Chapter 7 – The Strongest Chaser.
Area Colossium berubah menjadi seperti sebuah area Raid Boss saja. Suara ledakan, dentuman kedua benda saling berbenturan, serta cahaya-cahaya seperti kilatan di tengah arena begitu mengundang decak kagum bagi seluruh penonton yang kini berada di sisi arena. Hanya bisa terdiam menyaksikan 2 player yang tengah bertarung sengit di dalam Arena yang memperlihatkan keahlian mereka dalam menggunakan combinasi serangan antara senjata dan skill mereka.
Sudah 3 menit berlalu setelah duel ini berlangsung, namun belum ada salah satu dari mereka yang Health Point « HP » nya turun ke angka 30 persen.
Namun jika melihat kondisi saat ini, Lucius masih unggul dengan jumlah HP miliknya yang masih banyak.
Namun Rein tidak terlihat khawatir akan hal itu, matanya tetap focus mengayunkan pedang besar yang di kelilingi oleh cahaya seperti api itu pada Lucius. Mengayunkan senjatanya dari kanan ke kiri, lalu sebaliknya terus menerus tanpa henti mencoba menembus pertahanan Lucius yang begitu kokoh.
Meskipun tanpa perisai, Lucius tetap memiliki pertahanan yang sangat kuat. Pedang miliknya seperti memiliki 2 peran berbeda, yaitu sebagai perisai dan juga untuk menyerang.
Sword of God adalah salah satu senjata yang bisa dikatakan senjata dewa « Ultra Rare », senjata khusus yang hanya bisa digunakan oleh seorang Guardian Knight, atau bisa dibilang hanya dia saja yang bisa menggunakannya karena hanya dia pemilik Special Class Guardian Knight. Memiliki damage dan daya tahan yang sangat besar, serta sebuah kemampuan khusus dari senjata tersebut yaitu Damage Decrease 100% membuat serangan combo Rein selalu meleset « Miss ».
Selain itu, Rein kesulitan untuk membuka ruang untuk menyerang Lucius. Meskipun dia sudah menggunakan Skill support untuk mempercepat seranganya, namun Lucius dapat menandingi kecepatannya.
Tebasan Rein tidak dapat menembusnya.
--Sial, dia cepat sekali?
Mencoba cara lain, Rein terlihat mulai melompat, berputar di udara dan mendarat sekitar 20 meter dimana Lucius berada saat ini. Berlari memutari Lucius dari jarak ini, Rein mencoba mencari celah saat ini. Menunggu moment yang tepat, Lucius terlihat masih tenang disana. Tetap focus melihat kearah depan ia tidak memperhatikan gerakan Rein kali ini.
Berputar sekitar 2 kali, Rein mulai melakukan sebuah serangan. Tidak dari belakang, namun dia menyerang kembali Lucius dari depan.
Kali ini dengan satu tangan, Rein menyerannya dengan sebuah skill.
"...Swordmaster, Lucky Strike."
Senjata Rein mulai terlihat bersinar pertanda skill miliknya telah aktif.
Swordmaster adalah job ke 3 dari Warior yang berfocus pada serangan combo, semakin banyak combo yang tercipta maka damage yang di hasilkan akan semakin besar. Selain itu, dibandingkan dengan job ke 3 lainnya dari warior yaitu Barbarian, Swordmaster adalah type full petarung jarak dekat. Tanpa bisa menggunakan skill jarak jauh, Swordmaster akan sangat bergantung pada keahlian berpedang player itu sendiri.
Rein adalah seorang dari klub kendo di dunia nyata, karena itulah gaya bertarungnya di dunia nyata dia gunakan disini. Dia mulai menyerang Lucius dengan tebasan pedang yang dia pegang dengan kedua tangan.
Dari kiri, dari kanan, dari atas, dan bawah, Rein terus melakukan tebasan secara terus menerus pada Lucius yang masih bertahan saat ini. Semakin lama, serangan Rein terlihat semakin cepat.
"Hyaaaaaaaaaaaaaa!!."
Menekan Lucius, ia terlihat mulai mundur beberapa langkah ke belakang. Kilatan-kilatan cahaya dari tebasan senjata Rein terlihat begitu cepat di udara. Namun hanya 10 detik kemudian Rein menebaskan combo terakhirnya pada Lucius yang kemudian terdorong mundur beberapa meter ke belakang.
Tubuhnya masih berdiri kokoh, jirah miliknya pun tidak tergores sedikitpun menerima hampir sekitar 24 combo serangan dari Rein. Hanya tersenyum, Lucius menurunkan senjata miliknya.
"Lumayan, tapi jika seperti itu kau tidak akan bisa mengalahkanku."
"Huh huh huh, Aku tau itu."
Terlihat kelelahan, Rein kembali bersiap untuk menyerang Lucius kembali.
"Jika ini adalah kekuatan penuhmu, aku sangat kecewa padamu." Senyum pada wajah Lucius mulai menghilang, tatapan wajahnya mulai memancarkan energy yang begitu besar. Tampaknya, Lucius sudah mulai bosan dan mencoba mengakhirinya. "... Aku akan memaksamu. Bersiaplah."
Mengangkat pedang miliknya, Lucius mulai berlari pada Rein. Tiba-tiba sebuah cahaya putih muncul di permukaan arena Collosium, seperti sebuah lingkaran sihir berbentuk salip.
"Sial?"
Itu adalah skill serangan special job Guardian Knight, Divine Ray. Sebuah serangan AoE seperti Grand Cross yang memiliki daya ledak sangat kuat dan begitu menakutkan. Selain itu Divine Ray memiliki area serangan yang sangat luas, bahkan mencakup seluruh arena Collosium ini. Itu artinya Rein tidak memiliki ruang untuk menghindari serangan ini.
Ledakan itu membuat tubuh Rein seketika terangkat dan terdorong ke belakang, tekanan udara seakan meledak dari permukaan tanah membuat tubuh Rein terangkat ke udara.
Melayang di udara dan terjatuh, Rein yang sesaat kehilangan padangannya melihat sosok Lucius sudah berada di depannya. Tidak memberikanku waktu untuk pulih, Lucius mulai melakukan serangan beruntun. Tebasan demi tebasan kini dilancarkan oleh Lucius pada Rein. Melihat kondisi ini, kini semuanya seakan terbalik. Kini Rein yang harus bertahan dari serangan beruntun Lucius dengan pedang miliknya.
Namun kecepatan dari Lucius saat menebas itu bisa di bandingkan dengan Rein yang merupakan seorang Swordmaster.
Meskipun seorang knight akan memakai jirah yang besar dan berat, kelemahan itu sudah di ketahui oleh semua orang karena itulah Knight sering melakukan perawatan untuk jirah dan senjata mereka agar lebih ringan. Meskipun begitu, gerakannya tetap akan terbatasi. Namun melihat Lucius saat ini, dia tidak terlihat memiliki masalah dengan jirahnya itu.
Seharusnya, dia memiliki masalah dalam hal kecepatan karena dia dulunya adalah seorang paladin yang mengandalkan berat dari jirah dan perisai nya untuk memperkuat pertahanan. Namun Special Job miliknya membuat dia kini tidak memerlukan perisai.
Dengan hilangnya perisai, maka dia dapat menaikan kecepatan serangan dengan memperingan armor miliknya. Hasilnya, dia kini mempunyai 3 keuntungan besar.
Pertahanan yang kuat.
Serangan yang dasyat.
kecepatan serangan yang tinggi.
--Dia terlalu sempurna.
"Ha!"
Berhasil tertembus, beberapa tebasan Lucius berhasil mengenai tubuh Lucius. Tangan, pipi, perut, leher, dan yang terakhir adalah leher. Hampir saja, leher Rein berhasil tertebas olehnya, namun dengan cepat Rein membuat jarak dan mundur sejenak.
Lucius berlari kembali mengikutinya, tidak memberikan waktu untuknya bernafas. Kembali dia mengaktifkan Divine Ray, mengangkat tubuhku ke udara oleh serangan itu. Sangat kuat dan menguncang tubuhku bagaikan di hantam oleh sebuah mobil dari depan.
Rein menyadari HP akan segera memasuki area tidak aman dan mungkin dalam serangan selanjutnya dia akan kalah.
Dia harus membalikan keadaan kali ini.
Sebelum tubuhnya mendarat ke tanah, Lucius sudah bersiap di depannya dan menebaskan senjatanya. Namun Rein mulai bereaksi, Mengubah posisi tubuhnya dan menebaskan pedang miliknya pada serangan Lucius. Percikan api muncul saat kedua senjata itu bergesekan, dan gelombang serangan akibat beradunya kedua pedang itu membuat Rein terpental ke belakang cukup jauh. Terbang di udara, Rein melemparkan senjata miliknya pada Lucius yang masih berdiri.
Mengetahui hal itu, Lucius sedikit memiringkan tubuhnya menghindari senjata yang kini mulai melewatinya. Melangkahkan kaki kirinya untuk mengejar Rein, tiba-tiba dia terkejut dengan sebuah kilatan cahaya yang bergerak melewatinya kali ini.
"... Berpindah tempat?"
Tubuh Rein yang sebelumnya terpental di udara, kini terlihat sudah berada di belakang Lucius. Tangan kanannya menangkap Ancient Sword of Typareht yang sempat dia lempar sebelumnya, Berputar dan mulai menebaskan senjatanya yang mulai bersinar.
"Swordmaster, Absolut Combo."
Semua orang terlihat mulai terkejut melihat posisi Lucius yang terdesak saat ini, tentu saja karena dia kini tidak akan punya peluan untuk menghindari serangan dari Rein. Seluruh bagian belakang tubuhnya terbuka lebar, ini adalah kesempatan emas yang dimiliki oleh Rein.
Mengambil nafas dalam-dalam, Rein melakukan serangan beruntun miliknya mengarah pada punggung Lucius.
Dengan menggunakan tangan kanan, dia melepaskan serangan demi serangan pada jirah yang melindungi punggung Lucius. Sangat ganas dan cepat, Rein mengerahkan seluruh tenaganya dalam combo ini. Satu yang dia incar adalah menghancurkan jirahnya dan memotong tubuhnya.
"Hyaaa.!!"
Kesempatan ini akan berakhir jika skill combo ini meleset.
Jika Lucius dapat menangkis satu serangan aja dengan senjatanya, maka serangan Combo Rein akan terhenti. Meskipun serangan combo Rein semakin lama akan semakin besar damage yang di hasilkan, tetap saja jika meleset 1 kali saja semuanya akan berakhir.
Karena itulah Accurasi serangan untuk seorang Swordmaster harus besar untuk mencegah hal itu.
Meskipun Rein memiliki Ancient Sword of Typareht yang memiliki kemampuan khusus yaitu meningkatkan akurasi serangan sebesar 3% dari setiap serangan yang di lepaskan. Yang artinya, semakin banyak combo yang dia hasilkan, maka semakin besar pula peluang yang dia miliki agar serangannya tidak akan meleset. Tetap saja, Sword of God milik Lucius bisa mematahkan combonya dengan mudah.
Karena itulah sebelum dia berbalik dan mematahkan serangan ini, Rein harus segera mengakhirinya.
--Keras sekali!
Sekitar 16 combo berhasil dia lesatkan dalam waktu 5 detik saja, tetapi HP Lucius terlihat berkurang begitu lambat. Daya tahan jirah yang di pakainya lebih besar dari perkiraan Rein membuat serangan miliknya hanya berefek kecil padanya. Jika begini, dia tidak akan berhasil.
"...Divine Ray!".
--Cih!
Rein mulai melompat ke udara ketika Lucius kembali mengaktifkan Divine Ray. Seperti yang dia pikirkan sebelumnya bahwa selain Senjata Sword of God miliknya, Divine Ray juga dapat mematahkan combo miliknya. Dengan skill area sebesar ini, tentu saja serangan itu pasti berhasil mengenainya.
Terpental kembali, kini ujung kaki Rein menyentuh ujung dinding di belakangnya. Dia terdorong jauh oleh Divine Ray, HP nya pun kembali turun dan hampir mendekati angka merah. Jika terkena serangan Divine Ray 3 kali lagi, maka HP nya akan habis.
Tetapi, Rein menyadari sesuatu bahwa Divine Ray memiliki selang waktu kurang lebih sekitar 45 detik sebelum dia bisa mengaktifkannya lagi. Dengan sisa waktu yang ada, maka dia hanya bisa melakukannya 2 kali saja.
Itu artinya, aku hanya mempunyai HP bersih sekitar 10% saja.
Ungkap Rein sambil terus berpikir cara mengalahkan Lucius yang tersenyum melihatnya.
"Itu sangat mengejutkanku, aku tidak menyangka Job Swordmaster memiliki Skill berpindah kilat seperti itu." Sedikit tersenyum, Lucius terlihat mulai senang saat ini. Namun itu tidak berlangsung lama, tatapannya terlihat kembali mulai serius.
"... Aku mulai bersemangat."
Swordmaster tidak mempunyai skill berpindah tempat seperti job Thief, meskipun begitu Warior memiliki skill untuk menambah kecepatan gerak yaitu Movement. Namun apa yang dilakukan Rein beberapa saat lalu bukanlah skill miliknya melainkan kemampuan khusus dari senjata miliknya Ancient Sword of Typareht.
Setiap 3 detik setelah pedang terlepas dari tangan, maka sang pemakai bisa mengaktifkan skill berpindah tempat ke area dimana Ancient Sword of Typareht berada.
Lucius mulai bergerak dengan Sword of God miliknya yang terlihat di selimuti cahaya, namun sesaat kemudian dia menebaskannya dari jarak yang masih cukup jauh. Menebaskan pedang tersebut dari kanan ke kiri dengan kuat.
Tiba-tiba dalam beberapa detik saat ujung pedang Lucius berada sejajar dengan tubuh Rein, ia melihat sebuah garis-garis cahaya biru transparan di udara yang membentuk Sword of God miliknya, seperti sebuah bayangan pedang miliknya. Besar, panjang, dan berada di sisi Rein.
Menyadari hal itu, Rein dengan cepat memindahkan senjatanya ke bagian kiri tubuhnya.
"Sial!!"
Bayangan pedang itu saling bergesekan dengan senjata Rein, namun tubuhnya terdorong keras ke kanan sangat cepat dan kuat. Tubuh Rein terpental kuat dan cepat menabrak dinding sisi arena Collosium.
"Eh kau berhasil melihatnya."
Lucius terlihat sedikit terkejut, dia tidak menyangka bahwa kemampuan khusus dari senjatanya dapat dia tangkis.
Ini adalah kali pertama Lucius memperlihatkan kemampuan khusus lain dari Sword of God miliknya. Hanya 2 kemampuan saja yang sudah di ketahui oleh publik karena terposting pada situs LLO yaitu Damage Decrease 100% dan HP Increase 15%.
Kemampuan ke tiga Sword of God milik Lucius adalah Invisible Light, kemampuan khusus untuk menambah jangkauan serangan dari senjatanya. Bayangan Sword of God akan terlihat di udara sesaat setelah pemakai mengaktifkannya, seperti sebuah garis cahaya.
Dinding batu akibat hantaman kuat tubuh Rein terlihat hancur dan berjatuhan, debu asap terlihat mengepul di sana. Namun tiba-tiba sosok bayangan keluar dari debu asap itu, berlari menapak pada dinding.
Terus berlari pada dinding memutari arena Collosium, Lucius terlihat melakukan serangan kembali dari jarak jauh. Dia memutarkan tubuhnya ke kanan sambil menebaskan senjatanya, bayangan senjatanya miliknya mulai terlihat menghancurkan seluruh dinding Collosium.
Rein menghindarinya dan berlari lebih tinggi dan melompat ke udara.
Seluruh arena sisi Collosium yang menjadi tempat duduk para penonton terlihat mulai bergetar seperti dilanda oleh gempa bumi akibat serangan Lucius. Akibat tebasan senjatanya pada seluruh dinding yang mengitari arena, debu Asap mengepul keseluruh arena membuat keberadaan Lucius tidak dapat dilihat oleh Rein yang berada di udara kali ini.
Namun debu asap dimana Lucius berada menghilang, bayangan Sword of God miliknya terlihat muncul di udara ketika ia mengangkat senjatanya ke udara.
Melihat ke arah Rein, Lucius mulai menghempaskan senjata itu dari atas kebawah dengan kuat dan cepat. Debu asap mulai terbelah disertai dengan hancurnya area yang sejajar dengan tebasanya. Seluruh area Collosium yang sejajar dengan serangannya terlihat retak dan hancur, bahkan serangan itu sampai ke tempat duduk para penonton.
Tetapi serangan itu tidak mengenai Rein yang berpindah tempat di udara beberapa saat sebelum bayangan Sword of God itu menebas dirinya.
Berbarengan dengan debu asap yang menyebar akibat hancurnya dinding arena Collosium, Rein sempat melemparkan senjatanya sebelum dia melompat ke udara.
--Berpindah tempat ya?"
Lucius sepertinya menyadari Rein berpindah tempat. Ia kemudian mengaktifkan Divine Ray untuk menyingkirkan seluruh debu asap yang menyelimuti seluruh arena serta menyerang Rein.
Dia berpikir bahwa Rein berpidah tempat ke arena Collosium dan menyembunyikan dirinya dalam kabut asap.
Ketika Divine Ray di aktifkan, seluruh debu asap benar-benar menghilang bersamaan dengan cahaya yang muncul di permukaan arena. Lucius mulai mencari keberadaan Rein di seluruh arena, namun dia tidak menemukannya.
"Tidak ada?"
Melihat ke atas, tiba-tiba sebuah sejata turun dari langit dan menancap tepat di depan tubuhnya.
Seiringan dengan jatuhnya senjata itu, sebuah kilat seperti menyambar dari langit tepat pada senjata yang tertancap di depannya. Kilat itu adalah efek ketika Rein berpindah tempat.
Rein terlihat langsung berada pada posisi menyerangan saat ini, sementara pertahanan Lucius begitu terbuka lebar di depannya.
Lucius tidak menyangka bahwa Rein akan berpindah tempat langsung di depannya.
Kemungkinan besar Rein melemparkan pedangnya jauh ke langit saat debu asap mulai menyelimuti arena Collosium. Ketika Lucius melepaskan serangannya, dia mulai berpindah tempat ke udara untuk mengindari serangannya. Ketika tubuh Rein mulai turun dari langit, dia menunggu Lucius untuk mengaktifkan Divine Ray untuk menghilangkan seluruh debu di Arena.
Ketika Lucius mengaktifkan Divine Ray, Rein melemparkan senjatanya dari atas ke bawah. Mengarahkannya tepat di depan Lucius, Akhirnya Rein berpindah tempat untuk mendapatkan posisi menyerang tepat di depannya.
Rein sudah memperhitungkan semuanya ketika melihat serangan pertama Sword of God miliknya.
Dengan posisi sedekat ini, dia tidak akan mempunyai kesempatan untuk menahan serangan yang akan dilancarkan oleh Rein sesaat lagi.
"Sial!!"
"Swordmaster, ultimate deathly combo !!"
Senjata Rein terlihat mulai bersinar diselimuti oleh cahaya putih yang terang. Ia mulai mengayunkan tangan kanannya yang memegang pedang dari arah kiri ke kanan atas menebas jirah Lucius. Garis cahaya yang mengikuti ayunan senjatanya terlihat muncul di udara. Tebasan itu mengakibatkan jirah Lucius tergores dan mulai retak, terlihat dari garis merah pada armor miliknya.
Serangan beruntun dilanjutkan oleh Rein, tebasan demi tebasan dia lesatkan pada tubuh Lucius yang berada di depannya.
Lucius terlihat mencoba menghindari serangan combo beruntun dari Rein, dia sempat mencoba membuat jarak ketika Rein masih terus menebasnya. Namun Rein tidak memberikan sebuah kesempatan untuknya melarikan diri, dia terus memberikan tekanan dengan menebasnya secara membabi buta.
Waktu hanya tinggal kurang dari 40 detik lagi saat ini ketika Rein terus melanjutkan Combo skill miliknya.
HP Lucius terlihat turun dari 60%, 50%, 40%, dalam hitungan detik saja.
Seluruh penonton bersorak ketika Rein berhasil membuat HP Lucius jatuh ke angka 50%. Hampir seluruh orang di arena ini mendukung Rein saat ini, tentu saja karena mereka sedang melihat seorang Chaser yang berhasil menyudutkan seorang pemimpin Legion terkuat di LLO saat ini.
Kebanyakan penonton adalah seorang Chaser, karena itulah mereka bersorak untuknya.
"Hyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!"
Rein berteriak kuat sembari melepaskan tebasan demi tebasan pada tubuh Lucius. Tidak memberinya kesempatan, dia bahkan menebaskan senjatanya pada tangan kanan Lucius yang sempat bergerak untuk menempatkan Sword of God menjadi perisai.
Dia memotong tangan kanan Lucius dan menghempaskan Sword of God miliknya.
Melihat ini, Lucius tidak mempunyai lagi kesempatan untuk melawan.
"Sudah berakhir!!"
Ucap Rein setelah memotong tangan kanan Lucius.
Melanjutkan skill combonya, dia kini sudah melakukan 100 tebasan dalam 17 detik saja. Namun sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dari skill combonya akan berakhir.
Skill Ultimate Deathly Combo adalah skill terkuat dari Swordmaster , menambahkan 100% damage pada setiap serangan yang berhasil dilepaskan serta menambahkan efek stun pada setiap critical yang terjadi. Selain ini, skill ini hanya akan berhenti jika serangan meleset « Miss » yang artinya skill combo ini tidak memiliki batas.
Dengan efek khusus dari Ancient Sword of Typareht, Rein tidak akan meleset kali ini.
Artinya Rein akan terus menebas Lucius sampai HP nya mencapai angka 0.
Jika melihat waktu yang masih tersisa, Rein kemungkinan dapat mengalahkan Lucius sebelum waktu duel ini habis.
Kemenangan sudah ada di depan matanya.
Berakhi--
Itulah yang dipikirkan oleh Rein saat ini.
Namun sesaat kemudian, semuanya berubah dalam sekejap. Dalam momen yang singkat, Rein sempat melihat senyuman tersirat dari wajah Lucius. Hanya dalam persepuluh detik, tangan kiri Lucius yang masih utuh bergerak dan diposisikannya di depan tubuhnya. Serangan Rein yang tidak bisa ia tarik lagi kemungkinan akan memotong tangan kiri Lucius saat ini.
Garis-garis cahaya menyelimuti tangan kiri Lucius.
Tiba-tiba, tubuh Rein terdorong jauh kebelakang.
"... Argh!!"
Apa yang terjadi?
Tertegun dengan apa yang terjadi, skill combo Rein akhirnya terhenti dengan menyisakan sekitar 28% saja HP Lucius. Ketika tubuhnya terpental ke udara, Rein sempat melihat HPnya yang mulai turun seolah-olah mendapatkan serangan. Namun dia tidak melihat Lucius melancarkan sebuah serangan.
Rein hanya merasakan tubuhnya seperti di hantam oleh sesuatu yang sangat kuat.
Berputar di udara, Rein mencoba memposisikan tubuhnya berdiri kembali. Namun ketika dia melihat ke depan, Lucius sudah menerjang di depannya dengan tangan kiri di tariknya kebelakang seperti posisi ingin melepaskan pukulan.
Namun Rein melihat kembali garis-garis cahaya di telapak tangan kirinya, seperti membentuk sebuah perisai.
"... Invisible Shield.!!"
Suara Lucius sambil melepaskan pukulan tangan kirinya.
Tubuh Rein kembali terdorong kebelekang oleh hantaman yang sangat kuat.
Rein mulai menyadari sesuatu oleh serangan kedua Lucius kali ini. Sensasi yang dirasangan dari serangan itu bukanlah dari pukulan tangan kirinya, melainkan sebuah senjata menyerupai perisai yang melekat pada tangan kirinya. Garis-garis cahaya yang muncul di tangan kirinya itu menunjukan bahwa perisai itu memang terpasang pada tangan kirinya, namun perisai itu tidak dapat di lihat oleh mata telanjang.
Apakah ini Skill Guardian knight miliknya?
Hanya itu yang bisa Rein pikirkan kali ini. Semenjak pertarungan ini di mulai, Lucius hanya menggunakan skill Guardian Knight Divine Ray untuk menyerang. Rein tau bahwa kemungkinan besar Lucius menyembunyikan skill lainnya karena sampai saat ini dia mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Dan mungkin ini adalah salah satunya.
Sebuah armor tidak mungkin bisa dibuat transparan seperti itu, itu artinya perisai transparan di tangan kirinya kemungkinan besar adalah skill guardian miliknya. Pada akhirnya Guardian Knight memang job yang memakai sebuah perisai.
Jika dia menggunakan skill ini sejak awal, mungkin seluruh seranganku bisa di hentikannya.
Bodohnya diriku jika berpikir bisa menang darinya?
Ahh, Ini sudah berakhir.
***
Lucius Win.
Sebuah Hologram tanda berakhirnya duel muncul tepat di tengah-tengah Collosium, pertarungan yang begitu dipenuhi oleh ledakan ini akhirnya dimenangkan oleh Lucius. Menyisakan waktu sekitar 26 detik lagi, Lucius berhasil membunuh Rein dengan serangan miliknya.
Remain Light terlihat berkobar tepat di depan Lucius yang masih berdiri di arena Collosium. Tepat setelah hologram tanda berakhirnya Duel menghilang, tangan kanan Lucius yang terpotong terlihat sembuh kembali. Begitu juga dengan tubuh Rein yang kembali muncul dari Remain Light yang menghilang beberapa saat kemudian.
Dalam posisi tubuh menghadap ke langit, Rein terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa kekesalannya.
Mulai bangkit dan duduk, Rein hanya bisa pasrah menerima kekalahannya dari Lucius.
Berjalan mendekati Rein, Lucius mulai berbicara padanya.
"... Serangan terakhirmu itu apakah skill lain Swordmaster?... Aku tidak mengenal skill combo seperti itu."
"Ultimate Deathly Combo, skill dapat membuatku melakukan combo tak terhingga. Skill itu akan berakhir jika seranganku meleset « Miss » atau lawanku mati."
"Selain itu, kau juga memakai skill support yang aneh sebelum duel dimulai. Apakah kau masih mempunyai yang lainnya?"
"Tidak, itu semua kekuatanku. Aku sudah mengeluarkan semuanya, skill combo terakhirku adalah kartu as milikku agar bisa mengalahkanmu. Aku sudah menunggu saat akurasiku mulai mencapai titik teratas dengan melakukan banyak serangan sebelum melakukan combo tersebut, namun kau berhasil menangkisnya. Aku tidak mengira bahwa job Class Guardian Knight milikmu masih memakai sebuah perisai."
"Lebih tepatnya Full Counter, Skill Invisible Shield miliku membuat serangan lawan padaku akan terkena pada dirinya sendiri. Karena itulah kau kehilangan banyak sekali HP setelah mengenai perisai ku itu."
"Aku sudah menduga hal itu, aku memang penasaran kenapa HPku terkuras ketika di tahan oleh perisai milikmu itu."
Rein terlihat mencoba berdiri kembali, namun beberapa saat kemudian dia melihat Lucius menjulurkan tangannya. Sedikit terkejut dengan tindakannya itu, Rein kemudian bangkit dari posisinya dengan memegang tangan Lucius.
Saling bertatapan dan tersenyum, Rein akhirnya mengakui kekalahannya.
"Ah aku memang bodoh. Bagaimana mungkin aku bisa mengalahkan dirimu yang sekuat itu. Jika sedari awal kau sudah serius, mungkin aku akan kalah lebih cepat."
"Tidak-tidak, pertandingan tadi cukup seimbang. Kau berhasil memotong tanganku, aku sangat terkejut kau bisa melakukannya."
"Meskipun berhasil memotong tangan kananmu, sepertinya itu tidak berpengaruh pada Skill terakhirmu itu. Faktanya kau bisa menebasku."
"Guardian Knight, itulah nama skill terakhir yang kugunakan saat mengalahkanmu. Skill serangan dengan memanggil roh kesatria langit Guardian."
"Jadi bayangan seperti seorang ksatria berjirah berukuran besar itu adalah Guardian Knight?"
"Ya, itu benar."
Setelah tubuh Rein terpental kebelakang lalu tubuhnya di hantam ke permukaan Arena oleh Lucius menggunakan Invisible Shield miliknya, selanjutnya Lucius menggunakan Divine Ray untuk mengangkat tubuh Rein ke udara.
Serangan itu membuat HP Rein jatuh ke angkat 5%.
Ketika Tubuh Rein kembali turun, sebuah tebasan memotong tubuh Rein sampai akhirnya dia kehabisan HP point miliknya. Tebasan itu dilancarkan oleh Lucius dari jarak sekitar 10 meter dari tempat dia berdiri. Beberapa saat sebelum menghilang, Rein sempat bertanya-tanya kenapa Lucius bisa menebas dirinya dalam keadaan tanpa senjata dan tangan kanannya terputus.
Sempat melihat sesaat, dia melihat bayangan besar putih seperti seorang kesatria yang menyelimuti tubuhnya. Hanya bagian pinggang keatas saja yang terlihat muncul dari permukaan Arena dan menyelimuti tubuhnya, sedangkan bagian tubuh bawahnya tidak terlihat dan seperti menembus tanah.
Kesatria itulah yang membunuh Rein yang merupakan Guardian Knight, Skill milik Lucius dari Special Job miliknya.
"Karena aku kalah kau kalah dariku, aku ingin kau melakukan sesuatu."
"Apa itu?"
Tanya Rein yang sedikit bingung.
"Perlihatkan padaku Pet milikmu Rein, kau menggunakannya skill support pet milikmu saat stand by tadi benarkan?... Kalau tidak salah Dragon Force."
"Ketahuan ya."
Sambil tertawa, Rein mulai mengangkat tangan kirinya untuk membuka menu controller. Mengutak-atik menu controller miliknya, sesaat kemudian puluhan cahaya berkumpul tepat di belakang tubuhnya membentuk sosok besar. Ketika cahaya itu menghilang, sosok itu kemudian muncul seperti seekor Dragon berwarna Hitam-merah.
Memiliki dua kaki dan tangan, monster itu berdiri di belakang Rein dengan gagah dan terlihat sangat menakutkan. Dragon itu mulai mengembangkan sayapnya dan mulai meraung sangat keras membuat seluruh penonton terdiam dan terkagum-kagum melihatnya.
"Apa itu?"
"Dragon?"
Pertanyaan itu mungkin saat ini muncul di benak seluruh orang yang melihatnya terkecuali LunaClaire yang sudah mengetahuinya. Dengan ukuran tubuhnya saat ini, mungkin pet milik Rein adalah yang terbesar di Lost Legion Online.
Monster itu termasuk kedalam pet langka dan belum pernah di publikasikan.
"Heh, pet macam apa itu?"
"Tingkat ke 5 « terakhir » dari Dragon Egg, nama pet ini adalah Bahamut."
"Berapa Loyalti Point untuk menggunakan Bahamut?"
"15.000 Loyalti Point."
"Aku mengerti sekarang, jadi inilah alasanmu mempunyai loyalti point sebanyak itu."
Pet tingkat ke 4 dan 5 biasanya hanya akan memerlukan loyalti point sekitar 4000-5000 saja tergantung dari jenis petnya. Jika pet adalah tingkat biasanya mereka hanya memerlukan sekitar 4000 saja, sedangkan tingkat langka « Rare » memerlukan 5000 lebih loyalty point.
Namun untuk pet type sangat langka « Super Rare » atau Legendaris « Legend » biasanya akan memerlukan loyalty point lebih besar.
Bahamut memiliki loyalty point sebanyak 15.000, lebih besar dari Phoenix milik LunaClaire type legendaries yang berkisar di angka 12.000 Loyalti Point.
Meskipun begitu,besar kecilnya loyalty point tidak mempengaruhi kekuatan dari pet tersebut karena setiap pet memiliki kemampuan berbeda-beda tergantung dengan jenisnya. Contohnya saja Phoenix yang merupakan type Magic dan Support, berbeda dengan bahamut Rein yang merupakan Type damage dan Attack.
"Apa ini sudah selesai?"
"Akh aku sudah puas melihatnya."
Menekan tombol Controller miliknya lagi, kini Bahamut di belakang tubuh Rein terlihat mulai diselimuti oleh api merah. Seluruh tubuh Bahamut terlihat mulai terbakar, lalu beberapa saat kemudian menghilang seperti debu di udara.
"Ini sudah selesai."
"Tidak ini belum selesai." Tiba-tiba tepat di belakang Lucius seorang wanita berbicara. Dia adalah LunaClaire yang kini sudah memakai seluruh item terkuat miliknya. Dengan tatapan serius dia mendekati Lucius dan menantangnya untuk bertarung. "... Sekarang gilaranku untuk melawanmu Lucius."
Sedikit terkejut dan berbalik melihat LunaClaire, Lucius terlihat hanya tersenyum menanggapinya.
"Oh."
Menghempaskan tangan kirinya di udara untuk membuka menu controller, LunaClaire mulai membuka menu PvP untuk menantang Lucius bertanding. Sebuah menu hologram kini muncul di depan tubuh Lucius, sebuah tantangan untuk berduel dilayangkan oleh LunaClaire saat ini.
Berhenti sejenak dan menatap LunaClaire, tangan kiri Lucius mulai terangkat dan menekan salah satu pilihan pada menu tantangan duel tersebut. Dia terlihat mulai berbicara sambil menekan salah satu pilihan pada menu tersebut.
"...Sudah cukup."
LunaClaire terkejut ketika sebuah pesan balik bertuliskan « Lucius menolak permintaan berduel denganmu » muncul di depan tubuhnya. Sedikit marah, LunaClaire mulai bertanya pada Lucius.
"Kenapa kau menolak bertarung denganku?"
"Ini sudah selesai. Aku tidak punya niat lagi bertarung denganmu kali ini. Jika kau mengkhawatirkan pembicaraan kita sebelumnya, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mengeluarkan mereka dari Legionku, mereka sudah mendapatkan hukuman dan menyesali perbuatan mereka."
"Benarkah itu?"
"Ya, jika harus jujur soal mereka aku sudah menyelesaikan masalah itu beberapa hari yang lalu. Aku hanya menggunakan alasan untuk mengeluarkan mereka padamu agar kau mau bertarung denganku."
"Jadi kau menipuk?"
"Bisa dibilang begitu, maafkan aku."
Setelah mendengar itu, LunaClaire terlihat mengempaskan nafasnya dan hatinya mulai lega. Seluruh kekhawatiran pada dirinya hilang seketika setelah mendengar itu. Meskipun dia sudah tertipu dengan permainan Lucius, dia terlihat tidak terlalu memperdulikannya.
Dengan mendengar itu saja, itu sudah cukup untuk LunaClaire.
"Terima kasih banyak."
Ucap LunaClaire.
Lucius terlihat sangat terkejut melihat apa yang dikatakan oleh LunaClaire sambil sedikit menunduk padanya. Melihat itu, Lucius merasa sedikit bersalah kali ini karena telah mempermainkannya.
"Eh, kenapa kau mengatakan itu? .....Sekarang aku jadi merasa sangat bersalah."
Arthuria mulai masuk ke arena Collosium dan berjalan mendekati Lucius. Dari nada bicaranya, sepertinya Arthuria mengetahui semua yang dilakukan Lucius.
"Apa kau sudah puas bermainnya Lucius?"
"Ya, aku sudah selesai."
"Baguslah kalau begitu. Kalau begitu ayo kita pergi."
"Baiklah, tapi sebelum itu." Menatap Berjalan mendekati LunaClaire, Lucius mulai menundukan kepalanya. "... Maafkan aku nona LunaClaire."
"Ti-tidak aku yang seharusnya berterima kasih padamu."
"Tidak aku sudah menyesal kali ini, aku tidak akan menggunakan cara licik seperti ini. Lain kali aku pasti akan melayangkan tantangan langsung padamu, jadi persiapkan dirimu saat waktunnya sudah tiba. Duel diantara kita pasti akan terjadi suatu hari nanti."
Tersenyum, LunaClaire menerima tantangan itu.
"Aku siap bertarung denganmu kapan saja."
Terlihat senang mendengar perkataan itu, Lucius kembali melanjutkan perkataannya.
"... Sebagai ucapan permintaan maaf, aku akan memberikan keringanan padamu. Karena Legionmu berada di sekitar wilayah Rohan, aku akan memberikan perintah larangan menyerang wilayah milikmu pada seluruh pasukanku. Sebagai gantinya, jika anggota Legionmu sudah memadai contohnya..." Berpikir sejenak. "Jika anggotamu sudah mencapai 7 orang, maka aku akan menarik perintah itu."
Lebih tepatnya, Lucius memberikan sedikit waktu untuk LunaClaire membangun Legion miliknya. Jika Legion Ludnica sudah beranggotakan 7 orang maka Rohan akan memulai menyerang Ludnica.
"Apa itu sudah cukup?"
"Aku sangat berterima kasih padamu, tapi perjanjian itu seperti meledekku saja. Kau tidak perlu melakukan hal itu, kau bisa menyerang kapan saja. Aku siap bertarung kapan saja."
"Kau sangat percaya diri sekali, aku menyukainya. Tapi aku tak akan menarik kata-kataku ini. Jika Legionmu sudah beranggotakan 7 orang, aku akan memulai menyerang Ludnica. Ini sebagai permintaan maafku dan juga terima kasihku pada Rein."
"Untuk apa?"
Rein terlihat bingung dan mulai bertanya.
"Kau bilang akan memberikan sebuah pertarungan yang layak untukku sebelumnya kan?... Kau sudah membuktikannya. Aku kira, kau adalah seorang Chaser terkuat di LLO. Aku sangat menikmati pertarungan tadi." Lucius mulai berjalan meninggalkan arena Collosium sambil mengatakan salam perpisahan. "... Aku menantikan hari dimana kita akan bertarung lagi Rein. Untuk bagian selanjutnya, cobalah untuk mengalahkanku."
Tertawa dengan perkataan itu, Rein terlihat merasa bersemangat kali ini dan menjawabnya.
"Lain kali kau harus bersungguh-sungguh dari awal, karena pertarungan selanjutnya akan sangat berbeda Lucius. Aku pasti akan mengalahkanmu."
***
Setelah pertarungan Lucius dan Rein di Collosium, banyak sekali update baru yang terposting di dalam situs resmi Lost Legion Online. Dari pertarungan tersebut, banyak sekali informasi baru yang terungkap ke publik dan kini sudah ter update di situs LLO.
Beberapa informasi itu diantaranya adalah Skill, Weapon, Pet, dan Special Ability.
Yang pertama adalah ada sekitar 4 skill baru yang terungkap dari petandingan itu. 2 Skill adalah milik Lucius yaitu Invicible Shield dan Guardian Knight.
Sementara 2 skill lainnya adalah milik Rein yaitu Ultimate Deathly Combo dan Skill Support dari Bahamut Dragon Force. Dengan Ultimate Deathly Combo, Swordmaster kini menjadi memiliki 3 skill combo dari sebelumnya yang hanya 2 saja Lucky Strike combo dan Absolute Combo.
Sementara itu Skill Support Bahamut menjadi skill terakhir yang terungkap pada pertarungan itu. Dragon Force adalah kemampuan untuk menambahkan 50% damage dari pengguna selama kurun waktu 1 menit saja.
Karena kurun waktu yang sangat sedikit inilah Rein langsung menyerang Lucius habis-habisan di awal pertarungan agar efeknya bisa masih digunakan sebelum menghilang. Namun karena sistem PvP ini memaksa dirinya tidak bisa menggunakan skill Support lagi ketika duel tengan berlangsung, combo terakhir miliknya tidak memiliki efek Dragon Force.
Jika saja Dragon Force digunakan bersama dengan Ultimate Deathly Combo, maka Rein kemungkinan bisa mengalahkan Lucius.
Banyak sekali yang beranggapan seperti itu di Forum LLO semenjak Informasi mengenai skill Rein dan Lucius terungkap.
Ada yang bilang bahwa jika duel itu termasuk kedalam Legion Wars, maka Rein bisa mengalahkan Lucius.
Ada perbedaan yang mencolok pada Legion Wars dan PvP, terutama pada penggunaan skill support. Jika dalam PvP skill support harus di aktifkan sebelum duel di mulai, berbeda dengan Legion Wars yang memperbolehkan skill support di aktifkan ketika bertarung. Penggunaan skill support pada saat bertarung memang menjadi sangat vital, seperti contohnya jika Rein mengaktifkan Dragon Force ketika dia melakukan serangan combo, kemungkinan besar serangannya akan berlipat ganda.
Jika dalam PvP para player memiliki aturan tersendiri, maka di dalam Legion Wars para player bebas melakukan apapun saat bertarung.
Termasuk menggunakan support pet seperti yang dilakukan LunaClaire saat bertarung bersama dengan Phoenix.
Lalu apa jadinya jika Rein bertarung dengan bantuan support Bahamut?
Forum dipenuhi oleh pertanyaan itu, mereka menganggap bahwa Rein bisa mengalahkan Lucius. Namun sebagian pun berkata bahwa Lucius menang mutlak atas pertandingan itu, bahkan mereka berkata bahwa Lucius belum menunjukan kekuatan sebenarnya.
Selain Skill, senjata milik Xiao Lyn Ancient Sword of Typareht Juga sudah terupdate pada situs resmi LLO. Selain Bahamut yang memiliki Loyalti Point cukup besar, senjata milik Xiao Lyn ini juga memerlukan Loyalti Point yang sangat tinggi.
Mungkin Ancient Sword of Typareht adalah senjata yang memiliki Loyalti Point terbesar di LLO dengan angka 15.530. Angka Loyalti Point itu bahkan 2 kali lebih besar dari Sword of God Milik Lucius yang hanya mencapai 7900.
Angka yang dimiliki senjata itu memang sangat cocok dengan status senjata tersebut yang bisa dibilang sangatlah tinggi. Selain status nya yang tinggi, senjata ini pun memiliki Special Ability yang sangat langka, yaitu salah satunya adalah Teleport.
Hanya Class Assasins saja lah yang memiliki skill berpindah tempat « Teleport » sampai saat ini di LLO yang merupakan skill yang sangat diminati. Skill berpindah tempat Assasins « Blink » sangat ditakuti oleh para Player di LLO, alasannya adalah karena skill ini dapat memindahkan tubuh mereka ke tempat yang mereka sukai.
Dalam Legion Wars, para Assasins sering bergerak dalam bayangan dan sebagai player killer « PK », karena itulah mereka sangatlah berbahaya. Saking kuatnya para Assasins, skill berpindah tempat « Blink » sempat di atur ulang sekitar 1 tahun yang lalu karena banyaknya protes.
Para Assasins yang dijuluki « One Hit, One Kill », akhirnya mulai terpuruk.
Skill Blink Assasins hanya bisa dipelajari jika player tersebut sudah mencapai level 115 saja, dan waktu delay nya pun bertambah menjadi 1 menit dari sebelumnya yang hanya 30 detik saja. Karena Assasins adalah type player yang bertarung dengan secepat kilat, tanpa skill Blink ini mereka menjadi seperti kehilangan taring.
Meskipun sebagai gantinya mereka diberikan skill Run untuk menambah 80% kecepatan gerak selama beberapa detik, skill ini tetap masih membuat Assasins terpuruk. Pada akhirnya class Assasins menjadi Class yang sangat sedikit di LLO.
Special Ability Ancient Sword of Typareht adalah salah satu kemampuan yang paling di dambakan oleh para player di LLO, namun mereka harus menelan ludah karena senjata ini hanya di peruntukan untuk Swordmaster saja, lebih tepatnya Rein saja yang bisa menggunakannya karena hanya dia yang sanggup melewati batas Loyalti Point dari senjata itu.
Hanya beberapa senjata saja yang mempunyai kemampuan Special Ability seperti ini. Kebanyakan senjata hanya menambahkan beberapa status saja dan menambahkan skill pasif saja, oleh karena itulah senjata seperti ini sangat diminati oleh banyak orang.
Kemampuan Special Abilty ini tidak bisa di dapatkan dengan cara di tempa, meskipun memakai barang langka ataupun menggunakan Cash sekalipun kemampuan ini tidak akan muncul pada senjata yang bukan termasuk kedalam type Special Ability.
Tapi tentu saja special ability pada senjata itu pun tidak di dapat secara langsung, bahkan Ancient Sword of Typareht milik Xiao Lyn pun di dapatkannya bukan karena di tempat. Special Ability berpindah tempat ini di dapatkan secara tidak sengaja setelah Rein dan Xiao Lyn melakukan Raid bos beberapa bulan lalu.
Setelah mengalahkan Raid bos, Kemampuan berpindah tempat ini muncul.
Itu artinya, secara tidak sengaja Rein dan Xiao Lyn melakukan sebuah Hidden Quest untuk membuka kemampuan kemampuan berpindah tempat Ancient Sword of Typareht.
Tidak aneh memang karena di Lost Legion Online banyak sekali Hidden Quest.
Setelah melihat forum Lost Legion Online dengan handphone miliknya, Kyosuke Suichi « Rein » terlihat mulai mematikanya dan berdiri kembali dari posisinya yang bersender pada dinding kayu di ruangan ini.
Memakai Hakama dan Kendo Gi di ruangan dengan lantai berwarna coklat terbuat dari kayu juga, Kyosuke terlihat berdiri dengan kuda-kuda begitu apik disana. menghempaskan Shinai « pedang kayu » di kedua tangannya ke depan, dari samping ke atas, dan juga menusuk kedepan beberapa kali.
Dengan tatapan penuh focus, Kyosuke terlihat melakukan banyak sekali gerakan mengayunkan pedang kali ini. Namun beberapa seranganya terlihat tidak memakai teknik yang baik, seperti saat melangkah, postur tubuh, dan mengunkan pedang yang asal-asalan.
Meskipun banyak sekali teknik pada kendo seperti Ashi-sabaki « Teknik Melangkah », Kihon, Joge Buri, Okuri-Ashi, dan lainnya, Kyosuke kini tidak memakai satupun dari teknik itu.
Hanya menebas dan menebas dengan cepat dan tidak beraturan.
Keringat terlihat terus berkucuran dari kepalanya yang tidak memakai pelindung kepala « Men » itu. Semain lama, wajah focusnya terlihat berubah menjadi sebuah kekesalan.
Berhenti melakukan serangan, wajahnya mulai bergerak ke atas. Menyadari apa yang dilakukannya sia-sia saja, dia mulai mengeluh dengan nada kecil
"Ahhhh apa yang ku lakukan?"
Meskipun mencoba focus, pikiran Rein masih mengingat apa yang terjadi kemarin saat dirinya dikalahkan oleh Lucius. Dia begitu kesal karena kemampuan berpedangnya bisa di samai oleh Lucius.
Meskipun dia sudah berlatih kendo untuk sejak SMP, namun serangan tidak ada yang berhasil. Jika pertarungan sebelumnya adalah pertandingan Kendo sungguhan, maka Rein dipastian kalah telak dari Lucius.
Terpengaruh oleh berita postingan di forum LLO, Rein kini berpikir untuk melakukan banyak latihan demi meningkatkan kemampuannya bertarung. Dia tidak melakukan latihan untuk perlombaan kali ini, dia hanya ingin mengembangkan teknik berpedangnya saja.
Karena dia seorang Swordmaster, teknik bertarung memang menjadi kunci sukses dia saat bertarung.
Tidak seperti siswa lainnya di ruangan ini yang berlatih untuk pertandingan di dunia nyata, Kyosuke berlaith untuk dilakukan di dalam Game.
Dia memang sudah tidak berminat mengikuti tournament-turnament kendo di dunia nyata, dia lebih berminat melakukan pertarungan di LLO terutama Raid Bos. Alasannya karena dia tidak terlalu suka bersaing.
Namun setelah kekalahannya dari Lucius, dia kini terobsesi untuk menjadi lebih kuat.
Untuk kali pertama lagi sejak LLO dibuka, dia merasakan gairah untuk berusaha melampaui seseorang. Dulu dia bersaing dengan para player veteran lainnya untuk menaikan level. Tetapi sekarang berbeda, dia bergairah untuk mengalahkan Lucius.
Aku ingin bertanding lagi dengannya.
Ini adalah kali pertama aku merasakan kembali rasa senang saat berduel.
Itulah yang membuatnya bersemangat.
Tetapi Kyosuke tau bahwa dengan kemampuan yang sekarang dia tidak akan bisa mengalahkannya. Sambil terus berpikir dan mencari pola serangan yang tepat di dalam pikirannya sambil mengayunkan Shinai, Kyosuke kembali sesuatu yang lebih penting.
Berhenti dari posisinya dan berjalan ke arah pintu yang berhubungan dengan ruangan di sisi sebelum dimana Klun Judo berada, Rein kini meperhatikan Haruna Claire yang tengah berlatih juga disana bersama dengan pengawas dan anggota lainnya.
Melihat wajah Haruna yang begitu focus saat berlatih, membuat Kyosuke terdiam sejenak menatapnya.
Memikirkan kembali apa yang dikatakannya sebelumnya, kini dia sudah mempunyai keputusan.
Berpikir berapa lama pun, dia tidak punya cara lain lagi.
Aku hanya perlu mencobanya saja.
Berbalik kembali keruangan kendo dan mulai berlatih lagi, Kyosuke terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya setelah beban yang mengganjal dipikirannya menghilang. Apa yang dipikirkannya adalah janji yang dia buat sebelumnya pada LunaClaire yang masih belum dia lakukan.
Kyosuke memang harus betanggung jawab dengan apa yang sudah dia katakan, namun sempat ragu kini dia sudah memutuskannya.
Demi bertarung kembali dengan Lucius, dia akan melakukan segalanya untuk mendapatkan momen itu.
Aku harus menjadi lebih kuat.
Ujarnya dalam hati sambil menghempaskan Shinai miliknya.