Seiring berlalunya waktu, ketika Su Mohan mengoleskan salep di setiap memar pada leher Ye Fei dengan hati-hati, tiba-tiba jarinya berhenti. Mata Su Mohan yang sej tadi terpaku pada leher Ye Fei, kini akhirnya beralih menatap wajahnya.
Mereka saling memandang dalam diam selama hampir satu menit. Di antara mereka berdua, sorot mata Su Mohan tampak begitu arogan dan agresif dibandingkan dengan tatapan Ye Fei yang polos. Karena itu, Ye Fei mulai tidak tahan terus menatap mata Su Mohan, sehingga tangannya mengepal tanpa ia sadari.
Ye Fei sedikit menoleh dan memalingkan muka. Ia duduk kemudian mengenakan mantelnya lagi, membungkus dirinya dengan sangat erat.
Su Mohan meletakkan salep itu ke atas meja, lalu kembali ke meja kerjanya dan mulai mengurus dokumen-dokumen yang sebelumnya belum selesai ia kerjakan. Namun, saat sedang mengurus dokumen, sesekali ia akan mendongak dan menatap Ye Fei yang berada di sofa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com