webnovel

Kebenaran yang Menyakitkan

Editor: Wave Literature

"Aku hanya melihatmu memukulnya," kata Su Mohan dengan wajah yang dingin, begitu juga dengan suaranya. Hanya sepasang matanya yang menatap Ye Fei dengan tajam.

Ye Fei terdiam. Apa ada yang salah? Aku menendangnya karena dia ingin menamparku. Jika dia tidak memprovokasiku, aku pasti tidak akan membalasnya! pikirnya geram. "Apa yang Tuan Su bicarakan? Siapa yang memukul? Adik perempuan di sampingmu itu yang baru saja menggerakkan tangannya, jadi aku menggerakkan kakiku," Ye Fei menjelaskan sambil tersenyum. Matanya menyipit seperti dua bulan sabit dan memberikan kesan imut yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Su Mohan hanya memandang Ye Fei tanpa ekspresi dan tidak merespons perkataan manis Ye Fei. Mata sipitnya menyimpan makna mendalam yang tidak bisa Ye Fei dipahami. Ye Fei mulai merasa sedikit malu dan tidak bisa menolak untuk menjadi lebih lembut. "Baiklah, bagaimanapun itu memang salahku karena sudah menendang kakinya. Apa yang Tuan Su inginkan? Katakan saja apa yang sedang Tuan pikirkan."

Melihat wajah Ye Fei yang tersenyum merekah seperti bunga, Su Mohan mengangkat alisnya dan hanya mengucapkan satu kata, "Gaun."

Ye Fei sedikit ragu dan menyadari maksud Su Mohan. Ia menipiskan bibirnya dengan tidak senang. Ia sudah berhasil menemukan gaun berkualitas baik dan murah, tapi ternyata pria ini malah membuatnya melepaskan gaun itu. Benar-benar mengesalkan! Terlebih lagi, jika Su Mohan ingin berusaha untuk wanita jalang ini, ia harusnya juga memikirkan tentang pelayanan yang telah Ye Fei berikan selama dua bulan terakhir.

Meskipun Ye Fei enggan, ia tetap berbicara dengan gamblang, "Kalau itu kemauan Tuan Su, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya. Jangankan sebuah gaun. Jika Tuan Su yang mengatakannya, meskipun itu adalah manik-manik naga dari Laut Cina Timur, aku akan mengarungi samudera dan melewati api untuk mendapatkannya."

Su Mohan menyipitkan matanya dan tidak berbicara selama mendengarkan pujian Ye Fei yang sopan namun berlebihan itu. Sementara, wanita yang bersama Su Mohan terhuyung-huyung untuk berdiri dan bangkit dari lantai. Jelas ia sangat senang karena ada kilasan rasa puas di matanya. "Tuan Su memang yang terbaik! Kalau begitu, aku berterima kasih pada Kakak karena mau menyerahkannya."

Melihat wajah wanita itu yang tampak puas, Ye Fei membuka mulutnya sambil tersenyum, "Terima kasihmu sudah diterima, tapi kamu harus membayar dua kali lipat dari harganya. Kamu harus tahu, aku tidak akan pernah menyerahkan gaun ini jika bukan karena Tuan Su." 

Wanita itu sedikit mengangkat alisnya dan diam-diam berkata dalam hati, Dia benar-benar miskin dan bertele-tele. "Kak, apakah kamu sedang memamerkan hubunganmu dengan Tuan Su?"

Ye Fei mencibir dalam diam, Bagian matanya yang mana yang melihatku sedang pamer? Aku hanya tidak ingin kehilangan gaunku dengan sia-sia tanpa dibayar.

"Aku sarankan Kakak untuk tidak melakukan pekerjaan yang tidak berguna. Aku ingin memberitahu bahwa orang yang berada di samping Tuan Su hanyalah aku dan kamu hanyalah cinta lamanya."

Ye Fei tidak bisa lagi menahan senyumnya. Cinta lama? Dia benar-benar memandang pria itu dengan terlalu tinggi. Pria seperti Su Mohan hanya akan memiliki cinta baru dan tidak ada pernah memiliki cinta lama, karena pria sepertinya tidak akan pernah jatuh cinta dengan wanita mana pun.

"Aku akhirnya mengerti mengapa ada pepatah yang mengatakan, 'Dada yang besar namun otak yang kosong'. Aku tidak perlu merasa rendah diri lagi setelah melihatmu," kata Ye Fei sambil menatap wanita di depannya dengan penuh penyesalan.

Wajah wanita itu kembali berubah dan ia menatap mata Ye Fei dengan tajam. Ia akhirnya menoleh ke Su Mohan dan berkata dengan suara seperti ingin menangis, "Tuan Su, apa yang dikatakan oleh kakak ini benar-benar menyakitkan!"

Su Mohan melirik wanita di depannya dan berkata dengan santai, "Kebenaran memang tidak bisa dihindari dan menyakitkan."

Ye Fei tidak bisa menahan tawa dan ingin memberi Su Mohan pujian besar. Wajah putih wanita itu berubah menjadi gelap karena amarah, kemudian berubah menjadi hijau karena jengkel. Dalam waktu singkat, wajahnya berubah-ubah seperti palet warna. Ia hanya bisa berkata, "Tuan Su benar-benar jahat!"

Next chapter