webnovel

CINTAKU BERSABAR

Dengan hati sabar, Ardian memakan apa yang di ambilkan Nayla untuknya.

Nayla tersenyum dalam hati.

" Rasain, memang enak makan sambal segitu banyaknya." ucap Nayla dalam hati.

Sambil menahan rasa pedas di mulutnya, juga rasa nyeri di perutnya, Ardian memakan nasi yang di ambilkan Nayla sampai habis.

Keringat dingin sudah bercucuran di sekujur tubuh Ardian, matanya pun memerah sedikit berair.

" Maaf, bisa saya ke kamar mandi sebentar." ucap Ardian meminta ijin pada Bunda dan Ayah Nayla.

Dengan terhuyung-huyung Ardian berjalan dengan rasa sakit dan perih di perutnya, air mata telah keluar dari matanya.

Melihat keadaan Ardian yang tidak baik, Sasongko mengikuti Ardian di sampingnya.

Saat Ardian tidak bisa menahan tubuhnya lagi, Sasongko langsung menangkap tubuh Ardian.

" Nayla, cepat kemari bantu Ayah" teriak Sasongko sambil memapah Ardian.

Nayla dan Bunda Nay segera datang dan ikut membantu memapah Ardian dan membawanya ke dalam kamar.

" Cepat baringkan Yah." ucap Bunda Nay sambil melepas sepatu Ardian.

" Nayla cepat telpon dokter Budiman, minta segera kemari bilang kalau pak Lurah yang sakit." ucap Sasongko pada Nayla yang hanya terpaku diam tak menyangka jika dengan balas dendam kecilnya membuat Ardian hampir pingsan.

" Ya Tuhan, apa karena ginjal Pak Ardian yang tidak tawar dengan sambal." ucap Nayla dalam hati yang baru teringat akan penyakitnya Ardian.

" Nayla cepat!" teriak Bunda Nay melihat Nayla yang masih termenung.

Sedikit terkejut, Nayla segera menelpon Pak Budiman dokter yang sudah terkenal di desa Nayla.

Bunda Nay memberikan minyak kayu putih di ujung hidung Ardian agar tetap tersadar.

Ardian yang merasa perutnya terasa mual dan seperti teremas-remas, tidak bisa menahannya lagi hingga memuntahkan semua yang ada dalam perutnya termasuk nasi beserta sambalnya.

" Huekkk...huekkk.."

Ardian terbaring lemas dengan muntahan yang belepotan pada mulut dan dadanya.

Bau sambal menyeruak dari muntahan Ardian yang berserakan di lantai.

Bunda Nay, melihat hal itu langsung menatap tajam pada Nayla.

" Berapa banyak sambal yang kamu berikan pada Nak Ardian Nay?" tanya Bunda Nay dengan marah.

" Tidak banyak Bunda." jawab Nayla dengan ketakutan melihat kemarahan Bundanya.

" Jika sakitnya Nak Ardian karena sambal yang kamu berikan, kamu akan tahu akibatnya, cepat kamu bersihkan muntahan Nak Ardian, biar bunda yang membersihkan lantainya." ucap Bunda Nay seraya pergi ke dapur untuk mengambil alat pel.

Entah kenapa Nayla jadi merasa bersalah karena telah tega memberikan sambal pada Ardian.

Tidak ingin di marahi Bundanya lagi, Nayla membersihkan mulut dan dada Ardian yang terkena muntahannya dengan tissue basah.

Ardian yang masih setengah sadar menatap Nayla dengan mata setengah terpejam.

" Biar aku bersihkan sendiri Nay." ucap Ardian mengambil tissue dari tangan Nayla hingga tanpa sengaja kedua tangan mereka bersentuhan cukup lama dengan saling bertatap mata.

Dengan cepat Nayla tersadar dan menarik tangannya, dengan wajah bersemu merah.

" Maaf, bisa berikan tissuenya Nay? biar aku bersihkan sendiri." ucap Ardian dengan lemah.

" Ini tugas dari Bunda, Bapak senang kalau saya nanti di marahi Bunda lagi?" ucap Nayla masih membersihkan ujung bibir bawah Ardian yang membuat hati Ardian berdesir.

Ardian membiarkan Nayla membersihkan mulutnya, juga dadanya yang semakin berdetak dengan kencang, apalagi saat Nayla mengusapnya dengan lembut.

" Nay, minggirlah..Dokter Budiman sudah datang." ucap Sasongko yang sudah ada di belakang Nayla bersama Dokter Budiman.

Sedikit malu, Nayla bangun dari duduknya dan keluar dari kamar Ardian.

Lebih dari lima belas menit, Dokter Budiman keluar bersama Sasongko dan berjalan keluar rumah.

Sasongko kembali ke dalam setelah mengantar Dokter Budiman.

" Bunda, Nayla kesini sebentar." ucap Sasongko dengan menatap tajam ke Nayla.

" Nayla kamu tahun kan kalau Nak Ardian masih sakit dan terpaksa keluar dari rumah sakit karena sudah berbaik hati mengantarmu pulang, terus kenapa kamu masih tega menyakiti Nak Ardian dengan memberi sambal pada makanannya, kamu tahu Nay, ginjal Nak Ardian itu sudah parah, kamu tahu tadi akibatnya? untung Nak Ardian orang yang kuat, sekarag Bapak tidak mau tahu kamu harus menjaga Nak Ardian sampai sembuh dari sakitnya saat ini, kata Dokter Budiman tadi Nak Ardian butuh tiga harian untuk istirahat." ucap Sasongko dengan suara penuh tekanan.

Nayla mendongakkan wajahnya.

" Tapi Ayah, kalau Nay harus menjaga Pak Ardian di rumah kita, apa kata tetangga Ayah?" ucap Nayla yang lebih memikirkan perasaan Kenzo jika tahu hal ini.

" Biar nanti Bapak yang menjawabnya, kamu lebih baik menjaga Nak Ardian, semakin Nak Ardian cepat sembuhnya itu lebih baik bagimu." ucap Sasongko lagi.

Nayla terdiam dengan pikiran yang rumit, kenapa orang tuanya jadi seperti ini padanya, kenapa semakin membela Ardian daripada dirinya.

" Aku ingin tahu, kenapa Ayah dan Bunda begitu membela Pak Ardian, bahkan Ayah yang biasanya selalu menjaga nama keluarga, kenapa Ayah sekarang tidak perduli dengan semua itu." ucap Nayla dengan hati yang sakit.

" Bapak tetap menjaga nama baik keluarga, jadi kamu tenang saja, sekarang kamu jaga Nak Ardian." ucap Sasongko dengan marah.

" Tidak Ayah, sebelum aku tahu yang sebenarnya, aku tidak akan mau menjaga Pak Ardian, aku sudah besar..aku berhak tahu semuanya Ayah." ucap Nayla dengan mata yang berkaca-kaca.

" Kamu ingin tahu Nayla, karena Nak Ardian adalah calon suamimu walau itu sepenuhnya ada di tanganmu, Ayah ingin yang terbaik untukmu Nayla, Nak Ardian adalah laki-laki yang baik, dia sangat mencintaimu Nayla." jelas Sasongko.

" Tapi aku tidak mencintainya Ayah, aku mencintai Kenzo, dan Kenzo mencintaiku." ucap Nayla mempertahankan cintanya.

" Kalau Kenzo mencintaimu, dia pasti menjemputmu semalam, tapi itu tidak dilakukannya karena dia tengah bertunangan dengan Safitri anak Pak Hendra, orang terkaya di kampung ini." ucap Sasongko dengan emosi.

" Tidak mungkin Ayah, Kenzo tidak mungkin bertunangan, dia mencintaiku..Ayah pasti bercanda kan?" tanya Nayla tak percaya dengan apa yang di katakan Sasongko.

" Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya Zanna, atau pada Kenzo orang yang kamu cintai itu, sekarang kembalilah ke kamar Nak Ardian dia pasti menderita karena ulahmu ini." ucap Sasongko sedikit melunak saat melihat airmata putrinya.

" Maaf Ayah, aku tidak bisa menjaga Pak Ardian sekarang, aku harus bertemu dengan Kenzo, aku yakin pasti ada yang tidak benar di sini, Kenzo tidak mungkin melakukan hal ini padaku, dia mencintaiku." ucap Nayla bergegas keluar rumah untuk menemui Kenzo dan Zanna.

" Nayla, kamu akan menyesal jika menyakiti hati Nak Ardian, kamu akan menyesal Nak, kamu tidak tahu apa yang telah di lakukan Nak Ardian pada keluarga kita." ucap Sasongko dengan perasaan sedih.

" Beri waktu pada Nayla untuk menyadari semuanya Yah, jangan sampai Nayla tahu apa yang telah di lakukan Pak Ardian pada keluarga kita, biar Nayla mencintai Nak Ardian apa adanya yang ada pada diri Nak Ardian, Bunda yakin suatu saat Nayla akan mencintai Nak Ardian.

"Webnovel kontrak"

Next chapter