Sinta menyibakkan tirai di dalam kamar yang ditempati Adis.
Sudah beberapa hari Sinta mencoba bicara dengan Adis, namun wanita berparas cantik itu tidak mau bicara banyak. Makanan pun tidak banyak masuk ke dalam mulutnya. Terpaksa Calvin meminta perawat rumah sakit datang ke rumahnya untuk kembali memberi infus pada Adis, mengingat kondisi Adis yang makin melemah.
Cuma dengan jalan itu Adis bisa mendapat asupan untuk janinnya supaya mereka bertahan hidup. Di saat wanita lain, hamil muda di keluhkan dengan mual, Adis justru banyak melamun dan tak memiliki semangat hidup.
Kalau Sinta lihat, sang adik sudah seperti suami siaga.
Sibuk menjaga dan memperhatikan kondisi Adis setiap hari.
Walaupun apa yang Calvin lakukan tak membuahkan hasil.
Adis tetap diam seribu bahasa.
"Sudah 5 tahun kami memimpikan memiliki momongan dalam pernikahan kami. Namun Tuhan masih belum memberikan kepercayaan kepada kami."
Adis yang selama ini menulikan pendengarannya mendadak menoleh ke arah Sinta.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com