webnovel

Bab 7

Setelah menjarah harta beserta kaptennya, Ray meninggalkan kapal bajak laut.

Ray mendapatkan harta senilai 31 juta Belly, dan dengan kepala kapten bajak laut mata satu dia mendapatkan 79 juta Belly.

Cukup untuk dibelanjakan pada pulau selanjutnya.

"Tuan muda... mengapa mereka begitu lemah??" Molly bertanya kepada Ray.

"Bukan mereka yang lemah, tetapi kamu yang menjadi lebih kuat" Ray menjawabnya sambil tersenyum.

"Ah.. jika seperti itu saya sudah bisa mengalahkanmu???" Molly bersemangat.

"Menurutmu???... bagaimana jika melakukan sparing?.." Ray berkata sambil tertawa.

Melihat Ray tersenyum Molly bergidik lalu berkata.

"Tidak.. tidak perlu... saya sudah lebih kuat darimu" Molly berkata lalu berlari menuju kamarnya.

"Ah... Mungkin hanya di Green line kami bisa menemukan lawan... apa yang harus aku lakukan .. haruskah saya langsung kesana??"

"Ahhh.. mengapa saya harus kesana melakukan hal hal yang merepotkan??? berpetualang disini lebih menyenangkan dan juga aman" setelah berpikir Ray kemudian melangkah keruang pelatihan.

Satu tahun kemudian..

Di sebuah bar, terlihat Ray sedang minum sendirian, sedangkan Molly saat ini sedang pergi berbelanja bersama dengan Bessara dan Koyde.

*Ting

Pintu kemudian terbuka, terlihat seorang wanita memakai setelah baju berwarna biru, di kepalanya tergantung sebuah kacamata.

Melihat orang itu Ray terkejut, dia terkejut karena dia bertemu dengan salah satu calon anggota topi jerami, Nico Robin.

Tetapi setelah itu dia kemudian mengabaikannya.

Nico Robin juga memperhatikan tatapannya dan terkejut lalu berubah waspada karena mungkin saja dia mengetahui identitasnya.

Menenangkan diri, Nico Robin kemudian melangkah menuju salah satu ruangan di dalam bar.. Mungkin saja itu adalah ruangan pribadi, dan hanya orang tertentu yang bisa memasukinya.. mungkin.

Merasa telah minum banyak, Ray kemudian meninggalkan bar lalu pergi untuk mencari Molly.

Di pertengahan jalan yang lumayan agak sepi, Ray merasakan bahwa seseorang sedang mengikuti dan mengawasinya.

"Keluarlah... apakah kamu tidak lelah mengikuti saya???" Ray berteriak.

*Swiss.

Angin meniup debu dan daun membuatnya berterbangan, di iringi dengan kesunyian.

"Apakah itu hanya halusinasiku saja?? tidak... tidak mungkin itu adalah halusinasi," Ray berpikir sebentar lalu melangkah pergi.

Setelah beberapa meter dia kemudian kembali merasakan perasaan menyebalkan itu.

"Ck... jika kamu tidak keluar sekarang , saya akan memaksamu keluar bahkan bila itu menghancurkan tempat ini" Ray berbalik lalu menatap ke salah satu pohon tidak jauh darinya.

"Oh.. hehe maaf maaf... apakah aku mengganggumu??" Sosok keluar, dan yang mengejutkan adalah dia , Nico Robin.

"Ya bukankah ini nona yang tadi di bar... kau tau.. merasakan di ikuti dan diperhatikan secara diam diam itu sangatlah menggangu" Ray berkata sambil mengangguk.

"hooooo... jadi saya bisa memperhatikanmu dari depan???" Robin tertawa menutupi mulutnya.

"Tidak.. itu menyebalkan... ngomong-ngomong untuk keperluan apa sampai sampai kamu mengikuti ku " Ray berkata santai lalu bertanya sambil menatap Robin didepannya.

Walaupun sebelumnya dia hanya melihat pada gambar, tetapi setelah memperhatikan dengan seksama, dia sangat menarik, sangat cantik, menawan.

"Tidak... saya hanya penasaran... apakah kamu seorang dari luar pulau ini??." Robin bertanya.

"Yah... itu benar ... saya tiba hari ini dan akan bersenang senang lalu pergi berlayar menuju tempat menyenangkan lainnya" Jawab Ray.

"apakah kamu pembajak bajak laut???" tanya Robin kembali.

"Mengapa kamu mengambil kesimpulan seperti itu??" Ray berkata.

"Nyatanya.. kamu tidak mungkin Angkatan laut karena kamu pergi berlayar untuk bersenang senang sedangkan angkatan laut biasanya akan berlayar jika itu sesuatu yang sangat penting.. dan kamu juga bukan bajak laut karena saya tidak pernah melihat poster buronanmu, jadi kamu hanya pembajak bajak laut" Robin berkata kesimpulan yang didapatkannya.

"Hooooo. menurutmu jika saya pembajak bajak laut apakah kita akan berdiri berbicara seperti ini?? iyakan Nico Robin si anak iblis??" Sambil tertawa Ray berkata.

Nico Robin menjadi waspada karena kecurigaannya akhirnya menjadi kenyataan, orang ini memang mengenalinya.

Tetapi walaupun demikian dia bingung, tentang identitas pemuda di depannya.

"Tidak perlu begitu waspada.... untuk saat ini kita bukan musuh... Selamat tinggal Nico Robin.. saya harap pertemuan kita selanjutnya kita bukan musuh melainkan teman" Ray berkata sambil tertawa dan melangkah pergi meninggalkan Robin yang menatap penuh kebingungan.

Next chapter