webnovel

Benang Merah (2)

"Maaf agak lama, tolong nikmati tehnya~"

Dua cangkir berisi teh hangat disajikan di depan mata Kalika dan Alisha, sementara Laelia sendiri duduk sambil tersenyum kepada keduanya.

Keduanya menerima ini dengan sopan sampai akhirnya Kalika menyerahkan parsel yang dia bawa.

"Mungkin tidak seberapa, tapi tolong terima ini. Ini ucapan selamat dariku atas kehamilanmu." kata Kalika.

Laelia menerima parsel berisi bubuk susu, popok, dan beberapa hal keperluan bayi disana yang sedikit membuat Laelia tersenyum hangat.

Dia menyimpan itu disampingnya dan berterima kasih, "Sampai jauh-jauh hanya untuk ini, terima kasih. Sayangnya, Samael tidak ada di rumah sekarang. Kupikir, jika ada Samael, itu akan menjadi pembicaraan yang menyenangkan bukan?"

Hati Kalika tercekik saat melihat mata jernih Laelia. Meskipun itu masih mata yang sama, tapi entah bagaimana, dia merasakan halusinasi bahwa Laelia sudah tahu mengenai dirinya.

Dan Laelia sendiri masih paham bahwa Samael secara tidak sengaja menumpangkan tangannya pada wanita ini, dan itu benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata!

Sekarang, dia datang kesini. Orang dengan sedikit berpikir jelas akan paham apa tujuan Kalika...

Selain itu, dia Laelia adalah wanita yang tahu hati orang! Dia sangat tahu apa yang ingin dilakukan Kalika kesini pada saat ini.

"Ahh! Benar, Nona Laelia, sudah berapa lama usia kandungan Anda?" Alisha secara paksa memotong haluan untuk menghilangkan keheningan mencekik tadi.

Laelia dengan lembut menatap Alisha dan mengelus perut ratanya: "Sebentar lagi akan memasuki waktu satu bulan, Fufufu~ Aku sangat menantikan keduanya untuk datang ke Dunia ini~"

"Dua? Apakah hasil USG sudah diketahui ada dua janin?" Kalika dan Alisha saling pandang dengan terkejut.

Jadi, ini adalah kembar?

"Um. Hasil USG sudah menemukan ada dua janin kecil di rahimku, jadi ini adalah kembar~ Hehe, kami benar-benar diberkati oleh Tuhan!"

Hati Kalika sedikit hancur melihat wajah cemerlang Laelia.

....Apa yang paling membahagiakan baginya, adalah hal paling menyakitkan bagiku.

Kalika menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit. Diam-diam dia menghapus air mata di sudut matanya sebelum akhirnya dia mengangkat kepalanya yang ternyata sudah diperhatikan oleh Laelia.

Dia panik, tapi Laelia dengan senyuman lembut bertanya: "Kalika, kau menyukai Suamiku bukan?"

" !!! "

Laelia dengan tenang dan tidak terburu-buru berkata: "Jangan berbohong. Sejak kecil aku selalu mengamati orang-orang disekelilingku, dan karena ini, aku dapat memahami apa karakteristik dan bahkan pemikiran mereka dengan mudah. Cold Reading dan Hot Reading, kalian bisa menyebutnya ini, tapi aku lebih suka menyebutnya "Kata Hati"...."

Kalika dan Alisha terkejut, dan Laelia terus berkata: "Samael juga mengatakan sebelumnya, bahwa dia tanpa sengaja memakan tubuhmu ketika mabuk....dan itu, masih kali pertamamu, kan?"

"Samael, mengatakan itu?" Kalika tidak percaya.

Tapi anggukan selanjutnya itu menghancurkan ketidakpercayaan tadi, "Tidak ada rahasia semenjak kami datang kesini, karena hanya ada kami berdua di Dunia ini. Jadi, hanya dengan saling terbuka, kami bisa merasakan kehangatan satu sama lain."

Setelah mengatakan panjang lebar itu, Laelia menghembuskan nafas panjang dan melihat keluar jendela: "Jadi, tolong katakan padaku, apakah kau mencintai Suamiku?"

Alisha merasa dia sudah berada di tempat yang salah, terutama ketika Kalika dengan sakit mencengkeram dadanya menggunakan kedua tangannya!

Air mata tanpa sadar mengalir di matanya, dan dengan serak dia berkata: "Maaf, maaf, aku minta maaf, benar-benar minta maaf.... tapi....aku sudah tidak bisa membohongi hatiku sendiri. Ini sangat sakit, tapi aku tidak bisa menghentikannya! Aku....memang mencintai suamimu....Maaf, maaf, maaf...aku akan berusaha melupakannya, maaf...."

"....."

"Huffff....Benar saja, masih ada kecelakaan bahkan ketika dia menahan diri." Laelia cemberut dan bergumam: "Pria yang dicintai Tuhan, Anak Haram Tuhan, keberuntungan yang akan selalu menemaninya, tiga hal itu masih melekat, bahkan sampai disini, kah?"

"Eh?"

Keduanya terkejut, karena Laelia memang tidak terlalu pelan mengatakannya. Ditambah, di rumah itu, hanya ada mereka bertiga...

Sekecil apapun suara, pasti akan kedengaran oke?

Tapi...kenapa reaksi Laelia sangat tenang?

"Apa maksudmu, dan...kau tidak marah?"

Ganti Laelia yang bingung. Dia memiringkan kepalanya dan akhirnya dia terkekeh kecil, "Siapa bilang aku tidak marah? Jika itu sebelumnya, aku akan merasa biasa saja...."

"Tapi sudah lima bulan, itu sudah cukup untuk merubah sedikit mindsetku." Laelia tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya, "Lagipula, sebelum aku menjadi "satu-satunya" Istri Samael, dia adalah playboy tingkat tinggi yang memiliki banyak wanita."

"Bahkan lusinan supermodel sekelas Victoria Angels tidak luput dari cengkramannya. Jadi katakan....seberapa besar tekadku?~"

Alisha mengerutkan keningnya jijik, "Benar saja, dia bajingan paling bajingan."

....Ahh, dan kau adalah salah satunya oke?

Laelia tertawa dalam hati mendengar itu, lalu dia menatap Kalika dan berkata dengan lembut: "Jadi, apakah kau tahu maksudku?"

"...Tidak, dan aku masih bingung." Kalika menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya dengan tisu: "Apa maksudmu mengatakan itu semua kepadaku?"

"Samael dulunya bajingan, tapi untuk "Dunia" ini saja, dia hanya akan menjadi milikku." Laelia tersenyum, "Kau juga harus mencari identitas kami kan? Apakah ada kejanggalan?"

"....Semua identitas kalian dikunci oleh kode Militer yang hanya bisa dibuka oleh izin tingkat 9."

"Ohhh..."

Meski Laelia tahu bahwa identitas keduanya akan dirahasiakan, tapi dia tidak tahu akan sampai segitu parahnya?

Alhasil dia hanya bisa menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Ya, identitas kita sangat misterius.... karena pada dasarnya, kami memang bukan dari Dunia ini."

"Aku akan jujur, karena tidak ada gunanya lagi berbohong pada kalian." Laelia berkata, "Dan, baik aku dan Samael sendiri juga tidak terlalu banyak memikirkan masalah identitas kami, karena hanya kami yang bisa melakukannya."

"Bahkan jika itu tersebar, apakah akan ada yang percaya?" Laelia dengan entengnya mengangkat bahunya.

"Apa, maksudmu? Aku hanya tahu bahwa Samael mengatakan bahwa dia adalah Raja dan Orang Terkaya di Dunia, dan kau dikatakan adalah seorang Saint dari Vatikan....Tapi semuanya tidak sama dengan yang aku cari. Bahkan Vatikan hanya memiliki Paus, tidak ada Saint lagi setelah Era Revolusi Industri."

Mendengar kalimat panjang Kalika, Laelia hanya menyatukan kedua tangannya dan berkata dengan lembut:

"Itu semua benar, tapi dengan premis, itu ada di Dunia Paralel Lain."

".....Hah?" x2

"Hehe, lihat, tidak percaya kan?" Laelia tertawa agak keras pada saat ini, "Tapi itu benar, karena aku dan Samael berasal dari Dunia Paralel Bumi, dan disana, itu disebut Blue Star."

"Kebudayaan, negara, dan ekonomi, hampir sama dengan Dunia kalian, tapi tentu saja ada beberapa perubahan.... seperti Samael yang merupakan Raja dari Kekaisaran Britania Raya yang sangatlah luar biasa luas, sementara disini hanyalah sebuah Kerajaan Kecil di Inggris. Lalu aku, adalah Saint dari Vatikan, dan Paus sudah digantikan olehku sejak lama."

"Itu...konyol!" Alisha sedikit marah saat ini, "Dan apa alasannya kau mengatakan hal konyol seperti ini ?! Apakah itu demi mengacaukan kami?"

"Mana mungkin, aku berani mengatakan ini hanya karena kalian berdua spesial. Bahkan dua teman terdekatku tidak berani kuberitahu, hanya kalian."

Laelia dengan lembut menunjuk keduanya dan berkata, "Percaya atau tidak, alasan aku masih tenang menghadapi Kalika hanya karena satu hal...."

"Karena baik Kalika, atau kau, Alisha.... sebenarnya adalah saudariku di Dunia Lain."

Kalika: "Maksudmu, di Dunia sana...aku, Shasha, dan kau....adalah Istri Samael ?!"

"Yahhh~ Masih ada banyak lagi, tapi memang benar. Jadi, karena kita bersaudari dengan satu Suami, aku berani mengatakannya~"

Next chapter