Dengan setengah berlari Massimo masuk kedalam rumahnya, kedua matanya nanar menatap sekeliling rumahnya, berusaha mencari Gina. Satu-satunya orang yang ingin dia temui saat ini begitu mendengar soal teror kotak berdarah.
"Sayang." Dengan suara bergetar Massimo memanggil Gina yang sedang duduk diantara dokter Rosa dan Thomas.
Merasa namanya dipanggil, Gina langsung menoleh ke arah pintu dimana saat ini Massimo sedang berdiri dengan wajah pucat. "Hi…"
Dada Massimo kembali sesak saat mendengar perkataan Gina, wanita itu, istrinya, satu-satunya cinta dalam hidupnya masih bisa tersenyum disaat-saat seperti ini. Dengan segera Massimo berlari, mendekat ke arah Gina dan langsung memeluknya dengan erat, mengabaikan Thomas dan Rosa yang duduk mengapit Gina.
"Are you ok?" bisik Massimo serak.
"Yes, I'am."
Massimo mengeratkan pelukannya pada Gina. "No, kau tidak baik-baik saja. Kau tidak pandai berbohong, Gina. Aku mengenalmu dengan baik."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com