah serangan mereka kini tertuju pada William yang berada di sana.

William terlihat mulai bergerak cepat menghindari beberapa serangan jarak jauh yang mengarah padanya dari bagian atas. Dia terlihat berlari begitu cepat menghindari setiap serangan itu sambil berlari mengarah pada beberapa character lain yang berada di bawah.

Dia mulai menyerang mereka tanpa menggunakan sebuah skill, saling beradu senjata dia menebas satu persatu karakter yang berada di sana. Meskipun dia berada dalam posisi di keroyok, sepertinya kemampuan berpedangnya terlihat begitu hebat. Dia dapat memposisikan dirinya dalam keadaan bertahan serta menyerang sekaligus.

Tembakan demi tembakan dari beberapa karakter yang berada di atas bangunan memang membuat pergerakan William sedikit terganggu, untuk itulah dia kini mulai bergerak kembali. Dia mulai berlari kembali menjauhi kerumuran itu pada area dimana Liondale berada.

".... Liondale!!"

"Serahkan bagian dibawah kepadaku."

William mulai melompat kearah depan dan mendaratkan kaki pada permukaan kapak milik Liondale. Dengan kuat Liondale menghempaskan tubuh William ke arah atas bangunan dimana beberapa karakter type jarak jauh yang sempat menyerangnya berada.

Berada di udara, dia melihat beberapa serangan mulai mengarah padanya.

Busur panah, sebuah skill sihir, dan tebasan jarak jauh pun di lepaskan pada dirinya.

"Flame of Shield."

Ledakan besar kini mulai terlihat di udara, bola asap hitam terlihat mengepul di udara kali ini. Namun beberapa saat kobaran api pun melahap asap hitam itu, sebelum akhirnya sosok William kembali terlihat keluar dari bola api tersebut.

Mendarat sempurna pada genteng bangunan tersebut, dia kini tepat berdiri di tengah-tengah para pemberontak yang ada di atas sana. Sedikit tersenyum, William mulai menaktifkan skill serangan miliknya.

"GenoFlame!!"

William mulai menghempaskan senjata miliknya di udara sebelum akhirnya terlihat kobaran api membakar area dimana William berada saat ini. Meskipun dia adalah adalah knight type serangan, skill Geno Flame miliknya adalah skill area. Memiliki efek layaknya seperti lava yang menyembur keluar dari permukaan tanah, seluruh Hp target di sekitar William akan terkuras dengan cepat. Bahkan character yang memiliki pertahanan dan level kecil, dia akan kehilangan seluruh HP miliknya dalam sekejap mata.

"SIAL, AWAS KAU!!"

Beberapa orang mulai mencoba menyerang William saat ini, namun dengan cekatan dia berhasil menebas satu demi satu pemberontak yang berada di atas sana. Berbeda dengan Liondale, William memiliki teknik berpedang cukup handal dan unik bagi seorang Knight.

Meskipun dia memakai jirah yang lumayan berat pun, pergerakan dan ayunan pedangnya seperti tidak terganggu sama sekali.

"Woy, William kau sudah selesai disana?" Teriak Liondale yang sudah selesai dengan urusan miliknya di bawah sana. Terlihat beberapa Remain Light bermunculan di dekat Liondale pertanda dia sudah berhasil membunuh lawan-lawannya di sana. "... Perlu bantuan?"

"Berisik, aku bisa mengatasi ini sendirian?"

"Ehhhh?"

"Liondale, pergilah duluan. Aku akan menyusulmu nanti. Harus ada salah satu dari kita yang perlu memimpin barisan depan. Aku akan menyusulmu!!"

"Jika itu keputusanmu, aku akan pergi duluan." Menyimpan kedua kapak pada bagian belakang tubuhnya, Liondale mulai berlari kearah pusat kota kali ini. "... Jangan sampai mati."

"Berisik, cepatlah pergi."

"Ouh."

Liondale dengan cepatnya melangkahkan kakinya ke pusat kota untuk bergabung dengan anggota Rohan lainnya yang sudah berada disana. Sementara itu William tengah sibuk mengalahkan para pemberontak yang berada di atas bangunan kota ini sambil sesekali melihat pusat kota dimana ledakan demi ledakan dan sambaran petir menyelimuti wilayah itu.

Dari jarak ini, William tidak bisa melihat jelas apa yang sedang terjadi disana karena terhalang oleh bangunan tinggi di seluruh kota. Namun dia bisa melihat dengan jelas sambaran petir yang terus bergemuruh di atas langit pusat kota. Sambaran petir yang terlihat sangat aneh pun terus menyambar area tersebut.

... Aku harus segera menyelesaikannya.

Ungkap William dalam hatinya ketika melawan para pemberontak itu.

Ketika perhatian William sempat teralihkan beberapa saat, sebuah serangan cepat mengarah padanya, serangan itu muncul tepat di depan tubuhnya sendiri. Menyerang dirinya menggunakan kaki miliknya, tubuh William terlihat sedikit terpental ke belakang dan kehilangan kesempatan.

Serangan itu berhasil di tahan oleh William, dia berasil menempatkan telapak tangan kirinya tepat di depan wajahnya. Jika dia sampai lengah, maka kaki dari pria yang kini berada sekitar 50 meter di depannya akan telak mengenainya.

Seorang player pria berambut pirang serta memiliki ekor pada tubuhnya, seorang Player dari Ras Beast. Tubuh bagian atasnnya yang tanpa pakaian dihiasi oleh banyak tattoo. Selain ekor dia pun memiliki sebuah telinga binatang pada bagian atas kepalanya dan taring pada giginya. Penampilannya bagaikan seorang manusia srigala.

Sambil tersenyum setelah melepaskanya serangan itu, dia mulai menatap berbicara pada William.

"Hihihi reaksimu cukup cepat juga. Aku memang tidak bisa memandang remeh seorang player tingkat atas seperti dirimu."

"Siapa kau?... Apa kau salah seorang dari para pemberontak itu." Tanya William tetap focus.

Jika dilihat dari tampilannya, William bisa menebak dia adalah player dengan Class Fighter. Serangan begitu kuat, jadi kemungkinan dia memiliki diantara 110 sampai maksimal.

".... Ci ci ci, kau salah besar. Aku bukan salah satu dari mereka."

"Kalau bukan kenapa kau menyerangku?"

"Hihihi tentu saja, aku ingin bertarung denganmu. Kau terlihat berbeda dengan para cecunguk itu, karena itulah aku berpikir pasti bertarung denganmu akan sangat menyenangkan. Karena itulah aku mengalihkan targetku padamu."

"Jika kau ingin bertarung, aku akan dengan senang hati melayanimu. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Jika bukan salah satu dari mereka, kita akhiri saja pertarungan ini." William mulai menurunkan pertahanannya, dia menarik senjatanya dan mengajaknya untuk menghentikan pertarungan ini. "... Bagaimana?"

Ketika mereka sedang mengobrol berdua saja, tiba-tiba para pemberontak lainnya terlihat mulai bermunculan kembali dari berbagai arah. Selain William, ternyata para pemberontak itu juga sedang mengincar pria itu juga.

"... Sial, mereka tidak ada habisnya." Pria di depan William itu terlihat mulai kesal.

Melihat reaksi itu, sepertinya pria itu juga merasakan hal yang sama dengannya. Dia menganggap para pemberontak itu sebagai penggangu, karena itulah dia terlihat sangat kesal,

"Sepertinya kita punya masalah yang sama." Ucap William mulai bergerak mendekati dan membelakangi pria itu.

"Ah ini membuatku kesal. Oy kau akan menepati janjimu itu kan?"

"Tentu saja, aku akan dengan senang meladenimu nanti."

"Sebaiknya kau memegang janjimu itu. Baiklah, aku akan mengamuk sepuasnya hari ini. Namaku Ikaruga, Class Taekwondo Master."

"Taekwondo Master, apa itu Special Class dari Fighter?" Tanya William.

"Ya, aku baru mendapatkannya satu minggu lalu. Karena itulah aku ingin mencoba mengetesnya dengan seorang player dengan defend kuat sepertimu. Kau dari Rohan benarkan?"

"Namaku William, Second Commander Legion Rohan."

Mendengar itu, Ikaruga begitu terkejut mendengar bahwa orang yang berada di belakangnya saat ini adalah salah satu dari pemimpin tertinggi Legion Rohan. Dia menganggap bahwa William hanya seorang player berlevel tinggi saja, namun dia tidak menyangka bahwa dirinya adalah salah satu dari pemimpin terkuat di Legion Rohan.

"Second Commander!?.... Hihihihi sepertinya kau memang lawan yang cocok untuk mengetes kekuatanku ini. Jadi jangan sampai kau melupakan janjimu itu William."

"Kau boleh datang kapanpun jika ini sudah selesai."

"Hihihihi Aku mulai bersemangat. Baiklah, Fire Fist." Ikaruga mulai membuat sebuah posisi bersiap untuk bertarung. kedua tangannya terlihat diselimuti oleh Api biru yang berkilau ketika dia mengaktifkan sebuah skill support miliknya. Fire Fist adalah skill support dari class Fighter.

LunaClaire pernah menggunakan skill ini, namun ada perbedaan yang mencolok dari keduanya yaitu warna api yang menyelumuti kedua tangannya itu. Ketika LunaClaire menggunakan skill ini, kedua tangannya diselimuti api merah. Namun api yang yang menyelimuti tangan Ikaruga berwarna Biru.

Namun hanya warna saja yang membedakannya, tidak efek khusus lainnya dari perbedaan warna api tersebut. Efeknya penambahan statusnya tetap sama yaitu, Fire Fist level akan menambahkan serangan dalam jangka waktu yang sudah di tentukan.

Sebelum menyerang, Ikaruga sempat berbicara sebentar pada William yang ada di belakangnya.

"... Ah aku lupa sesuatu, aku adalah salah satu anggota Legion Praetorian. Jadi kita akan melanjutkannya dalam Legion Wars."

"Terserah kau saja." Jawab William tersenyum karena mulai bersemangat.

Bagian 4.

Di tempat lain, LunaClaire dan Cecilia terlihat berlari di jalan untuk menuju area pusat kota Sindria dimana saat ini Boss Raid sedang berlangsung. Melewati jalan besar yang di apit oleh bangunan-bangunan yang terlihat terbakar akibat bola-bola api yang berjatuhan dari langit, Mereka berdua terus berlari dengan cepat.

Jika mereka terlihat berlari kearah pusat kota, beberapa player lain yang berlevel rendah terlihat berlarian menjauhi pusat kota.

Tapi melihat ekspresi ketakutan dari wajah para player yang berlari menjauhi pusat kota, membuat LunaClaire sedikit meresa aneh. Alasannya adalah tidak ada yang perlu di takutkan dari sebuah Raid Boss seperti ini.

Para player cenderung akan merasa termotivasi jika berhadapan dengan lawan yang kuat, jika mati tentu saja para player akan mencobanya lagi. Itu adalah sifat para player, mereka akan terus mencoba menjadi lebih kuat lagi.

Tapi apa yang membuat mereka takut saat ini?

Ini bukan karena Raid Boss di pusat kota, pasti ada alasan lainnya.

"Cecilia berhenti." Ucap LunaClaire menghentikan langkah kakinya.

"E-eh ada apa?" Tanya Cecilia.

"Aku merasakan ada yang aneh saat ini?"

"Aneh?"

LunaClaire terliat focus melihat kearah depan dimana para player lain berlarian melewatinya dengan wajah ketakutan saat ini. Dia sempat melihat beberapa kilauan cahaya yang muncul tepat di belakang beberapa player yang berlari dari sana.

Dia juga sempat mendengar ada beberapa Player yang berbicara "Kenapa mereka muncul disaat seperti ini." dan "... Cih, Dasar penggangu." Saat melewatinya. Mereka terlihat ketakutan dan kesal saat ini.

Namun LunaClaire tau bahwa mereka yang berlarian melewatinya adalah para player yang memiliki tujuan yang sama dengannya. Mereka sedang menuju area pusat kota untuk ikut melakukan Raid Boss. Namun ada sesuatu yang membuat mereka terpaksa harus mundur.

Ada sesuatu di depan sana yang membuat mereka terpaksa harus kembali.

Ketika LunaClaire mencari jawaban atas rasa aneh yang menyelimutinya, beberapa saat kemudian dia mulai menemukan jawaban dari kilauan cahaya yang muncul di depan sana. Dia melihat ada seorang player terbunuh di depan sana dan Remain Light miliknya mulai muncul disana. Sedikit terkejut, tapi LunaClaire mulai tau arti dari keresahannya saat ini.

Player Killer.

Karena seluruh area Sindria sudah menjadi wilayah Raid Boss, tentu saja Player Kill bisa dilakukan dan tidak menyalahi aturan. Hanya saja kenapa ada player yang melakukan hal semacam ini.

Beberapa player lain pun terlihat mulai menghilang dan mati di depan LunaClaire. Sementara ketika player terakhir berlari melewatinya, kini di jalan itu hanya ada LunaClaire dan Cecilia saja sebagai musuh dari para pembunuh player tersebut.

Jumlah para pembunuh Plyaer itu cukuplah banyak sekitar 15 orang dan sepertinya memiliki level tinggi. Mereka semua kini berada tepat di depan LunaClaire dan Cecilia. Dengan wajah penuh percaya diri dan senyuman licik itu, mereka terlihat sangatlah berbahaya.

Meskipun begitu, itu tidak membuat LunaClaire takut sama sekali.

"Oy oy, hanya tersisa 2 player wanita saja di jalan ini."

"Cepat bereskan dan kita lanjutkan pada rencana berikutnya."

"Ya, sepertinya bos sudah akan mulai bergerak."

2 orang yang ada di bagian tengah kelompok tersebut saling berbicara satu sama lain. Mereka berdua sepertinya ketua dari kelompok tersebut. Setelah pembicaraan selesai, 2 orang tersebut terlihat memerintahkan beberapa anak buahnya maju untuk menghabisi LunaClaire.

Namun sepertinya mereka tidak tau siapa yang dia lawan kali ini.

"Cecilia, Support."

"Baiklah LunaClaire, Barrier!" Teriak Cecilia sambil mengaktifkan skill pertahanan miliknya.

Skill Barrier adalah sebuah skill dari Class Cleric yang berguna sebagai sebuah pertahanan. Dengan skill ini sebuah perisai cahaya terbentuk di sekitar tubuh pengguna yang digunakan sebagai penahan serangan. Sebagai seorang Support player Cleric sering sekali berada di belakang sebagai Support player.

Cleric mempunyai kelemahan yaitu akan focus di satu tempat untuk dan memonitor team nya dari kejauhan membuat pertahanan dia terbuka lebar. Dalam sebuah Legion Wars, seorang Cleric akan dengan mudah di serang oleh para player yang memiliki serangan jarak jauh. Begitu juga saat melakukan Raid Boss, sering sekali wilayah Raid Boss sangatlah sempit atau skill Boss Monster memiliki cangkupan yang cukup luas.

Karena kelemahan itulah Skill Barrier Cleric sangat berguna sebagai perisai pertahanan mereka. Skill ini memang tidak menahan secara keseluruh serangan, namun hanya akan meningkatkan tingkat meleset « Miss » dan damage pada serangan yang datang dalam jangka waktu tertentu.

Saat ini ada 3 Player yang mendekati LunaClaire, menyerang langsung dengan niat untuk membunuh.

LunaClaire yang sudah bersiap, mulai bergerak kali ini melihat 3 player yang siap menyerang dirinya. Meluncur langsung ke depan 3 Player tersebut, LunaClaire mulai menarik tangannya kanannya kebelakang. Kobaran api hitam tiba-tiba muncul pada tangan kanannya membentuk sebuah objek bagaikan kepala naga.

Melihat itu, ke 3 player itu begitu terkejut karena wanita dihadapannya tidak terlihat takut. Bahkan mereka mencoba untuk mundur saat ini ini melihat serangan yang akan datang darinya. Namun semuanya sia-sia saja, karena mereka sudah berada di jangkauan serangan skill LunaClaire.

"Black Dragon... Sky Blow!!."

Melepaskan sebuah pukulan ke depan, sebuah kobaran api hitam muncul dan membakar ke 3 player tersebut dengan cepat. Hawa panas akibat kobaran api itu bahkan terasa oleh para pembunuh player itu dari kejauhan. Hempasan angin yang bergerak di udara dan menerpa tubuh mereka membuat rasa takut kini muncul.

Mereka begitu terkejut dan takut ketika kini melihat ketiga teman mereka sudah mati dalam satu kali pukulan saja oleh LunaClaire.

Mereka masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, namun 3 Remain Light yang muncul memaksa mereka kini mulai serius. Jika sesaat sebelumnya mereka masih dikuasai oleh rasa percaya diri, kini rasa takut malah mulai menghinggapi mereka.

"L-Leader d-dia?"

"B-ukankah dia."

"Apa kau tau siapa dia?" Tanya pria ditengah sambil berteriak pada yang lainnya.

"Di-dia Wanita Pengamuk « Berserk Onna », Lu-LunaClaire. Pe-pemimpin dari Legion kelima itu."

"Benarkah dia orang itu." Ucap Pria ditengah terkejut.

Dari perbincangan yang terjadi, sepertinya mereka mulai mengetahui siapa sosok wanita yang kini berjalan mendekati mereka. Rasa takut pun kini mulai menghinggapi pemimpin mereka yang berada di tengah, namun dengan cepat dia memerintahkan pasukannya untuk tetap tenang dan siap untuk menyerang.

"Ki-kita tidak akan bisa menang?"

"Leader b-bagimana ini?"

"Tenanglah kalian, dia hanya berdua saja. Jumlah kita lebih banyak darinya. Jangan hanya diam, ayo kita serang!!" Meskipun tanganya sedikit gemetar, pria ditengah yang merupakan pemimpin dari kelompok itu mulai berlari kearah LunaClaire dan mengaktifkan sebuah skill serangan.

Dia yang merupakan dari Class Warrior mulai terlihat menarik pedangnya yang mulai bercahaya kebelakang. Berlari kearah LunaClaire, beberapa player lainnya pun mulai mengikutinya dan mulai menyerang bersama-sama.

LunaClaire kembali mulai bersiap disana.

Namun tiba-tiba sebuah suara muncul di area tersebut, seperti suara seruling. Bersamaan dengan suara seruling yang menggema itu, tiba-tiba sebuah lingkaran cahaya muncul di permukaan tanah. Lingkaran cahaya itu cukuplah besar, bahkan berada di area dimana LunaClaire berada saat ini.

Dari lingkaran cahaya itu, sebuah objek mulai keluar dan bergerak diudara. Objek tersebut adalah sebuah rantai emas yang bergerak pada para player yang ada di dalam Lingkaran tersebut. Rantai itu mulai melilit tubuh para player tersebut dengan kuat dan menahan gerakan mereka.

Namun hanya LunaClaire saja yang tidak dililit oleh rantai emas itu.

"... Gate, Golden Chain!!"

LunaClaire sempat bingung melihat keadaan ini, namun tiba-tiba dia mendengar suara seseorang dari kejauhan.

"... Cepat selesaikan LunaClaire."

Tepat sekitar 100 meter di belakang para pembunuh player tersebut, LunaClaire melihat seseorang sambil memegang sebuah Seruling. Melihat pria yang merupakan ras dari Elf tersebut membuat LunaClaire yakin bahwa skill yang aktif ini adalah miliknya. Selain itu suara pria yang memanggilnya pun kemungkinan adalah dia.

Saat kedua mata mereka bertemu pun, pria Elf tersebut seperti membuat kontak langsung dengan LunaClaire agar dia segera menyelesaikannya selagi skill miliknya aktif.

LunaClaire akhirnya mengikuti perintahnya itu dan mulai menghabisi seluruh player yang terikat rantai itu beberapa saat kemudian.

***

Pria Elf itu mulai mendekati LunaClaire beberapa saat kemudian setelah LunaClaire selesai mengalahkan para pembunuh player tersebut.

"Luar biasa, kau memang sangat kuat." Bertepuk tangan, Pria tersebut berbicara sambil tersenyum pada LunaClaire. "... Meskipun tanpa bantuanku pun, aku yakin kau bisa mengalahkan mereka dengan cepat. Tapi karena aku sedang terburu-buru, aku terpaksa melakukannya"

"LunaClaire, kau tau siapa dia?" Tanya Cecilia.

"Tidak, aku tidak tau." Jawab LunaClaire.

"Hmmm kau dari Ras Elf juga ya. Apa dia anggota barumu?" Tanya pria Elf itu sambil memandang Cecilia dari dekat.

"Tunggu, siapa kau sebenarnya?" Tanya LunaClaire.

"Maaf-maaf, aku belum memperkenalkan dirku. Namaku Thristan, dari Legion Ariandale."

"Legion Ariandale, kalau tidak salah itu Legion yang berisi para Elf benarkan?" Tanya Cecilia.

"Benar sekali, Legion Ariandale adalah Legion yang hanya menerima para Elf saja. Aturan itu dibuat oleh pemimpin kami saat ini."

"Lalu, apa kau tau siapa mereka yang tadi menyerang kami Thristan?" Tanya LunaClaire.

"Mereka dari kelompok Evilstain, kau pasti pernah mendengarnya beberapa hari terakhir ini kan LunaClaire. Mereka sering mengganggu Raid Boss akhir-akhir ini agar wilayah tesebut jatuh ke tangan Game Master."

"Evilstain?"

"Benar sekali, mereka saat ini berkumpul dikota ini dan mencoba untuk melakukan sesuatu. Dan mungkin saja tujuannya adalah untuk mengalahkan Boss Monster kali ini untuk membuka jalan untuk menyelesaikan Event kali ini. Karena tujuan mereka adalah mengambil alih semua hadiah Event kali ini, mereka melakukan banyak sekali cara licik untuk menempuhnya. Tapi mereka sepertinya bertemu dengan orang yang salah, kasian sekali."

"Lalu kenapa kau membantu kami?... pasti kau datang kesini memerlukan sesuatu kan." Tanya LunaClaire.

"Kau punya intuisi yang tajam ya LunaClaire. Baiklah aku langsung saja pada intinya. LunaClaire apa kau bersedia bekerjasama denganku?"

"Bekerja sama?" Ucap Cecil bingung.

"Apa maksudmu?" Tanya LunaClaire.

"Tunggu lebih baik kau berbicara langsung dengan pemimpin kami. Aku akan menyambungkanmu dengan Layla."

"Layla?"

"Elf kecil, siapa namamu?" Tanya Thristan pada Cecilia yang terlihat terkejut.

"Ce-cecilia!!"

"Baiklah."

Thristan membuka menu controller miliknya dan menghubungi Layla yang berada di pusat kota.

Beberapa saat kemudian ketika LunaClaire dan Cecilia menunggu, tiba-tiba sebuah menu informasi muncul di depan mereka berdua. Menu tersebut adalah sebuah icon yang bertuliskan "Join Party". Menu tersebut adalah sebuah permintaan penggabungan 2 buah party yang di kirim oleh Layla.

LunaClaire yang terkejut tidak langsung menerima permintaan tersebut dan hanya terdiam sejenak.

Namun beberapa saat kemudian, seseorang menghubungi LunaClaire menggunakan menu Whips. Meskipun dari jarak yang jauh, suara nya muncul di kepala LunaClaire dan Cecilia saat ini.

"Hallo LunaClaire dan Cecilia, perkenalkan namaku Layla pemimpin dari Legion Ariandale. Maaf aku menghubungimu dan mengirimu sebuah permintaan penggabungan party secara tiba-tiba. Kita memang belum pernah bertemu maupun saling berbicara satu sama lain sebelumnya, tapi aku harap kau mau mendengarkan rencana ku saat ini. Kau sedang menuju ke pusat kota untuk melakukan Raid Boss benarkan?"

"Kenapa kau bisa tau?" Tanya LunaClaire.

"Thristan memberitahuku bahwa kau pasti akan menuju pusat kota dan ikut bertarung nantinya. Aku tidak tau bagaimana Thristan mengetahui informasi mengenai dirimu."

"Tunggu Layla, jika kau berkata seperti itu aku bagaikan seorang stalker saja." Cetus Thristan.

"Diamlah Thristan, aku sedang berbicara saat ini. Maafkan aku LunaClaire, baiklah aku akan pada intinya saja. Apa kau mau bekerja sama denganku?"

"Bekerja sama, kenapa denganku?"

"Karena kau sangat kuat, kekuatanmu akan sangat membantuku mengalahkan monster ini. Aku tau kau pasti akan merasa ragu, karena itulah aku akan mengatakan tujuanku sebenarnya. Tujuanku adalah untuk mengalahkan Raie dan merebut kembali wilayah-wilayah milikku. Jika kau bersedia dan kita berhasil, aku akan menyerahkan semua wilayah lainnya untukmu. Aku hanya menginginkan wilayah milikku yang direbut oleh Raie saja. Bagaimana apa kau mau bekerja sama?"

"Maaf Layla, aku menolaknya."

"Tunggu LunaClaire, apa kau serius?" Tanya Thristan yang terkejut dengan penolakannya.

"Kenapa kau menolak LunaClaire?" Tanya Layla.

"Maaf, tapi aku tidak menyukai caramu itu Layla. Aku tidak memerlukan seluruh wilayah yang kini dikuasai oleh Raie tersebut. "

"... Jadi seperti itu sifatmu ya. Baiklah aku akan menyerah dengan cara ini." Ucap Layla.

"Aku harap kau mengerti."

"Tunggu Layla, apa yang kau bicarakan?" Komentar Thristan.

"... Diamlah Thristan." Teriak Layla. Beberapa saat kemudian Layla terdengar menarik nafas panjang, lalu melanjutkan perkataannya. "... Kalau begitu LunaClaire, apa kau mau membantuku mengalahkan monster ini?... Kau tidak akan diam saja disitu kan."

Tersenyum, LunaClaire akhirnya menekan tombol penggabungan party yang kirim oleh Layla padanya setelah mendapat persetujuan juga dari Cecilia yang berada dibelakang tubuhnya.

"Tentu saja!!" Jawab LunaClaire.

Setelah LunaClaire dan Cecilia bergabung, kini jumlah party Layla mulai bertambah.

Dengan jumlah 6 orang, kini formasi party yang diinginkan oleh Thristan sudah sempurna. Dengan bergabungnya LunaClaire dan Cecilia, Thirstan kini mulai terlihat tersenyum senang karena seluruh rencananya sudah sempurna, ditambah dengan Cecilia yang diluar rencananya membuat party ini dibilang sempurna.

Ada 3 orang Attacker, 1 orang Tanker, 2 Support player membuat party sangat cocok untuk melakukan Boss Raid.

Namun Boss Raid kali ini cukup berbeda karena The Gate Guardian adalah boss Raid dengan level tertinggi di game ini.

LunaClaire, Cecilia, dan Thristan akhirnya mulai bergerak dari posisinya saat ini, bergabung dengan Layla, Lancelot, dan Eowen yang kini berada di pusat kota.

Next chapter