Han Cangyan seperti terpikirkan sesuatu. Matanya yang berwarna biru tua itu terlihat seperti sedang tersenyum.
"Saat ini, aku hanya bisa berharap dia akan datang untuk 'merebutku'. Kamu tidak memahami Mianmian, dia… sangat kuat. Kalau tidak mendesaknya, maka dia mungkin tidak akan pernah menginginkanku lagi…"
Raut wajah Han Cangyan yang selalu dingin itu, untuk pertama kalinya memperlihatkan senyuman. Hanya saja, senyumannya terlihat pahit dan lebih terlihat sedih daripada seseorang yang menangis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com