webnovel

* Papa Jangan Berubah Terhadap Ku

Aldy pun tersenyum kepadaku sebelum dia benar benar pergi meningalkan rumah ku lalu dengan santai nya dia berjalan menuju mobilnya yang dia parkir dipinggir jalan depan rumah ku .

" Ayuni , cepat masuk ! Papa mau bicara sama kamu ..!"

Setelah Aldy , menghilang dari pandangan mata , Papa pun menyuruh ku masuk kedalam rumah dan Aku sudah paham apa yang akan Papa katakan kepadaku nanti , namun karena saat ini ada Ayuna di samping Papa , maka aku tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kepadaku nanti . keringat dingin mulai mengucur dikening ku . Rasanya kepalaku ini mulai berat sekali karena aku mulai mencoba untuk merangkai kata demi kata persiapan untuk menjawab setiap pertanyaan dari Papa kepada ku nanti.

kulihat tangan Ayuna yang menggandeng tangan Papa dengan begitu manja , aku tahu jika dia memang sengaja ingin memperlihatkan kepada ku , bahwa Papa lebih sayang kepada nya dari pada kepada diriku .

" Ayuni... Kamu tahu !? akan aku buat kamu keluar dari sekolah itu !" bisik Ayuna pelan di telinga ku.

Langkah ku langsung terhenti disaat Ayuna berbisik ditelingaku , jujur saja hati ini seperti ditikam oleh belati saat mendengarnya karena sama sekali aku tidak pernah menyangka jika Ayuna bisa berbuat jahat seperti itu kepada ku .

Seandainya aku mempunyai keberanian untuk berkata kepada Papa , aku ingin sekali berkata bahwa aku ingin berbicara dengan Papa hanya berdua saja , jangan ada Ayuna didalam percakapan ini Karena bagiku Ayuna tidak bisa menyelesaikan masalah tetapi dia akan semakin membuat Papa menjadi marah kepadaku dan bisa membuat Papa semakin membenciku .

Aku langsung duduk dimeja makan seperti yang Papa suruh kepada ku dan Dimeja makan ini aku dan ayuna duduk saling berhadapan , memang dari awal kedatangan Ayuna , Aku tidak pernah mau duduk disampingnya begitu pula dengan Ayuna , dia juga tidak pernah mau duduk bersebelahan dengan ku . Meja makan ini hanya memiliki ukuran yang kecil dan sederhana karena awalnya hanya untuk makan diriku dan Papa namun Kini semenjak kedatangan Ayuna, Papa duduk di tengah-tengah dan kami berdua duduk saling berhadapan , karena Papa adalah pemimpin dirumah ini lalu aku dan Ayuna duduk di sebelah kanan dan kiri Papa .

Papa pun telah selesai mandi dan duduk di antara diriku dan Ayuna, raut wajah Papa sudah terlihat untuk menceramahi ku sambil memulai makan malam bersama diriku dan Ayuna . Ku hela nafasku dalam-dalam untuk mempersiapkan diri ku dalam menjawab semua pertanyaan dari Papa tentang kejadian di sekolah hari ini , seketika otak ku pun bekerja keras untuk membuat segala jawaban dari setiap kata-kata yang akan dilemparkan Ayuna kepadaku , karena aku yakin Ayuna pasti sudah berniat untuk membuat diriku sengsara hingga dia mampu mengancam ku agar aku dikeluarkan dari sekolah itu .

Makan malam pun telah usai , namun Papa belum juga mempertanyakan tentang masalah kejadian di hari ini , membuat diriku semakin bertanya tanya , mengapa ? dan ada apa ? dan Kulihat Ayuna yang sudah seperti cacing kepanasan karena dia sudah tidak sabar untuk melihat diriku di hakimi oleh Papa .

Melihat Papa yang masih belum juga bersuara , Ayuna akhirnya mendekati Papa yang kini sedang duduk diruang TV , memang biasanya setelah makan malam Papa menyempatkan diri untuk melihat dan mendengar berita berita yang terjadi saat ini di TV, sebelum Papa masuk kedalam kamar dan beristirahat .

" Paa... kalau seandainya diantara anak anak Papa ini ada yang dapat surat SP3 itu bagaimana tanggapan Papa ?" tanya Ayuna kepada Papa.

Ayuna dengan manjanya duduk disebelah Papa dan dia sudah memulai niatnya dengan bertanya kepada Papa untuk memancing Papa agar Papa memarahi diriku. Aku hanya tersenyum mendengarnya, sama sekali aku tidak terkejut mendengar itu karena aku sudah mempersiap kan diriku untuk menghadapi masalah ini , terlebih lagi sedari tadi aku memang sudah melihat gelagat Ayuna yang tidak senang jika aku tidak mendapat hukuman dari Papa .

" Siapa yang dapat itu ?" tanya Papa langsung kepada Ayuna,

Tanpa menoleh kearah Ayuna , Papa Dengan sedikit melirik kearah ku, menanyakan kembali pertanyaan Ayuna .

" Hmmmm... Belum ada sih Paa.... ' cuma hampir ..he he he ..."

Dengan memasang wajah yang polos Ayuna mencoba menarik perhatian Papa , namun sesekali matanya melirik kearah ku , dengan sesungging senyum karena sangat ingin melihat aku mendapatkan amarah dari Papa .

" Pesen Papa jangan sampai kalian berdua mendapatkan surat itu , karena kalian sudah kelas 3 dan kalian berdua saat ini hanya tinggal hitungan bulan, kalian sudah akan merasakan kelulusan , itu pun jika kalian lulus !" Dengan tatapan mata yang tetap fokus kearah TV , Papa tetap membalas perkataan Ayuna .

Aku tau arti pesan yang tersirat dari kata kata yang diucapkan oleh Papa kali ini dan aku hanya bisa tersenyum mendengarnya . Karena Papa selalu berusaha bijak untuk menyikapi masalah ku .

" Eh Ayuna , ayoo duduk sini donk....! kita cerita cerita masalah cowok yang tadi ... he he he he.."

Setelah mencoba memancing Papa tiada hasil , Ayuna pun kini beralih memancingku, dia melempar pertanyaan kepada diriku yang sedari tadi aku memang tidak duduk di sofa ruang TV bersama dengan mereka , aku masih terpaku diam berdiri dan tidak berani untuk mendekati Papa saat ini. Dan apa yang ku nanti nantikan kini telah tiba , karena Ayuna lah yang ternyata mencoba mengorek ngorek masalah ku dihadapan Papa .

Papa pun langsung menoleh ke arah ku setelah mendengar perkataan dari Ayuna membuat ku menarik nafas yang panjang karena Aku hanya bisa melihat ke arah Papa dan melihat senyum kebahagiaan yang mulai tampak di bibir Ayuna karena dia sudah merasa berhasil bisa memancing keadaan saat ini.

Lalu Papa pun berdiri dari duduk nya dan dia berjalan ke arah ku , seketika wajah ku saat ini mungkin langsung terlihat pucat pasi , karena aku merasa sangat takut kepada Papa . sedangkan di wajah Ayuna memancar kan rona kebahagiaan karena memang moments yang seperti inilah yang sedang dia nantikan .

" Hmmm... Ayuni , kamu ini sudah dewasa .... Papa hanya bisa berpesan kamu tahu mana yang benar dan mana yang salah ..." ucap Papa sambil tangannya memegang pundak sebelah kanan ku.

========== >>>>>

Para readers ku tersayang aku mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini , tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya yaa..

agar novel ku bisa naik dan bertahan di dalam peringkatnya dan juga bisa membuat ku semakin semangat untuk menulis cerita nya lagi ....

terima kasih , sekali lagi saya ucapkan

untuk kalian semua Terima kasih atas semuanya salam hormat dari Saya ,

Chandrawati .

NB :

( Instagram : @Divanandadewi )

( FB : @chandrawati2019 )

Next chapter