Teir melihat Zaina hanya terdiam dengan tatapan kosong selepas menutup komunikasinya dengan Claera. Dari raut wajah Zaina, Teir sudah bisa menduga seperti apa informasi yang diterima.
"Zaina, tidak apa-apa kalau kau tidak sanggup. Biar aku yang menghadapi mereka berdua," ucap Teir dengan sedikit kecemasan terhadap adiknya itu.
Tapi Zaina menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak. Maafkan aku, Kak. Tapi aku harus ikut."
"Kau yakin? Kau yakin siap?"
Sesaat Zaina terdiam sebelum akhirnya mengangguk dengan yakin. "Iya, aku siap."
Sekali lagi Teir bertanya. Kali ini dengan pertanyaan yang lebih mendetail, "Kau siap membunuh?"
Zaina menarik napas panjang sambil memejamkan matanya. Kemudian ia menangguk dengan yakin. "Aku siap. Nyonya Kiere memintaku untuk menyelamatkan Marline. Karena itu, aku akan menyelamatkannya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com