webnovel

Yan Xiruo Yang Memancingnya

Editor: Wave Literature

Jari Ye Juemo yang panjang mengambil seuntai rambut yang ada di pipi Yan Xiruo, dari ujung hidungnya dengan rakus menghirup wangi badannya. Berbeda dengan gadis lain yang memakai parfum yang berbau norak, di badannya selalu tercium bau wangi yang lembut dan natural.

Terlalu dekat, udara di hidungnya telah dikelilingi auranya yang maskulin. Yan Xiruo ingin menghindarinya tetapi badannya yang langsing berada di bawah badannya yang tinggi besar. Ia sama sekali tidak bisa terbebas dari dominasi Ye Juemo.

Yan Xiruo menggigit bibir bawahnya, mengangkat alis matanya yang panjang dan melihat langsung ke pupil matanya yang berbahaya, "Aku tidak mau!" Belum lagi dengan kenyataan bahwa mereka berdua tidak saling akrab. Bahkan, bila mereka berdua bisa menjalin hubungan dengan akrab, Yan Xiruo juga merupakan seorang perempuan yang sudah menikah. Apa boleh ia melakukan perbuatan seperti ini?

Sudah menduga dengan jawabannya, Ye Juemo tidak merasa kesal. Matanya yang gelap dan dalam menatap ke mukanya yang cantik. Dengan ekspresi yang misterius, ia menekukkan sudut bibirnya, "Kalau kamu bersedia bersamaku, aku akan memanjakanmu."

Yan Xiruo termenung sebentar. Posisinya saat ini bagaikan telah mendengarkan sesuatu yang sangat menggelikan. Yan Xiruo pun tertawa dengan nada mengejek. Ia dan Lu Jingchen merupakan kekasih masa kecil, sudah kenal sejak kecil. Sewaktu Lu Jingchen melamarnya, ia juga berjanji akan menyayanginya seumur hidup.

Alhasil, Lu Jingchen langsung menyesalinya setelah menikah.

Yan Xiruo yang baru disakiti dan ditipu oleh orang yang dicintainya, tidak akan percaya kepada kata-kata pria lain lagi dengan mudah. Apalagi seperti pria yang ada di depannya ini. Ye Juemo juga telah menghancurkan keperawanannya, ia adalah pria yang arogan dan berbahaya.

Yan Xiruo menarik kembali rambutnya dari tangannya, ia menundukkan kepalanya dan merapikan rambutnya yang hitam dan panjang. Bulu matanya yang padat telah menekuk rendah, memberikan dua bayangan di bawah mukanya yang lembut. Seketika terlukis senyuman dengan penuh rasa meledek di sudut mulutnya yang mendalam, "Pak, jadi manusia itu jangan terlalu sombong. Betul, kalau dilihat dari banyak aspek, kamu memang pria yang bisa dibilang sempurna. Sayangnya, aku tidak memerlukannya. Kata siapa bila seorang gadis hanya bisa hidup mewah dan nyaman dengan bantuan pria? Aku memiliki kaki dan tangan. Aku bisa mengandalkan diriku sendiri. Dengan tanganku sendiri, aku juga bisa meraih kesuksesan."

Yan Xiruo menikah dengan Lu Jingchen bukanlah karena harta keluarganya, ia hanya dengan tulis menyukainya saja.

Sebaliknya, Ye Juemo belum pernah merasakan penolakan dari seorang gadis. Garis alis matanya yang panjang bagaikan pisau itu mengerut, pupil matanya yang hitam mengalirkan aura yang dingin, "Hei, kamu telah membuat segala tindakan untuk menarik perhatianku. Sekarang, kamu baru menolakku, apa kamu tidak merasa sudah terlambat?"

Mendengar kata-kata Ye Juemo, Yan Xiruo benar-benar terdiam. Sejak kapan ia berusaha menarik perhatiannya?

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Yan Xiruo mengangkat bulu matanya yang panjang. Saat melihat ke mukanya yang suram, dengan sabar ia berkata, "Pak, biarkan aku mengulang kata-kataku. Malam itu, aku bisa muncul di kamar hotel itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. Awalnya, kamar presidential suite itu sudah dipesan oleh suamiku terlebih dahulu. Sayangnya tanpa sepengetahuanku, suamiku itu melakukan pembatalan pemesanan kamar. Malam ini, aku juga kehilangan kesadaran, tadi aku memintamu membawaku itu juga tidak benar. Namun, aku sungguh tidak ada niatan untuk memancingmu..."

Rongga mata Yan Xiruo memerah, matanya yang besar diselimuti air mata, "Kalau aku meniru Lu Jingchen memiliki simpanan pria lain di luar, apa bedanya aku dengannya? Pak,kalau kamu sungguh perhatian padaku, ini juga akan mempengaruhi namamu di luar sana, apa benar kamu mau menghadapi gosip-gosip itu?"

Ye Juemo melihat ke mata Yan Xiruo yang basah karena air mata. Secara tidak sadar di dalam hatinya telah tumbuh perasaan kasih sayang padanya. Bibirnya yang tipis menutup menjadi satu garis, Ye Juemo memundurkan diri darinya dan membalikkan badan. Dengan nada suara yang dingin, ia berkata, "Ingat, jangan sampai kamu memancingku lagi. Lain kali aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja."

Yan Xiruo melihat ke belakang punggungnya yang lebar, menurun dari tempat tidur dan keluar dari kamar ini.

Next chapter