Sembari bergumam, Mu Qianxun masih meyakinkan dirinya akankah ia memakan roti itu atau tidak.
Ketika tidak ada Kak Ou Zun, ia benar-benar miskin dan menyedihkan.
Bahkan ia hanya bisa mengunyah roti kering.
Sembari hati-hati membuka kantong roti itu, sebenarnya dalam hati ia menolak.
Namun, begitu ia membuka plastik yang membungkus roti, pintu tiba-tiba didorong terbuka. Begitu menoleh ke belakang, ia melihat An Jue berdiri di pintu dengan dingin dan dengan mata tajam menatapnya tanpa ampun.
Mu Qianxun menelan ludahnya tanpa sadar, dan matanya yang besar terbuka lebar. Ia tidak boleh takut.
Aarrgghh… tapi ini menakutkan.
Jadi secara diam-diam ia mengemasi kantong roti itu dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
Tak bisa disangkal, ia benar-benar merasa ngeri!
Ini adalah jatah makanannya untuk tiga hari ke depan.
Ini hidupnya!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com