webnovel

MY LOVE

I was almost about to lose my faith

Was still dreaming but feared it was too late

But then you came along to my surprise

And stole my heart before my very eyes

-Out of the Blue, by: MLTR-

***

Pada akhirnya Raphael lah yang mengambil inisiatif untuk membawa kedua wanita tersebut keluar dari ruangan, sang Beta mendiskusikan mengenai dokumen- dokumen yang harus di urus untuk pengadopsian Raine dan memberitahukan kalau akan ada orang lain yang akan menangani prosedur selanjutnya.

Saat di dalam kamar tersebut hanya ada Torak dan Raine, serta serigala abu- abu, Torak perlahan duduk di ujung ranjang, seraya ranjang tersebut berkeriut karena beratnya. Hal kecil ini membaut Raine terkejut.

Raine mengangkat kepalanya dan melihat Torak dengan ketakutan yang menari di mata hitamnya.

"Aku tidak akan menyakitimu." Torak berkata tanpa mengalihkan tatapannya. "Kumohon kemarilah, kita harus pergi." Torak mengulurkan tangannya dengan hati- hati.

Torak tidak pernah memohon pada siapapun sebelumnya, tapi Torak memohon pada Raine untuk tidak takut padanya.

Raine menatap tanga Torak yang besar dan serigala abu- abu yang menelengkan kepalanya dengan polos sambil melihat ke arahnya.

Raine sudah pernah melihat serigala sebelumnya, mereka jarang terlihat dan tidak pernah menyerang dirinya selama ini, tidak seperti makhluk lainnya, tapi melihat serigala abu- abu ini, Raine tetap saja dapat merasakan kalau jantungnya berdegup sangat cepat.

Ukuran makhluk ini tiga kali lebih besar dari ukuran normal serigala.

Torak mengikuti tatapan Rained. "Beralih." Dia memerintahkan Calleb untuk berubah.

Calleb melangkah ke samping, menghilang dari pandangan Raine sebelum akhirnya dia muncul kembali dalam kemeja kerjanya.

Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Calleb memberikan Raine sebuah senyuman hangat. "Hallo Raine, namaku Calleb."

Mata Raine membulat karena terkejut, bibirnya sedikit terbuka. Raine tidak pernah tahu kalau mereka bisa berubah wujud menjadi manusia.

"Calleb, kamu bisa menunggu di luar." Torak berkata sambil mengamati ekspressi wajah Raine.

Gadis ini terkejut, tapi sangat jelas terlihat kalau hal ini bukanlah pertama kalinya bagi Raine bertemu dengan shape shifter.

Calleb memberikan cengiran jahil pada Raine sebelum dia menutup pintu kamarnya.

"Kita harus pergi sekarang, my love…" Torak berkata dengan sangat lembu, nada suaranya berubah drastis ketika dia berbicara dengan Raine.

Kata- kata yang menunjukkan kasih sayang dalam kalimat Torak membuat Raine melihat padanya dalam kebingungan. Dia tidak tahu kenapa orang asing ini memanggilnya dengan sebutan 'my love' dan Raine juga tidak ingin mengikutinya begitu saja.

Torak mendesah ketika dia melihat Reaksi Raine. Mengacuhkan rasa tidak nyaman yang Raine rasakan, Torak bergerak maju hingga dadanya menyentuh lutut Raine dan membuat gadis itu amat ketakutan.

"Kamu adalah pasanganku Raine… dan tidak ada satu makhluk pun yang akan menyakiti pasangannya, tidak peduli seberapa jahatnya mereka." Torak melihat Raine tepat di matanya. "Jangan takut padaku, aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun untuk menyakitimu."

Sudah sangat lama sekali sejak terakhir kali seseorang menatap Raine dengan lembut seperti halnya Torak memperlakukannya kini, tanpa penilaian dan kebencian.

Delapan tahun terakhir ini, Raine mulai merasa terbiasa dengan bagaimana orang- orang disekitarnya melihat dirinya.

Terutama ketika mereka menempatkannya di rumah sakit jiwa, dia adalah si gadis sakit jiwa. Mereka terus- menerus menghindari Raine seperti tumor sejak saat itu.

Mereka memberikan tatapan kebencian dan aneh seolah Raine telah menumbuhkan tiga kepala dan akan memberikan sorot mata jijik padanya. Tapi, orang asing di depannya ini sangat berbeda.

Matanya menyiratkan rasa khawatirnya pada Raine dan untuk alasan yang sangat aneh, Raine merasa sangat nyaman berada di dekatnya.

Torak mengulurkan tangannya dan menangkupkan tangannya yang besar di sekitar wajah Raine. "Dapatkah kamu rasakan ini?" Torak berbisik dalam suaranya yang serak.

Sebuah sensasi.

Raine dapat merasakan letupan seperti tersengat listrik di permukaan kulitnya ketika Torak menyentuhnya. Rasa ini tidak menyakitkan, tapi hanya membuatnya geli, dalam arti yang menyenangkan.

Raine merasakan ini sebelumnya ketika Torak memeluknya tadi, tapi tidak memikirkan ini terlalu jauh karena rasa takutnya. Tapi sekarang, ketika Raine dapat merasakannya dengan jelas, ini membuat Raine merasa ada sensasi hangat yang menjalar di sekeliling wajahnya, perasaan yang membuat Raine ingin menyentuhnya lagi.

Raine merasa aman bersama Torak.

"Kamu merasakannya juga bukan?" Torak bergerak lebih dekat dan menyentuhkan keningnya dengan Raine. "Menyakitimu itu seperti menyakiti diriku sendiri dan aku tidak akan pernah melakukan hal tersebut…" Torak berbisik pada Raine.

Napasnya yang hangat dan sensasi dari sentuhan Torak membuat Raine merasa lebih tenang.

"Sekarang, maukah kamu pergi denganku?"

Raine mengangguk.

Tubuhnya menjawab bahkan sebelum pikirannya dapat memproses jawabannya itu, tapi kalau Raine harus memikirkan lagi bagaimana dia telah hidup setahun terakhir ini di panti asuhan, Raine tahu kalau dia tidak akan menyesali keputusannya.

Raine mempercayai Torak dan ini sangat aneh, tapi di saat yang bersamaan, Raine tahu kalau hal ini adalah keputusan paling tepat yang harus diambil olehnya.

Ikatan jiwa diantara mereka mulai terjalin.

"Bagus." Torak menarik dirinya dari Raine dan tersenyum dengan sangat bahagia, dengan hanya melihat itu, Raine merasa kalau dirinya sedang terhipnotis karena dia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Torak. "Kita harus pergi sekarang, my love."

Next chapter