webnovel

MEMULAI KEMBALI

πŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€

HAPPY READING

πŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€Β  Β Β  πŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€

πŸŽ€

I'm in love

I wanna kiss you tonight

I'm in love

Be with you

For the rest of my life

I know when I see your eyes

I just can't lie

I'm in love

With you....

Reza - I'm in love

πŸŒΌπŸŽ€πŸŽ€Β  Β Β  πŸŽ€πŸŽ€πŸŒΌ

πŸŽ€

5 menit sudah berlalu, selama itu juga Alvin masih berdiri di tempatnya.

Memperhatikan gadis yang sudah Ia miliki seutuhnya kini sedang menyantap selembar roti gandum.

Cara makan gadis itu begitu seksi apalagi dengan penampilannya saat ini, hoddie putih selutut yang di pakai Alyssa menambah kesan manis dan nakal secara bersamaan.

Alvin menjadi ingin mengulang kegiatan mereka semalam.

Aishh.

Alvin yang hanya mengenakan boxer berjalan mendekat ke arah Alyssa, meraih tangan gadis itu dan di kecup satu persatu jemarinya yang meninggalkan butiran roti disana.

"Kau membuatku terkejut." kata Alyssa setelah Alvin selesai membersihkan butiran roti di kelima jemarinya.

Cup

Seperti biasa Alvin selalu mencuri ciuman singkat disaat Alyssa belum siap menerima.

"Apa masih sakit?" tanya Alvin, Alyssa nampak merona.

"Maafkan aku jika aku terlalu kasar semalam." Alyssa berdehem menghilangkan dahag di tenghorokannya yang terasa kering. Gadis itu meneguk segelas air dengan sekaligus.

Alvin tahu gadis di depannya mencoba menahan rasa malunya.

"Tak perlu malu, tubuhmu indah." perkataan Alvin tersebut langsung mendapatkan cubitan dari Alyssa tepat di puting pria itu.

"Galak." gumam Alvin pelan. Alyssa melotot.

"Jangan melototi kekasihmu seperti itu, tidak baik."

"Siapa juga yang mau jadi kekasihmu."

"Jadi kamu mau langsung menjadi istriku saja?" Alyssa memotar bola matanya jengah, menghadapi Alvin memang harus memiliki banyak stok kesabaran.

Alyssa lebih memilih mendiamkan Alvin dan tak meladeni pria itu. Tapi tindakannya itu membuat Alvin lagi-lagi membuat Alyssa terkejut dengan tindakan pria itu. Alvin mengangkat tubuhnya hingga terduduk di atas meja.

"Kau..." Alyssa hendak mengumpat sebelum mulutnya di bungkam oleh ciuman panas Alvin.

Ciuman yang menggebu itu kembali membuat Alyssa terlena, Alvin dengan telaten mengabsen giginya. Memberikan sentuhan lembut di pahanya dengan gerakan naik-turun.

Tangan nakalnya perlahan masuk ke dalam hoddienya.

Alvin melepaskan ciumannya menatap Alyssa yang terlihat kecewa karena ciumannya terlepas.

"Kau.... Tak memakai dalaman?" Alyssa menyengir. "Gadis nakal."

"Bagaimana aku bisa memakainya jika kau merobeknya semalam." Alvin terkekeh, Ia baru mengingatnya.

"Akan aku belikan yang baru." kata Alvin, Alyssa mengangguk. Mereka kembali berciuman kali ini dengan lebih lembut dan menuntun.

Tangannya tak tinggal diam, Alvin memulai aksinya dengan membelai kewanitaan Alysaa hingga membuatnya mengerang dalam ciumannya.

Ahhh.... Alvin memasukan satu jarinya membuat Alyssa semakin menggila dengan gerakan tangan Alvin di bawah sana yang bergerak maju mundur.

Ciuman mereka terlepas, Alyssa menggigit punggung polos Alvin saat Ia hendak sampai. Tapi, yang pada akhirnya membuat Ia mendesah kecewa adalah Alvin menarik tangannya menjauh.

Alyssa menatapnya heran dengan nafas memburu.

"Al...please...." mohon Alyssa, gadis itu terlihat tersiksa. Alvin menciumnya kembali dan mengabulkan keinginan gadisnya hingga membuatnya orgasme.

Alvin mengeluarkan jemarinya dan beralih mencium leher jenjang Alyssa yang menengadah ke atas dengan lemah.

"Alyssa tatap aku." kata Alvin. Alyssa menurut.

"Aku ingin memulai semuanya dari awal lagi bersamamu." Alyssa mengernyit, meskipun dadanya terasa menggebu.

"Maksudmu?"

"Aku ingin melewati setiap detikΒ  berharga dalam hidupku hanya bersamamu. Aku mencintaimu, aku ingin awal yang bahagia dengan akhir yang indah bersamamu. Aku mohon jangan tinggalkan aku, kamu harus tanggung jawab karena sudah membuatku jatuh cinta sedalam ini padamu." Alyssa menatapnya lekat, melihat kejujuran di dalam mata hazel itu.

"Aku ingin kita seperti dulu lagi, tidak dengan aku yang pergi tidak pula dengan kamu yang akan meninggalkan aku. Aku ingin kita melewati semuanya bersama baik dalam suka maupun duka, aku ingin kau memberikan duniamu padaku maka aku pun akan memberikan duniaku padamu. Aku ingin kamu tetap tinggal. Bersamaku...."

"Maukah kamu memulainya kembali denganku?" melihat kesungguhan dari setiap kata yang terlontar, kedua sudut bibir Alyssa tertarik perlahan. Alyssa mengangguk

"Ya."

πŸŽ€

πŸŽ€πŸŒΌπŸŽ€

πŸŽ€

"Lalu apa dia melamarmu?" tanya Lia, saat ini Alyssa dan kedua sahabatnya tengah berada di kantin kampus untuk mengisi waktu istirahat mereka dengan makan dan berbagai obrolan.

Alyssa menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Lia.

"Apa Alvin menembakmu?" Alyssa menggeleng lagi. Lia dan Karin saling pandang dengan tatapan bingung.

"Lalu disebut apa hubungan kalian ini?" Alyssa mengangkat bahunya tak tahu.

"Alvin benar-benar aneh."

"Menurutku keduanya aneh." tambah Karin yang membuat Lia tertawa.

"Jangan menertawakanku seperti itu." ucap Alyssa.

"Lagi pula siapa yang mau menjalani hubungan tanpa status? Kalian benar-benar aneh."

"Siapa lagi jika bukan Alyssa dan Alvin." sahut Lia yang kembali tertawa puas karena mengejek sahabatnya itu.

Alyssa tak acuh, meskipun apa yang di katakan kedua sahabatnya itu membuat Ia berpikir juga. Alvin tak melamarnya tidak juga menembaknya, pria itu hanya mengatakan perasaannya dan memintanya untuk memulai kembali, Alyssa sendiri tidak tahu harus di sebut apa hubungan mereka itu.

Tak ingin pusing memikirkannya Alyssa kembali memakan bakso yang dipesannya.

Tak selang berapa lama 2 orang laki-laki datang menghampiri mereka.

Leon dan Gio.

Leon duduk di samping Karin sedangkan Ferdi duduk di samping Alyssa.

Karin yang melihat beberapa luka di wajah Leon mencoba menyentuhnya dengan lembut, melihatnya dengan prihatin.

"Kenapa muka lo?" tanya Alyssa saat melihat beberapa luka di wajah Leon.

"Biasa, abis dapet kdrt dari ceweknya." sahut Gio.

"Lagian ya, lo juga bego mertahanin cewek yang cemburuan kaya si ular berbisa itu." kata Lia yang di tunjukan kepada Leon.

"Cemen banget si lo jadi cowok." kata Alyssa.

"Lo kan tau gue gak mau kasar sama cewek."

"Terus lo mau diem aja gitu pas di kasarin sama cewek?" Leon tak dapat menjawab.

"Udahlah putusin aja, mending balikan ama Karin noh." kata Lia. Gio yang menyantap baso Alyssa mengangguk menyutujui saran Lia.

"Apaan sih kalian." kata Karin, gadis itu sedikit menjauhkan diri dengan Leon.

"Yaelah sesama mantan segala malu-malu, Alyssa aja udah CLBK noh. Kalian kapan?"Β  Gio dan Lia tertawa mengejek.

Mereka tahu kedua sejoli itu masih saling mencintai hanya saja gengsi di antara mereka yang menjadi tembok penghalangnya.

"LEON!" teriak seorang wanita yang cukup lantang itu membuat seisi kantin memusatkan perhatiannya pada gadis itu.

"Ular berbisa siap beraksi." ucap Lia pelan.

Dilihatnya Siska pacar Leon saat ini tengah berjalan mendekat ke arah kekasihnya dengan tatapan garang. Leon hanya menatapnya datar.

"Kamu ngapain disini! Aku kan udah bilang jangan deket-deket MANTAN!" teriak Siska lantang. Karin yang merasa tersindir hanya memutar bola matanya jengah.

"Terus?" Leon berdelik.Β 

"AKU MAU PUTUS."

"Oke." seisi kantin menganga mendengar jawaban Leon sang pujaan hati para wanita.

Siska nampak bertambah kesal, gadis itu membalikan tubuhnya lalu berlalu dengan hentakan kaki.

"Congratulation, akhirnya lo bebas dari ular berbisa." kata Lia.

"Bahagia dah lo sekarang." Gio menyahut. Alyssa hanya tersenyum dengan geleng-geleng kepala.

"Jadi, gimana?" tanya Leon kepada Karin. Gadis itu mengernyit bingung.

"Apanya yang gimana?"

"Kita balikan?" Karin nampak diam untuk berpikir tapi sialnya otaknya tak bekerja dengan baik. Gadis itu memilih bangkit dan berlalu begitu saja.

Melihat kepergian Karin, Leon menatapnya dengan pandangan kecewa.

Lia menepuk bahunya.

"Sabar ya, lebih keras lagi usahanya."

"Gagal dapet telaktiran deh gue." Alyssa memukul pelan lengan otot Gio.

"Telaktir-telaktir, lo abisin baso gue!" Gio menyengir.

"Lo yang harus telaktir gue."

"Yaa maaf Lys, gue laper parah tadi. Gue bahkan gak tau kalau udah abisin bakso lo."

"Bang Kasto, Bakso saya Gio yang bayar!" teriak Alyssa pada penjual bakso di sana, bang kasto hanya mengancungkan jempolnya.

"Yah yah Lys jangan gitu lah, gue belum gajihan nih."

"Bodo amat."

Alyssa kemudian berlalu bersama Lia untuk mengejar sahabatnya. Karin.

πŸŽ€

πŸŽ€πŸŒΌπŸŽ€

πŸŽ€

"Baca apa sih?"

Alyssa bergeming.

"Seru banget kayaknya, sampe pacarnya di cuekin kayak gini, hem?"

Alyssa menutup buku manajemen dan menatap berang ke arah Alvin yang lagi-lagi mengganggunya.

"Sebentar lagi UAS, kamu gak belajar?" tanya Alyssa mencoba dengan nada pelan.

"Aku sudah belajar."

"Kalau begitu jangan menggangguku."

"Baiklah aku akan tidur saja." putus Alvin yang kemudian merebahkan kepalanya di paha gadis itu. Alyssa tak mempermasalahkannya Ia kembali membaca bukunya.

Namun Alvin tetaplah Alvin, pria jahil yang suka sekali mengganggu orang dan membuatnya kesal.

Alvin menarik tali pita blouse Alyssa hingga terbuka, payudaranya hampir kelihatan. Alyssa buru-buru menalikannya kembali.

Setelahnya Ia mencubit puting Alvin.

"Ini perpustakaan Alvin!"

"Aku sudah bilang CCTV nya mati."

"Aku tak peduli, mau mati ataupun hidup. Ini jelas tempat umum banyak orang disini."

"Jadi kalau di tempat sepi aku boleh Aww...." Alyssa kembali mencubitnya.

"Singkirkan pikiran mesummu itu Alvin."

"Aku tidak bisa, melihatmu membuat imanku runtuh."

"Kau gila."

"Aku gila karenamu."

Alyssa menyingkirkan kepala Alvin dari pahanya, gadis itu berdiri merapihkan sedikit pakaiannya lalu berlalu begitu saja setelah mengucapkan kata.

"I Hate you."

"I love you too." bagi Alvin ungkapan benci itu adalah ungkapan cinta Alyssa untuknya.

πŸŽ€

πŸŽ€πŸŽ€Β  Β  πŸŽ€πŸŽ€

Next chapter