webnovel

KERAJAAN DRUM (2)

Lana menepuk tangannya setelah mengembalikan beberapa Pohon kembali di sekitar 10 km ini. dengan begini hanya akan ada sedikit yang curiga tentan apa yang sedang terjadi disini. Lana tidak tahu bahwa banyak orang sedang mencarinya karena hal ini.

.

.

.

"Tuan Wapol Ada sesuatu yang mencurigakan di hutan barat, kita harus memeriksanya" seseorang pria paruh baya berbicara kepada seorang pria pendek dengan bentuk yang aneh.

"Ya aku tahu, aku bisa melihat itu dengan mata kepalaku sendiri. Apa yang kau tunggu? Cepat panggil Dalton dan pasukannya untuk memeriksa hutan Barat!" Wapol memerintahkan dengan jengkel.

"Kekuatan itu, seseorang yang bisa menggunakan petir dan memunculkan pepohonan, siapa itu? Kekuatan macam apa ini? kenapa ada seseorang yang dapat menggunakan 2 jenis kekuatan yang sangat berbeda? Atau apakah disana ada lebih dari satu orang?" Wapol memikirkan banyak hal tentang ini.

Wapol tahu bahwa orang yang ada dihutan itu berbahaya, Dia pergi ke sebuah ruangan dan memerintahkan semua Dokter dan pengawal terbaiknya untuk pergi mengikutinya.

Yap, Wapol akan kabur bersama mereka, Wapol adalah orang yang seperti ini, dia akan kabur saat tahu kalau dia tidak akan menang melawan orang yang menjadi musuhnya. Meskipun belum tahu apakah orang dihutan ini atau bukan, Wapol masih harus bersiap siap agar tidak terlambat.

Dicerita aslinya, Beberapa tahun kedepan Wapol juga akan melakukan hal ini saat Blackbeard datang menyerang Kerajaan Drum, tapi sayangnya pada saat itu, Kerajaan ini bukan lagi miliknya dan Wapol juga belum tentu masih hidup.

Wapol telah tiba di pantai belakang kastil dengan pengawalnya. Ada sebuah kapal berbentuk aneh yang ada disana.

Wapol dan para bawahannya telah bersiap untuk kabur kapan saja.

Sementara Para warga Kerajaan Drum...

"Mama, kau lihat itu? Apakah Dewa yang melakukan hal itu?!" Seorang anak kecil bertanya dengan mata polosnya.

Mamanya memegang tangan anak itu dengan erat dengan mata menentukan.

"Entahah, tapi apapun itu aku akan melindungimu" Mamanya mengelus kepala anak itu dengan lembut.

"Ya ya, aku percaya Mama, lagian jika itu Dewa maka dia tidak akan menyakitiku, karena Dewa adalah orang baik! Seperti yang diceritakan Papa" Anak itu berbicara dengan polosnya.

Mamanya mendengar itu dengan hati yang sakit, tidak ada dewa, apalagi dewa yang seperti itu. Mamanya hanya mengencangkan tangannya dan tidak menjawab anaknya.

Orang orang dewasa disekitarnya juga merasakan perasaan yang sama, mereka tidak senaif anak anak yang belum merasakan kejamnya dunia.

Kemungkin seorang bajak laut datang kesini, dan mengingat sifat Raja mereka, Rakyat Kerajaan Drum tidak bisa mengandalkannya dan hanya bisa saling mengandalkan dirinya masing masing.

Mereka hanya erharap bahwa orang itu tidak akan membawa kehancurkan pada kerajaan mereka.

Beberapa orang menangis sedih dan berteriak bahwa suaminya sedang berburu sesuatu untuk meredakan rasa lapar keluarga mereka, beberapa orang menangis sedih berteriak bahwa anak mereka sedang mencari kayu untuk menghangatkan keluarga mereka.

Beberapa orang benci kepada orang yang telah menghancurkan hutan itu, beberapa orang bingung dengan perasaan mereka, karena Lana belum melakukan apa apa.

Lana, Sepertinya tidak akan mudah memenangi hati rakyat kerajaan Drum ini.

Apa yang akan dia lakukan?

.

.

.

Lana telah membangun sebuah rumah kecil di tengah hutan yang telah dibuatnya, dia sedang bersantai di kasur yang ada di cincin penyimpanan.

"Cincin ini benar benar praktis" pikirnya.

Lana sedikit lelah dengan apa yang dilakukannya barusan, dia ingin beristirahat sebentar.

Baru saja dia akan menutup matanya, dia merasakan kehadiran beberapa orang mendekat kearahnya.

"Siapa lagi ini? Niat mereka masih belum diketahui, mungkin ini salah satu penduduk disini yang melihat kejadian sebelumnya, bagus aku akan membuat kontak dengan mereka"

Lana bangkit dari tidurnya, dia berjalan sedikit ke ruangan yang kosong lalu mengeluarkan meja, beberapa kursi dan sebuah cemilan dan Kopi hitam.

Lana diajarkan untuk menjamu tamunya, dia duduk di salah satu kursi itu dan menyilangkan kakinya. Mari nikmati beberapa obrolan.

.

.

.

Dalton dan bawahannya menyusuri hutan yang telah berubah menjadi hutan yang berbeda dari ingatan mereka.

Hutan barat adalah hutan yang paling berbahaya dikerajaan mereka, tapi sekarang apa yang dilihatnya hanyalah pepohonan dengan sedikit salju, permukaan yang sedikit menghitam (Sebagian besar telah tertutup salju".

Jumlah pohon jauh lebih sedikit dari sebelumnya, dan juga sama sekali tidak ada binatang buas yang menyerang mereka selama perjaanan ini.

Setelah berjalan sekitar 4 km, Dalton dan bawahannya melihat sebuah rumah kayu yang berada ditengah hutan.

Rumah kayu itu kecil tanpa adanya tanda tanda kehidupan.

Dalton merasumsi bahwa mungkin orang yang bertanggung jawab atas hilangnya hutan dan binatang buas dan muncul pepohonan ini ada dirumah kecil itu.

Dalton langsung menginstruksikan bawahannya untuk berjalan pelan dibelakanganya dan menuju Rumah itu.

Dalton tahu bahwa orang itu kuat, jadi dia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan saat bertemu dengannya, tapi dia juga tidak bisa menyerah dan melihat apakah orang ini bahaya untuk kerajaannya.

Semoga saja itu bukan.

.

.

.

Knock knock kncok!

Suara ketukan terdengar.

"Permisi, apakah Ada orang disini" Sebuah suara pria datang dari balik pintu itu.

Lana sudah tahu kedatangan mereka dan membuka mulutnya.

"Masuk" Suara tidak dewasa Lana terdengar di telinga Dalton dan bawahannya.

Mendengar suara ini mereka tahu bahwa kemungkinan besar orang yang ada di dalam rumah ini adalah anak anak.

Dalton membuka pintunya dengan hati hati. Dia melihat kedepan dan melihat seorang anak kecil duduk santai dengan segelas kopi ditangan kanannya. Melihat kedatangan Dalton Anak kecil itu tersenyum dan sedikit meminum Kopinya.

"Dia terlihat seperti anak kecil, tapi tindakannya sama sekali tidak seperti itu." Pikir Dalton.

"Silahkan duduk paman" Lana menaruh gelasnya dan berbicara pada Dalton.

Dalton duduk di kursi yang sudah disediakan Lana, sementara bawahannya berdiri dibelakang Dalton.

"Adik kecil, apakah kau tersesat? Apa yang kau lakukan ditempat seperti ini?" Dalton bertanya dengan pertanyaan yang sangat wajar untuk 'anak kecil'.

Yah sebenarnya itu hanyalah sedikit sikap yang diajarkan ayahnya saat menyambut Tamu. Pikiran Lana tidak sedewasa itu, mungkin lebih ke kanak kanakan.

"Hmm entahlah paman, Pana juga, apa ayang paman lakukan disini?" Lana tidak segera menjawabnya dan bertanya pertanyaan yang sama dengan Dalton.

"Ah aku sedang memeriksa sesuatu, Beberapa saat yang lalu ada hal yang buruk terjadi disini yang menghancurkan seluruh hutan ini" Dalton menjawab dan memberikan Lana pandangan 'Jadi apa yang anak kecil lakukan ditempat ini dengan situasi sepeti ini?'.

"Aku baru datang dipulau ini dan beberapa bintang ganas mencoba memakanku" Lana sedikit berbicara dan berhenti ditengah.

Dalton sedikit mengangguk dan menunggu Lana untuk melanjutkan.

"Jadi mengetahui niat mereka aku membunuhnya" Lana berbicara dengan nada tidak berdosa kemudian dia melanjutkan.

"Tapi kemudian setelah membunuh binatang buas ini, semakin banyak dari mereka yang datang ingin membunuhku, aku merasakan bahwa itu hampir binatang di seluruh hutan ini ingin membunuhku dan memakanku"

Mendengar ini Dalton sedikit berkeringat, dia benar benar takut dengan kata kata Lana selanjutnya.

"Jadi aku membunuh mereka semua" Lana kembali berbicara tanpa dosa.

Disitulah, para bawahan Dalton gemetaran dan melangkah mundur kebelakang,.

"Dan tanpa sengaja aku menghancurkan deluruh Hutan ini

Karena tidak enak tentang hal itu aku menmbuhkan sedikit pepohon, meskipun ini tidak sebanyak sebelumnya, setiap pohon ini menghasilkan buah yang baik"

Lana berbicara seolah itu hal yang normal.

Dalton dan bawahannya benar benar tidak bisa berkata kata tentang ini.

"umm adik kecil, apakah hal itu benar? Kau yang melakukan itu?" Dalton bertanya dengan keraguan, bagaimanapun Lana hanyalah anak kecil berusia 12 tahun dimatanya.

"Ya, aku tidak berbohong Paman, hehe kau tahu aku datang kesini untuk menguasai pulau ini" Lana tertawa.

Mendengar ini Dalton mengerutkan kening dan menatap Lana dengan tajam. Bawah Dalton dibelakangnya juga segera mengeluarkan senjata mereka dan siap bertarung kapan saja.

"Apa maksudmu adik kecil? Bercandamu tidak lucu" Dalton merendahkan suaranya yang membuat suasana dirumah ini menjadi dingin.

"Yah itu berarti apa yang kumaksud Paman" Lana berhenti hanya untuk melihat reaksi mereka yang berlebihan dan melanjutkan.

"Tapi itu bukan seperti apa yang sedang kalian pikirkan, aku berencana menjadi pemimpin pulau ini, bukan dengan paksaan tapi dengan kemauan rakyat di pulau ini" Mata Lana sedikit berbinar saat membicarakan ini.

"Oh jadi ini cita citamu? Itu cita cita yang bagus, tapi juga berat, tidak sembarang orang bisa menjadi seorang pemimpin" Dalton berbicara.

Mendengar ini Dalton sedikit lega dan berbicara dengan sedikit apresiasi, Dalton bisa berkata begini karena dia belum tahu tentang korban manusia yang telah Lana bunuh secara tidak sengaja, jika dia tahu mungkin reaksinya akan berputar 180 derajat.

Lana mendengar ini dengan bingung. Sepertinya dia tidak menyampaikan hal ini dengan benar dan terjadi kesalah pahaman. Baiklah tidak perlu memikirkannya, hanya lakukan saja apa yang harus dilakukan dan Raja Kerajaan ini akan menjadi penentunya.

.

.

.

Halo semuanya! aku balik lagi huu!

buat gantiin Minggu kemarin untuk Minggu ini aku usahain update 2 bab perharinya..

Protagonisnya gaganti ko, cuman lagi nyeritain perjalanan Lana aja.

Untuk Noah dia lagi siap siap buat lanjutin perluasannya!

kalau kalian suka jangan lupa vote ya uhu..

Xiao_Naicreators' thoughts
Next chapter