webnovel

Aku di Atas, Kamu di Bawah

Editor: Wave Literature

Dilihatnya Ji Xiaonian membuka gulungan selimut dan menepuk-nepuk ranjang sambil mengedipkan mata padanya, lalu berkata, "Ayo cepat, Kak. Cepat kemari! Awalnya memang akan sulit, tapi lama-kelamaan pasti akan dapat menikmatinya."

Ji Xiaonian mengucapkannya dengan penuh antusias dan semangat, seolah sangat menanti-nantikan apa yang akan terjadi setelahnya.

"Melakukan apa?" tanya Bai Yan sambil menatap Ji Xiaonian yang sangat bersemangat itu. Dia sama sekali tidak mengerti, bagaimana mungkin dirinya yang selama ini begitu tenang dan dapat mengendalikan diri dalam segala sesuatu, kini kewalahan mengatasi gadis kecil yang ada di hadapannya.

Ji Xiaonian seolah memiliki pemikiran-pemikiran yang senantiasa mampu membuat Bai Yan terkejut dan terheran-heran akan makhluk kecil yang satu ini. Dia duduk di ranjang berukuran king size itu sambil mengerutkan dahinya. "Jadi kakak menyuruhku malam ini kemari bukan karena ingin memberikan 'yang pertama' milikmu sebagai hadiah ulang tahunku?" ucapnya dengan polosnya tanpa merasa malu sedikitpun.

Mendengar perkataan Ji Xiaonian itu, Bai Yan kini hanya dapat terpaku di tempatnya berdiri. Apa? Memberikan 'yang pertamaku' sebagai hadiah ulang tahunnya? Sebenarnya apa yang ada di otak gadis ini sih? Pikirnya tidak habis pikir.

"Ji Xiaonian, kamu itu sebenarnya tahu malu tidak? Aku baru kali ini bertemu dengan perempuan sepertimu. Bisakah kamu memiliki harga diri sedikit di depan pria?" tanya Bai Yan dengan dingin.

Ji Xiaonian tidak mengabaikan Bai Yan yang sedang serius memarahinya. Dia malah bangkit lalu memeluknya dengan manja.

Diperlakukan seperti ini oleh Ji Xiaonian, Bai Yan merasa pertahanannya perlahan-lahan melemah. Tubuhnya memberikan reaksi aneh yang tidak dia inginkan. Dia menghela napas panjang lalu berkata, "Sudah jangan seperti ini. Cepat kembali ke ranjang."

Bukan Ji Xiaonian namanya jika dengar-dengaran begitu saja. "Kak Yan, kamu juga suka padaku, kan? Aku kan juga sudah dewasa. Karena kita saling suka, jadi kita…" ucapnya dengan manja.

Ji Xiaonian tahu benar betapa memalukan dirinya saat ini. Dia juga tahu di mata Bai Yan, dia terlihat begitu tidak punya harga diri. Akan tetapi, dia benar-benar tidak dapat lagi menahan dirinya. Saat ini dia hanya berpikir, kalau saja dia dapat memastikan pria itu menjadi miliknya seutuhnya, maka dia rela untuk menyerahkan miliknya yang paling berharga untuknya.

Dan lagi sebenarnya Ji Xiaonian sendiri sangat menginginkan hal itu. Kali ini tidak akan sama dengan malam itu, dimana dia ketakutan dan melarikan diri.

Walaupun sekarang terdapat rasa gugup, bahkan sedikit rasa takut melanda hatinya, namun Ji Xiaonian berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak lagi melarikan diri kali ini. Dia berpikir, di dalam hidup, cepat atau lambat pasti akan mengalami hal ini. Asalkan dia berani menghadapi 'yang pertama', seharusnya yang berikutnya tidak akan membuatnya takut lagi.

Di hari ulang tahunnya yang ke-19 ini, Ji Xiaonian telah mengganti permohonannya. Kali ini, dia berharap untuk memberikan dirinya seutuhnya pada pria yang dicintainya, lalu dapat bersamanya hingga maut memisahkan.

Di sisi lain, Bai Yan merasa penguasaan dirinya adalah hal yang paling dapat dibanggakan dari dirinya. Tidak peduli berapa banyak wanita cantik dan seksi yang pernah datang untuk menggodanya, tidak satupun yang dapat membuatnya tergoyah. Sampai-sampai terkadang dia sendiri juga curiga, jangan-jangan dirinya memang menyukai sesama jenis. Dia juga sering merasa ngeri setiap terpikir akan hal itu

Malam ini, segala kepercayaan dirinya runtuh begitu saja. Apa yang semula dia bangga-banggakan, dapat dengan mudah diruntuhkan oleh gadis kecil yang sedang bergelayut manja di tubuhnya ini. Sisi baiknya, gadis ini membuatnya sadar bahwa dirinya bukanlah penyuka sesama jenis.

Tidak semua wanita dapat membuat tubuhnya bereaksi seperti ini. Bai Yan sama sekali tidak menyangka, hanya digoda sedikit saja oleh makhluk kecil ini, sudah dapat membuat darahnya berdesir hebat. Tubuhnya kini terasa panas hingga bulir-bulir keringat mulai terlihat tergantung manja pada dahinya.

Ji Xiaonian juga merasakan hawa panas keluar dari tubuh Bai Yan. Tangan kecilnya terlihat sedikit gemetar, lalu dengan gugup berpikir untuk mundur. Di saat yang sama, tiba-tiba dia merasakan pergelangan tangannya digenggam erat olehnya.

Sambil menatap mata Ji Xiaonian, Bai Yan berkata dengan suara sedikit serak dan datar, "Ji Xiaonian, kamu sendiri yang memulainya. Jangan menyesal nantinya." Dia menarik kepalanya, menundukkan badannya, lalu mencium gadis itu dengan penuh gairah.

"Mmhh..." Tanpa sadar, suara desahan panas terdengar dari bibir Ji Xiaonian. Kini dia membuka matanya lebar-lebar menatap pria yang sedang sibuk melumat bibirnya itu. Ada perasaan tidak percaya pada dirinya. Akhirnya pria itu mengakui perasaannya? Batinnya tidak percaya.

Belum sempat bereaksi, tiba-tiba Ji Xiaonian merasakan tubuhnya dipeluk dan diangkat oleh Bai Yan, lalu dijatuhkan di atas ranjang besar itu. Tidak lama kemudian, dia merasakan pria itu telah menindih tubuhnya dan kembali menciumnya dengan penuh gairah yang membara.

Bai Yan terus melahap bibir Ji Xiaonian sampai-sampai dia kesulitan bernapas. Pikirannya menjadi kosong seketika, dia sama sekali tidak menyangka pria itu akan mengakui perasaannya seperti ini.

Kalau begini, bukankah itu artinya sebentar lagi kami berdua akan melakukan hal 'itu'? Bagaimana cara melakukannya? Harus mulai dari mana? Apa yang harus aku lakukan? Pikiran Ji Xiaonian mulai berkecamuk dengan segala pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Tiba-tiba, Ji Xiaonian teringat akan video panas yang tidak sengaja diputarnya di mobil Bai Yan waktu itu. Dia teringat sepenggal adegan dimana pemeran wanita duduk di atas tubuh pemeran pria, lalu bergerak maju mundur tidak karuan sambil melenguh beberapa kali.

Oh. Jadi aku harus berada di atas, bukannya berada di posisi ditindih seperti ini. Pantas saja aku kesulitan bernapas, pikirnya berusaha menganalisa situasi yang ada.

Ji Xiaonian kini merasakan ciuman Bai Yan semakin menjadi-jadi. Pakaian yang dia kenakan tadi juga telah dilepas dan dilemparkan entah kemana oleh pria itu. Ditambah lagi, dirinya merasakan ada suatu benda keras yang menusuk-nusuk pahanya. Dia berpikir, mungkin ini artinya pria itu sudah hampir tidak tahan lagi.

Ya, pasti dia sudah tidak tahan lagi, gumam Ji Xiaonian dalam hati.

Namun, kedua orang yang sedang bergumul dengan penuh gairah ini sebenarnya sama-sama tidak mengerti apa-apa. Di tengah-tengah pergumulan tersebut, Ji Xiaonian berusaha meletakkan tangannya pada dada Bai Yan dan mendorongnya, lalu berkata. "Kak Yan, berhenti dulu. Tidak boleh melakukannya seperti ini."

Tiba-tiba dihentikan oleh Ji Xiaonian, Bai Yan mengangkat kepalanya dan menatapnya. Dia melihat wajah mungil gadis itu telah menjadi merah dan beberapa butir keringat tampak membasahi dahinya. "Tidak boleh melakukannya seperti ini? Lalu harus bagaimana? Memangnya kamu mengerti?"

Ji Xiaonian dengan penuh percaya diri menganggukkan kepalanya. "A… Aku melihat adegan di video waktu itu bukan seperti ini. Harusnya perempuan yang berada di atas. Jadi kita harus bertukar posisi terlebih dahulu!" ucapnya dengan yakin.

Bai Yan hanya terdiam mendengar perkataan Ji Xiaonian. Tidak lama kemudian, dia menjatuhkan tubuh pria itu di ranjang lalu menempatkan tubuhnya sendiri di atas.

Melihat Ji Xiaonian kini berada di atas tubuhnya, Bai Yan tersadar seketika. Apa yang sedang aku lakukan? Bisa-bisanya aku membiarkannya berada di atas? Memangnya dia mengerti apa yang sedang dia lakukan? Gumamnya dalam hati.

Bai Yan segera bangkit berdiri, lalu memeluk tubuh Ji Xiaonian dan meletakkannya kembali ke posisi semula. "Kamu diam saja. Berbaring lah dengan baik, biarkan aku yang melakukannya," katanya.

"Tidak. Aku mau berada di atas dan kamu di bawah. Posisi itu jauh lebih baik." Siapa sangka Ji Xiaonian bukannya baik-baik menuruti perkataan Bai Yan, tapi dia malah bersikeras pada keinginannya. 

Bai Yan mulai merasa kesal dan dengan suara yang ketus berkata, "Ji Xiaonian, apa perlu kita harus berdebat untuk hal ini? Tidak bisakah kamu menuruti perkataanku dan baik-baik berada di bawah? Apa kalau aku berada di atas, lalu kamu tidak mengizinkanku untuk menyentuhmu? Begitu?"

Ji Xiaonian yang menyadari nada bicara Bai Yan mulai terdengar tidak sabar, langsung memasang wajah cemberut dan memelas, lalu berkata, "Baiklah, baiklah. Kak Yan saja yang berada di atas."

Setelah itu, Ji Xiaonian terlihat berbaring baik-baik di ranjang dengan wajah sedikit cemberut.

Next chapter