"Kakakku sedang membangun batu nisan untuk putra kepala desa, tapi dia terhimpit batu nisan itu hingga meninggal. Mereka mengatakan bahwa kakakku tidak dapat dikuburkan sebelum anak kepala desa dimakamkan, agar tidak mengambil jatah makam miliki anak kepala desa itu."
"Kapan itu terjadi?"
"Kemarin lusa."
"Kakakmu meninggal, tapi mengapa kamu tidak pulang?"
"Ibuku tidak mengizinkanku kembali."
"Kenapa?"
"Semua gadis muda di desa harus mengikuti upacara pemakaman anak kepala desa."
Xiuxiu telah menangis begitu lama, sehingga matanya membengkak seperti buah persik.
Gu Xiaoran terkejut bahwa praktik sewenang-wenang yang buruk seperti itu masih ada di era saat ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com