webnovel

11 - S-system

1 Mei

Sekarang aku sedang duduk dikelas sambil membaca buku seperti biasa. Kelasku dalam keadaan kebingungan karena mereka belum mendapatkan poin bulan ini. Sementara Horikita dan Ayanokouiji melihat kearahku yang tidak peduli dengan keadaan sekitar, mungkin mereka akan membicarakan masalah ini saat tidak ada orang.

"Eh? Ada apa ini?"

"Kau juga, ya?"

"Mengapa kita belum mendapatkan poin bulanan?"

Banyak suara yang memenuhi ruangan ini, karena belum ada guru jadi mereka bisa ribut. Seperti yang aku duga bahwa mereka akan menampilkan wajah seperti itu, aku merasakan sampai sekarang Horikita menatapku. Aku memang memperkirakan bahwa kelas ini akan mendapatkan poin kecil, tapi aku tidak menyangka bahwa yang kelas ini dapatkan adalah 0 poin.

Aku bisa tahu bahwa kelas ini menerima 0 poin karena Poin yang ada di hpku tidak bertambah. Inilah sebabnya aku tidak suka orang yang tidak berpikir dulu sebelum bertindak, perbuatan mereka akan mempengaruhi yang lainnya. Karena perilaku negatif mereka yang berbeda beda mengakibatkan kelas ini mendapatkan 0 poin. Meskipun aku tidak masalah, tapi bagaimana yang lain? Dan sejak kapan aku mementingkan orang lain? Tch kata kata darinya bahkan bisa sampai merubahku.

Tapi keputusan untuk tidak memberitahukan tentang sistem pada mereka adalah keputusan yang benar. Dari wajah mereka aku bisa tahu siapa saja yang masih memiliki poin banyak atau tidak. Tentu saja dua orang yaitu Horikita dan Ayanokouiji tidak mengecewakanku karena aku yakin poin mereka masih tersisa banyak.

"Lihat, Kejam bukan?" Ucapku yang dimaksudkan kepada dua orang disampingku.

"....." orang yang aku maksud tidak berkata apapun, mereka melihat reaksi orang orang yang bingung karena belum menerima poin.

Semakin banyak perdebatan terjadi dikelas ini, aku hanya diam saja sambil membaca buku karena tidak ada gunanya aku ikut campur. Terlebih lagi buku yang sedang aku baca ini memiliki cerita yang menarik, lebih menarik daripada perdebatan mereka, meskipun reaksi mereka saat awal juga sedikit menarik. Tidak lama kemudian Chabashira-Sensei masuk kekelas untuk memulai jam pelajaran.

"Cepat duduk. Pelajaran pagi akan dimulai" Ucap Chabashira-Sensei sambil berjalan menuju mejanya.

"Sensei, kami belum mendapat poin! Bukankah seharusnya dibagikan perbulan tiap tanggal satu, ya?" Ucap salah satu murid laki laki yang tidak aku ketahui namanya. Jika aku membuka data tentang murid dikelas ini tentu saja aku tahu.

Aku sudah tidak membaca buku lagi karena pelajaran pagi akan dimulai, terlebih lagi mengabaikan guru yang mengajar adalah pelanggaran. Aku sekarang fokus menghadap Chabashira-Sensei, menunggu ucapannya kepada para muridnya. Seperti kataku bahwa mereka tidak berpikir, mana mungkin pemerintah memberikan banyak uang kepada murid bermasalah seperti kelas ini.

"Tidak, poin kalian untuk bulan ini sudah dibagikan" Ucap Chabashira-Sensei sambil menyilangkan kedua tanganya.

"Tapi...." Balas pria yang tadi bertanya kepada Sensei dengan tatapan kebingungan, dia juga melirik kearah temannya yang sama bingungnya dengan dia.

"Poin kalian sudah dibagikan. Ibu yakin sekali. Mustahil juga hanya poin untuk kelas ini yang lupa dibagikan" Jelas Chabashira-Sensei kepada para muridnya yang seakan tidak terima sambil kebingungan menerima kenyataan.

"Tapi kami belum menerimanya"

"Iya"

"Itu benar"

Kebanyakan murid berpendapat tentang masalah ini yang membuat suasana dikelas menjadi sedikit ribut. Wajar jika mereka meributkan masalah ini, karena poin yang mereka miliki sangat penting untuk hidup disekolah ini. Tanpa poin maka mereka tidak bisa melakukan apapun seperti membeli makan, bersenang senang, dll.

Karena itulah sekolah ini aku sebut sekolah ini sebagai sekolah yang kejam, jika mereka tidak memiliki poin atau mereka hanya memiliki sedikit poin maka mereka tidak bisa berbuat banyak disekolah ini. Seperti peraturannya dimana para siswa dinilai dari kepantasannya, berarti kelas D yang tidak menerima poin mereka anggap tidak pantas, atau bisa disebut sampah.

Mungkin Sensei juga satu pendapat denganku, kelas D yang tidak mendapatkan poin sedikitpun adalah sampah. Aku bisa lihat bahwa dia ingin berbicara, aura disekitarnya seakan berubah, mungkin inilah saatnya Sensei menjelaskannya.

"Kalian semua ini benar benar bodoh" Ucap Chabashira-Sensei yang disertai senyuman. Para murid yang mendengar itupun terkejut dengan tatapan bingung.

Oi Sensei, tidak semua yang ada disini bodoh loh.... Yah, yang itu tidak perlu dibesarkan.

"Jumlah keterlambatan dan bolos sebanyak 98 kali. Mengobrol dan memakai ponsel selama pelajaran dikelas sebanyak 391 kali. Dalam sebulan saja jumlahnya sebanyak ini. Disekolah ini, nilai dan prestasi kalian akan terlihat dari poin yang kalian terima setiap bulannya. Berdasarkan penilaianku, kalian semua sudah kehilangan seratus ribu poin yang seharusnya kalian terima, semuanya. Poin yang kalian terima bulan ini... "Jelas Chabashira-Sensei yang didengarkan dengan serius oleh para muridnya.

.. Zero... Itulah jumlah poin yang kelas ini miliki, itu artinya selama satu bulan kelas ini tidak mendapatkan private poin.

"..... Adalah Zero" Lanjut Chabashira-Sensei yang dengan suara kecil, meskipun begitu masih terdengar oleh para murid yang terkejut dengan jumlah poin yang dimiliki kelas ini.

"Berarti aku harus hidup selama satu bulan ini tanpa uang?" Ucap salah satu murid laki laki dengan suara lemah.

Ternyata ada juga yang menghabiskan seluruh poinnya dalam satu bulan, dengan ini aku bisa tahu siapa saja yang bisa diandalkan untuk kedepannya. Memang ini kejam tapi bersabarlah, kau akan dapat poin bulan depan, aku bisa menjamin itu.

"A-apa apaan itu? Tidak ada yang bilang soal itu" Ucap salah satu murid laki laki yang bertanya tentang poin tadi saat Sensei baru masuk.

Jika tidak ada yang bilang soal itu maka bertanya, jika tidak bertanya kita tidak mungkin mengetahui sesuatu. Dan juga berpikirlah, mana mungkin ada orang yang memberikan uang dengan jumlah yang banyak secara teratur secara percuma kepada orang lain. Lain kali berpikirlah dan bertanya jika yang kau pikirkan itu tidak kau pahami atau terasa mustahil.

"Apa kalian pikir siswa SMA biasa seperti kalian akan diberikan uang bulanan seratus ribu yen tanpa ada syarat dan ketentuan apapun? Itu tidak mungkin. Pikirlah dengan akal sehat kalian. Kalau kalian memang sudah curiga, kenapa kalian tidak berbuat apa apa? Di hari pertama juga sudah kubilang, kan? Sekolah ini menilai siswanya berdasarkan kepantasan. Itu artinya, kalian sama sekali tidak bernilai apa apa, cuma sampah, begitulah mudahnya"Jelas Sensei dengan suara serius yang membuat para murid tidak berbicara apapun. Memang benar sih masalah ini adalah masalah serius untuk kelas D kedepannya.

.... Sampah..... Itulah yang Sensei katakan, disekolah ini kelas D tidak bernilai apapun karena didalamnya hanya diisi oleh murid bermasalah.

Dan juga Sensei, kau tidak perlu sampai memakai wajah serius seperti itu, kebanyakan para murid ketakutan loh. Tidak, mungkin itulah yang terbaik agar para murid berubah menjadi lebih baik.

......

Sensei menuliskan sesuatu dipapan tulis, ya aku tahu bahwa itu adalah perolehan poin kelas bulan ini. Disana tertulis

Perolehan Poin Kelas Satu

Kelas A = 940cp

Kelas B = 650cp

Kelas C =490cp

Kelas D = 0cp

(cp = Class Poin)

"Ini adalah S-system" Ucap Sensei yang dilanjutkan dengan penjelasan lebih lengkap tentang S-system

Jadi namanya adalah S-system, meskipun aku tahu tentang sistem ini tapi itu hanyalah sedikit saja. Dan juga Kelas A, kelas Ri-Chan hebat juga ya, mereka masih memiliki 940cp. Mungkin dia sudah tahu tentang sistem yang ada disekolah ini, aku yakin dia sudah tahu dan menerapkannya dikelasnya.

S-system

Sekolah ini menjalankan kebijakan laissez-faire, yang memungkinkan siswa untuk melakukan sesuka mereka. Tapi seperti di pengaturan lain, ada konsekuensi untuk setiap tindakan, baik atau buruk. Para guru mungkin tidak ketat tentang siswa tidur di kelas atau menyabotase satu sama lain, tetapi mereka selalu mengawasi dan mencatat tindakan masing-masing siswa melalui apa yang disebut S-System.

S-System menilai siswa secara real time dan memberikan nilai numerik kepada mereka. Setiap tindakan yang tidak menguntungkan menghilangkan poin kelas keseluruhan yang ditugaskan untuk setiap kelas pada awal tahun ajaran.

Sejalan dengan ini, setiap siswa juga diberikan poin pribadi untuk setiap bulan berdasarkan prestasi dan perilaku mereka. Poin-poin ini kemudian akan dikalikan dengan 100 untuk menentukan jumlah poin yang diberikan untuk dibelanjakan sebagai mata uang di tempat berbeda yang tersedia di halaman sekolah.

Namun, ada peluang untuk penebusan. Karena poin terus diberikan dan diambil dari setiap kelas selama tahun ajaran, jika Kelas D mendapatkan jumlah poin yang lebih tinggi dari Kelas C, mereka dapat naik ke tingkat dan kemudian akan dianggap sebagai Kelas C.

Seperti itulah yang dijelaskan oleh Chabashira-Sensei sambil membicarakan tentang pencapaian kelas D tahun ini. Kelas D sudah membuktikan bahwa kelas ini adalah yang terburuk karena mendapatkan poin Nol. Aku bisa melihat Horikita yang kecewa dengan hasil ini, atau bisa dibilang dengan kelas D, dan mungkin juga denganku.

"*Clap Clap* Tapi harus diakui, Ibu sangat terkesan. Belum pernah ada kelas yang kehilangan seluruh poinnya hanya dalam satu bulan, bahkan dikelas sebelumnya" Ucap Chabashira-Sensei sambil bertepuk tangan karena muridnya berhasil memecahkan rekor disekolah ini.

Hebat sih karena berhasil memecahkan rekor, tapi apakah yang seperti ini pantas diberi tepuk tangan? Ya aku tahu sih bukan itu maksud Chabashira-Sensei. Kemudian lelaki berambut pirang, ketua kelas berdiri yang aku yakin ingin bertanya sesuatu.

"Sensei, tolong beritahu kami aturan tentang bagaimana poin didapatkan dan dikurangi" Ucapnya yang meminta Sensei untuk menjelaskan lebih jauh tentang poin kelas.

"Seperti pada dunia nyata, aku tidak bisa memberitahukan detail mengenai kriteria penilaian kalian" Balas Chabashira-Sensei yang membuat ketua kelas menundukan kepalanya menerima kenyataan bahwa Sensei tidak memberitahu apa yang dia inginkan.

"Ini adalah 'poin kelas' yang sekarang dimiliki oleh masing masing kelas" Ucap Chabashira-Sensei sambil menunjukkan poin yang ada dipapan tulis.

Sensei kembali menjelaskan tentang hubungan Class Poin dengan Private poin lagi. Ketika kami masuk sekolah ini setiap kelas diberi poin setara yaitu 1000 kelas poin. Dengan kata lain kelas D ini sudah kehilangan semua poin yang diberikan sekolah itu.

"Apa kami bisa mendapatkan poin kembali?" Tanya wanita berambut coklat yang aku lupa namanya, mungkin aku nanti akan melihat data untuk mengingat nama murid disini, meskipun tidak semua.

"Bisa, seperti yang aku bilang tadi, jika perolehan poin kalian lebih tinggi dari Kelas C, maka kalian akan dinaikkan ke kelas C sedangkan kelas C akan diturunkan menjadi kelas D. Kesempatan kalian adalah pada ujian tengah semester nanti. Berdasarkan nilai ujian, setidaknya sampai 100 poin kelas masih mungkin diberikan" Ucap Chabashira-Sensei lagi yang menjelaskan kembali dan memberikan muridnya harapan.

Tapi seperti yang semua orang ketahui bahwa manusia ada makhluk yang serakah, jadi ada yang mengeluh hanya diberikan 100 poin meskipun ada juga yang menerimanya dengan alasan daripada tidak menerima sama sekali.

"Tapi, ini adalah hasil ulangan kalian baru baru ini. Nilainya pun benar benar sampah. Berikutnya, kalau ada yang mendapatkan nilai merah pada ujian tengah semester atau akhir semester, maka akan langsung dikeluarkan" Ucap Chabashira-Sensei dengan nada serius sambil memperlihatkan kertas yang berisi nilai semua murid dikelas ini.

Tentu saja semua murid dikelas ini terkejut apalagi yang nilainya merah, mereka akan dikeluarkan jika mereka mendapatkan nilai merah lagi nanti. Sementara aku banyak juga yang santai tentang ujian itu yang berarti mereka sudah yakin bisa melewatinya dengan baik.

.....

Bell akhir jam pelajaran sudah selesai, para murid sudah keluar dari kelas, sebelum mereka keluar, mereka masih membicarakan tentang poin. Aku bisa tahu bahwa kalian tidak suka jika poin kelas ini nol adalah karena kalian tidak bisa bersenang senang. Jika kalian ingin bersenang senang maka kalian harus bersakit sakit dahulu.

Sekarang dikelas seperti biasa hanya ada aku, Horikita dan Ayanokouiji, entah mengapa kami setiap hari pulang terakhir. Saat aku sedang membereskan buku untuk dimasukkan kedalam tas karena ingin pulang, aku mendengar suara dari sampingku yang membuatku menoleh.

"Sakayanagi-Kun, apakah ini yang kau maksud?" Tanya Horikita dengan tatapan serius.

"Ya, sudah kubilang bukan? sekolah ini kejam" Jawab ku yang sudah bersiap untuk pulang karena semua barang barangku sudah dirapihkan.

"Mengapa kau tidak memberitahukan ini kepada semua murid dikelas ini, Sakayanagi-Kun?" Tanya Horikita lagi masih dengan tatapan serius.

Aku juga melihat kearah Ayanokouiji yang menatapku dengan tatapan seperti biasa yaitu datar. Karena wajahnya dan tingkahnya itulah yang membuatku sulit untuk menebak dirinya. Tapi yang jelas dia menyembunyikan kemampuan sesungguhnya dan juga tidak berniat untuk serius disekolah ini sama sepertiku.

"Itu tidak ada gunanya, ini adalah keputusan yang terbaik agar mereka berkembang. Mereka harus tahu bahwa manusia adalah makhluk pemikir, jadi mereka harus sadar bahwa mereka harus berpikir sebelum bertindak" Ucap ku yang langsung melangkah pergi dari kelas, seperti biasa saat sudah sampai luar kelas aku mengaktifkan alat bantu ku.

Hari hari berikutnya akan lebih menyenangkan, aku juga ingin melihat apa yang akan mereka lakukan setelah menyadari semua itu. Dan juga apakah mereka akan berubah menjadi lebih baik, aku akan melihatnya nanti.

Maaf jika ada Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan

Terima kasih

Sampai nanti

Rheinncreators' thoughts
Next chapter