webnovel

Ch. 116

"Tentu. Aku bersedia. Tapi bukan dia pengantinku!" Kris berujar santai dan berbalik menghadap pada para tamu undangannya yang tampak terkejut. Terlebih keluarganya.

"Kris! Jangan bercanda! Ini tidak lucu!" Desis Sehun mendelik tajam. Sangat tidak lucu jika Siwon mati karena serangan jantung akibat pernyataan receh Kris sialan ini.

"Aku tidak bercanda! Dia bukan pengantinku!" Kris bersikeras. Tak peduli pada wajah murka Siwon yang merasa dipermalukan dan dipermainkan, terlebih oleh putranya sendiri.

"Maafkan atas sikapku yang keterlaluan. Tapi aku bersungguh-sungguh bukan dia pengantinku. Apa kalian tidak melihat berita atau apapun? Dia, calon pengantin wanitaku pergi bersama teman prianya dan bermalam bersama. Memang apa yang kalian fikirkan? Apa kalian tak melihat perutnya? Terlebih keluarganya? Kalian tak sadar dengan perutnya yang membuncit walau masih kecil itu?" Tunjuk Kris beralih pada perut Eun Mi yang berbalut baju pengantin dengan dasar terbagus se Korea. Kris sendiri yang menjaminnya. Dan apa yang ia dapat? Penghianatan? Apa ini tidak terlalu kejam?

"Apa maksudmu? Anak kami menjalani hubungan terlarang begitu? Tolong jaga mulutmu Wu Yifan! Ku rasa kau perlu dan harus minta maaf!" Tuan Park berdiri dari duduknya dan menunjuk-nunjuk Kris dengan jemari tangannya yang bergetar menahan amarah.

"Hentikan menghakimi anakku Tuan! Kau lihat juga bagaimana putrimu! Anakku tak pernah berbohong untuk hal apapun!" Siwon angkat bicara. Lancang sekali pria tua buruk rupa dengan perut buncit penuh lemak itu menunjuk-nunjuk putranya.

"Kau pikir anakku yang berbohong begitu?" Tuan Park tak mau tinggal diam saat Siwon ikut menuduh secara tak langsung bahwa putrinya memang benar melalukan hal hina macam itu dan membenarkan tuduhan putranya, Wu Yifan.

"Aku tak menuduh anakmu. Hanya berhenti menunjuk anakku dan tanyai putrimu!" Sungut Siwon murka. Dasar tua bangka sialan memang!

"Dad berhentilah, ku mohon. Dengarkan penjelasanku dan aku memiliki bukti bahwa aku tak hanya menuduhnya. Aku meminta maaf karena lancang mengirim orang-orangku untuk mengikuti gerak-geriknya! Aku tak bermaksud apapun, hanya ingin memastikan bahwa calon istriku baik-baik saja, dan lihat apa yang aku dapat? Penghianatan?" Kris berujar menatap mata Siwon. Dan Siwon tau bahwa putranya yang berwajah tak kalah datar dari Sehun, putra sulungnya itu merasa kecewa, marah, sedih, tak adil, dan tak terima. Siwon tau.

"Kris, kau menguntitku?" Eun Mi berujar tak percaya, menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan mata yang sudah berkaca-kaca siap menangis.

"Apa salah jika aku menguntit calon istriku? Kau akan menjadi penerus dari keluargaku. Dan apa yang kau lakukan? Hasilnya ada kehidupan lain dalam perutmu bukan? Aku sudah lama tau, hanya saja aku tak percaya. Bersyukur ada seseorang yang datang padaku dan membuktikan semuanya. Maka dari itu aku menyuruh orang untuk menguntitmu. Dan tebak apa? Usahaku tak sia-sia. Semua terbukti. Kau gadis yang buruk." Ucap Kris panjang lebar, menatap tepat pada manik coklat Eun Mi yang sudah berjatuhan air mata. Menggeleng guna menyangkal apa yang Kris katakan dan apa yang Kris tuduhkan padanya.

"Sehun." Panggil Suzy dengan bibir bergetar menahan tangis, Suzy bersumpah ia melihat bagaimana mata Kris berkaca-kaca menahan sedih dan kecewa. Suzy merasakan apa yang Kris rasakan saat ini, membuat jantungnya berdetak kencang dan itu menyakitkan.

"Hmm? Semua akan baik-baik saja." Bisik Sehun membawa Suzy dalam pelukannya dan mengusap pelan pundak serta punggung bergetar milik istri kecilnya.

Jiyeon tak kalah sedih, matanya sudah mengalirkan anak sungai yang sekuat tenaga ia tahan tapi sia-sia saja rasanya. Likuid sialan berwarna bening yang bernama air mata itu tetap jatuh tak tau kenapa. "Hapus air matamu!" Kai memberi Jiyeon sapu tangan miliknya, meminta gadis itu untuk membersihkan air mata yang menempel di pipi putih sahabatnya itu.

"Kau tak punya bukti menuduhku hamil Kris. Kau tak bisa seperti ini!" Pekikan tertahan Eunmi membuat Kris terdiam dengan seringai kecil di bibirnya.

"Jika itu maumu. Mari kita lihat semuanya!" Tantang Kris. Mengangguk kecil pada orang suruhannya yang bertugas untuk memutar suatu video yang Kris anggap sangat penting. Video yang membuat semua ucapannya terbukti, bukan hanya omong kosong tak berguna. Bukan khas Oh sekali.

Semua mata membulat tak percaya dengan video pertama yang tayang di layar protector tepat di depan mereka, terlebih keluarga Park yang merasa terhina.

Disana, terlihat jelas Eunmi sedang berdiri di depan pintu apartementnya bersama seorang pria yang sama dengan pria yang berlibur dengannya beberapa waktu lalu. Berciuman panas tak tau tempat dan jujur saja, hati Kris semakin sakit saat ini.

"Itu tidak benar!" Eunmi menyangkal denga isak tangisnya.

"Itu benar! Itu kamar apartementmu! Itu tas dan pakaianmu! Itu semua hadiah dariku dan jelaskan padaku bagaimana bisa aku lupa?" Kris mengerang murka! Ini sudah dibatas sabarnya. Ini semua nyata dan Eunmi masih mengelak? Malu? Masih punya urat malu memang?

"Kris itu salah paham!" Eunmi menciba membujuk.

"Tak ada yang salah paham. Bagaimana dengan pemesanan kamar hotel atas namamu? Pemeriksaan kedokter kandungan atas namamu sebagai istri dan pria sialan itu sebagai suamimu? Jelaskan padaku!" Kris menaikan nada suaranya. Ini sudah diambang batas sampai mana yang bisa Kris tahan. Ia sangat marah saat ini.

"Jelaskan padaku Park Eunmi!" Pinta Kris sekali lagi. Menatap tepat pada mata Eunmi yang tetlihat ketakutan akan sikapnya saat ini. Dan Kris sedikit menyesal untuk itu. "Ku mohon jelaskan padaku hmm?" Kali ini nada Kris melunak, tak tega melihat wanita yang masih sedikit ia cintai bergetar ketakutan akan suaranya.

"Hiks ku mohon maafkan aku Kris. Kali ini saja. Aku mohon hiks." Eunmi memohon, menggenggam tangan Kris meminta belas kasihan untuk dirinya, Eunmi tau ia sudah salah, sangat salah malah. Tapi untuk kali ini saja, biarkan ia menebus semua kesalahannya. "Aku akan melakukan apapun, sungguh! Aku akan menggugurkan anak ini jika kau mau. Ku mohon maafkan aku." Pinta Eunmi memohon, berlutut dengan kepala tertunduk dan isakannya tak mau berhenti karna apa? Ia sungguh ketakutan sekarang. Ayahnya bisa membunuhnya saat ini juga.

"Tidak. Aku tak ingin memiliki wanita yang berfikiran sempit sebagai pendamping hidupku. Kau hanya perlu mencari ayahnya dan memintanya untuk bertanggung jawab. Maafkan aku. Cukup sampai disini." Ujar Kris pelan. Membawa tubuh perempuan di depannya untuk berdiri dan mengusap air mata yang masih mengalir disana. Kris hanya ingin wanita yang baik-baik saja untuk menjadi penerus keluarganya.

"Anak sialan! Kau membuatku malu dan mencoreng nama baik keluarga kita. Mati kau sialan!" Tuan Park bangkit berdiri dan menyeret Eunmi untuk keluar dari ruang resepsi mereka. Meninggalkan Kris yang saat ini hanya tertunduk kecil dengan gumaman maaf dari bibirnya. Jujur hatinya juga sakit.

"Kris?" Siwon memanggil. Menyentuh pundak putra sulungnya dan membawa Kris dalam pelukan hangatnya sebagai seorang ayah. Terlepas dari mata para tamu undagan yang masih terpaku pada mereka, lebih tepatnya pada putra sulungnya.

"Aku,, tidak baik dad." Bisik Kris pelan. Hatinya sakit dan tubuhnya lelah. Bersyukur Siwon ada untuknya dan suka rela meminjamkan pelukan hangatnya untuk putra sulung berwajah datar macam dirnya. Kris cukup tau diri saat ini.

"Aku tau. Semua akan baik-baik saja." Sama halnya Sehun yang menenangkan Suzy. Maka Siwon akan melakukan hal yang sama pada putranya.

**

"Sehun. Kita harus bagaimana?" Isak Suzy kecil. Bergetar hebat dalam pelukan Sehun yang saat ini masih mengusap pelan pundak dan punggungnya. Seberapa sering mereka bertengkar, Suzy tentu masih menyayangi Kris sebagai kakaknya juga. Dan saat Kris bersedih, maka rasanya Suzy tak kalah sedih untuk saat ini.

"Ssst tenanglah sayang. Semua akan baik-baik saja hmm." Bisik Sehun menenangkan.

Semua yang ada di dalam ruang resepsi menjadi diam seribu bahasa, turut merasakan kesedihan yang mempelai pria rasakan. Hingga suara Kris kembali terdengar serius di telinga Siwon dan yang lainnya.

"Dad."

"Apa?"

"Ada yang ingin aku katakan."

"Apa?"

TBC

THANK U

DNDYP

Next chapter