webnovel

Chapter 8 : (Mengantar)

Berjalan di tengah hutan saat malam hari,kedengarannya cukup gila bukan.Olivia bilang dia tahu jalan pulang walaupun terkendala karena wilayah hutan cukup lebat,dan gelap di malam hari.Bermodalkan obor untuk menerangi,kami berdua berjalan menuju kota Olivia menuntunku tanpa berhenti sama sekali.Aku sempat berpikir,apa orang ini GPS alami.Jika memang benar dia bisa mengingatnya,itu sungguh luar biasa.Aku membuat tanda di beberapa pohon dan meninggalkan beberapa potongan pakaian untuk menandai jalan yang kami lewati.

Kudengar di hutan ini,selain ada hewan liar,ada juga monster yang menghuni.Aku berpikir,monster seperti apa yang ada disini.Tiba-tiba aku melihat siluet di kejauhan.Aku mengarahkan oborku ke depan,dan melihat monster yang menyerupai manusia.Tubuhnya yang pendek,berkulit hijau dan mata merah menyala.Kalau tak salah namanya Goblin.Aku melihatnya hanya sendiri.Menurut buku yang kubaca,goblin merupakan monster yang penakut.Dia tak akan menyerang orang yang kuat.Dia akan memilih kabur/membentuk kelompok untuk menyerang musuh yang kuat.Saat melihat kami,dia tak kabur.Dia pasti mengira,kami hanyalah sejenis snack yang tersesat.

Olvia memegang tanganku.Aku membuat kontak mata dengannya,seakan berkata tenang saja.Aku sengaja tak mengeluarkan senjataku,dan hanya terdiam.Aku memancingnya datang,karena jika aku yang menyerangnya,aku akan meninggalkan Olivia.Aku mengkhawatirkan keselamatannya juga.Goblin itupun berlari menuju arah kami.Di tangannya terlihat dia memegang sebuah tongkat kayu.Tongkat yang tak simetris,seakan ia hanya memungut tongkat di sembarang tempat untuk dijadikan senjata.Saat dia masuk wilayah serangku,aku pun menebas kepalanya dengan mudah.Tinggi goblin itu sama denganku.Gerakannya cukup sederhana,jika dibuat perbandingan seperti melawan anak kecil.Yang membuatnya seram hanyalah penampilannya saja.Berwajah seperti kata,dengan taring dan air liur cenderung membuat orang berpikir bahwa monster ini lebih kuat dari mereka

Otak manusia lebih cepat menerima rangsangan dari gambar,dibanding sensor yang lain.Melihat penampilan goblin yang menakutkan akan membuat manusia berpikir "Monster ini buas dan berbahaya.",sama seperti melihat hiu dan buaya.Jika orang yang melihatnya adalah orang yang lemah mental,bukan tidak mungkin,dia bisa pingsan di tempat.Saat melihat sosok seperti itu,maka perasaan takut akan muncul,dan mengganggu konsentrasi.Rasa ragu dan bayangan mengerikan akan muncul,membuat mereka tak berdaya.Kasus seperti ini banyak terjadi di kehidupanku dahulu.Sebagai contoh saat seseorang akan tertabrak mobil,mereka cenderung akan berteriak daripada menepi untuk menyelamatkan diri.Ini menandakan di otaknya sudah terbayang kejadian mengerikan dibandingkan cara mengatasinya.Hal kecil seperti itulah yang bisa merenggut nyawa seseorang yaitu rasa takut.

Rasa takut memang penting,terutama untuk melatih insting dan reflek,tapi jika ketakutan itu berlebihan,maka itu akan membahayakan.Saat aku dilatih di fasilitas itu,aku sudah terbiasa melihat gambaran yang mengerikan.Mulai dari gambar mayat yang membusuk,organ tubuh jika di zoom,dan berbagai gambar yang mengganggu.Jadi aku sudah memiliki benteng untuk mengatasi rasa takutku.Malah aku mengubah rasa takutku menjadi kegembiraan.Dengan mengubah perpektif dari yang menakutkan menjadi sesuatu yang menantang.Memang tidak mudah untuk melakukannya,tapi jika kau bisa melakukannya,itu akan bermanfaat nanti.

"Kau membunuhnya dengan mudah ya?"

"Tentu saja,aku membayangkan seperti aku membunuh babi liar"

Babi liar yang hanya bisa menyeruduk dari depan,tak memiliki pola serangan,dan bergantung pada insting

"Babi liar huh?"

Dia seperti meragukanku.Tapi tak masalah.

Saat aku melihat mayat goblin itu,aku melihat sesuatu berkilau.Setelah didekati aku menemukan sebuah batu permata kecil yang memancarkan cahaya hijau.

Ehhh,apa aku menemukan batu zamrud?

Dari membunuh goblin??

Jika seperti itu,aku bisa jadi kaya seandainya goblin ada di bumi kan?

Bayangkan saja jika kau berhasil membunuh 100 goblin,kau sudah dapat 100 batu zamrud??!!!!

"Kau membuat wajah aneh."

Ah,aku terhanyut khayalanku.Apakah aku membuat wajah kegirangan?

"Tidak,aku hanya belum pernah melihat batu yang cantik seperti ini."

"Itu Magic stone.Inti dari monster.Kau bisa menjualnya atau bisa menggunakannya sebagai media penggunaan sihir.Tapi dengan Magic stone goblin,kau tak akan bisa menggunakan sihir yang hebat."

"Maksudnya,apa magic stone bisa sebagai pengganti mana?"

Mana adalah energi yang terdapat di setiap tubuh makhluk di dunia ini,baik ras manusia sampai ras monster.Mana ini diibaratkan sebagai bahan bakar untuk melakukan sihir.

"Ya kira-kira seperti itu."

Hooh,jadi ini magic stone.Tapi wujudnya seperti batu permata yang belum diolah.Bentuknya tak beraturan,dan kira-kira ukurannya seperti batu kerikil.

"Hei,bukankah ini batu yang bagus,apa ini tak bisa dijadikan perhiasan?"

Aku menyerah pada rasa penasaranku,dan kuputuskan menanyakannya.

"Tentu saja,tapi tak ada yang mau memakai perhiasan dari magic stone goblin kau tahu.Semakin bagus magic stone yang dipakai untuk membuat perhiasan,maka akan meningkatkan derajat pemakainya.Jika kau memakai perhiasan dari magic stone goblin,tentu saja kau akan ditertawai!"

Huh?

Padahal ini bagus menurutku.

"Selain itu membuat perhiasan dari magic stone cukup susah.Kau harus bisa mengendalikan mana di dalamnya,agar bisa kau bentuk.Hal ini tentu berbeda dengan menempa logam."

Seperti itu ya.

"Baiklah aku mengerti.Ayo kita teruskan perjalanan! "

Selama perjalanan,aku terus memikirkan potensi dari Magic stone ini.Selain menjadi perhiasan,bisa juga sebagai pengganti mana.Mungkin ini bisa menjadi sesuatu yang berguna bagiku suatu saat nanti.Kumasukkan magic stone goblin tadi ke Storage pouch dan melanjutkan perjalanan.

Kira-kira kami sudah berjalan sekitar 10 menit.Tak ada monster yang terlihat selain goblin,namun kami diserang serigala.Dengan memanfaatkan api obor,aku mengusir mereka,walaupun serigala itu daritadi mengikuti kami.

Lalu aku menyadari bahwa hutannya tak selebat sebelumnya.Mungkinkah kami sudah mencapai perbatasan hutan?

Kami tiba di jalan Besar.Di ujung jalan aku melihat sebuah kota yang berpagar tembok setinggi 3 meter.Aku bisa melihatnya jelas karena di atas tembok itu,terlihat nyala api yang mungkin berasal dari obor.

"Dari sini kau bisa berjalan sendiri bukan?"

Melihat dari jaraknya,Olivia bisa sampai di gerbang kota dalam waktu 5 menit.Aku tak khawatir jika ada penculikj yang menyergapnya karena daerah setelah perbatasan hutan adalah lahan yang terbuka.

"Kau tak ikut bersamaku?"

"Kau bercanda?"

Aku secara refleks menyanggahnya.Setelah melihat kondisiku,dia masih ingin mengajakku.Selain itu akan membahayakan reputasinya,kemungkinan aku bisa dibunuh juga.Skenario dimana aku dituduh menculik tuan puteri terbayang olehku.

"Tapi dimana kau akan tinggal?"

"Di rumah bandit itu."

"Kau bilang kita harus pergi secepatnya,lalu kenapa kau kembali kesana?"

"Aku hanya berkata bahwa KAU yang harus pergi secepatnya,aku memiliki keyakinan bahwa aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Tapi aku belum membalas budi!"

Gadis ini sepertinya masih berpikiran seperti itu.

"Aku juga berjanji memberimu baju yang layak."

"Baiklah,bantulah memikirkan cara agar aku bisa berbaur dengan manusia biasa,tanpa harus didiskriminasi."

"Diskriminasi?"

"Ah,maksudku agar masyarakat tak menjauhiku.Agar aku bisa berhubungan seperti manusia normal.Pikirkan caranya dan besok bawalah pakaian itu ke rumah bandit itu"

"Kau menyuruhku kembali kesana tepat setelah aku selamat dari penculikan?

Ayahku pasti tak menyetujuinya."

"Bagaimana jika kau pergi kesana dengan orang yang kau percayai.Seseorang yang kuat,dan mau mengikuti perintahmu.Dengan begitu kau akan merasa aman bukan?"

Memintanya membawa seorang pengawal yang patuh,selain untuk menjamin keselamatanyya,juga agar si pengawal ini tak lepas kendali saat melihatku.Jika dia bertemu denganku dan langsung menghunus pedangnya,itu tidak lucu.

"Baiklah,aku mengerti.Aku akan mengusahakannya."

"Oke,sekarang pulanglah."

"Jaga diri baik-baik."

Olivia pun pergi ke arah gerbang itu.Aku melihatnya dari kejauhan sampai dia benar-benar aman.

Para penjaga yang menyadari Olivia telah kembali pun heboh.Mereka terlihat berlarian terburu-buru.

Sesaat aku merasa Olivia melihat ke arahku.

Apa ini?

Apa dia merasa kesepian?

Menurutku kehidupan seorang puteri tentu saja dibatasi.Mungkin dia tak biasa memiliki teman seumuran untuk diajak berbicara.

Tapi dia pantas memiliki teman yang lebih baik dariku.

Sampai saat ini pun aku masih berbicara tanpa tanda kehormatan.Karena dia tak mempermasalahkannya,jadi aku tak akan merubah cara bicaraku.

Lagipula hanya ada kami berdua saat berbicara,jadi aku tak perlu khawatir ada yang tersinggung.

Aku lupa bahwa para serigala itu masih menungguku.

Serigala merupakan hewan yang berkelompok.Namun aku hanya melihat 1 serigala saja.

Aku berasumsi bahwa ini hanya pengalih perhatian saja.Sedangkan yang lainnya bersembunyi untuk menyergapku.

Beruntung aku bisa menggunakan sihirku lagi.

Seketika tubuhku merasa kuat.Walaupun hanya bersifat sementara,aku yakin bisa mengatasi serigala ini.

Aku melemparkan oborku ke arah serigala di depanku,dan menyerangnya.Serigala itu mundur sesaat,dan tak sempat menghindari pedangku.Aku pun menebas kepalanya.

Seketika 3 serigala keluar dari persembunyian.Mereka tak mendekatiku secara langsung karena api obor itu di dekatku.Aku sengaja melemparkan obor saat menyerang tadi,selain untuk mengecoh serigala yang kubunuh,juga untuk mencegah seigala lain menyerangku saat aku lengah.

Aku mempersiapkan pisau dan melemparkannya ke salah satu serigala itu.Aku tak menggunakan cara melempar biasa,karena akan mengejutkan serigala itu.Aku menyelipkan pisau itu ke sela jari telunjuk dan jari tengahku lalu melakukan lemparan dengan kebalikan dari back palm.

Jika para pesulap menyembunyikan kartu/bunga ke belakang telapak tangannya.Aku melakukan sebaliknya.

Dengan gerakan seminimal mungkin,aku bisa membuat hasil seperti lemparan dengan kekuatan penuh.Pisau itu menancap di kaki serigala itu.

Walaupun tak bisa mengenai kepala,paling tidak pergerakannya terhambat.Serigala lainnya menyerang ke arahku.Aku pun mengeluarkan pedang tambahan.Menggunakan dua pedang,satu untuk bertahan dan satu untuk menyerang.Memang agak susah untuk menguasainya,tapi aku sudah terbiasa melakukannya.Sihir ini membantuku mengingat sensasi tubuhku di kehidupan lamaku.Jika bukan karena sihir,aku bahkan kesulitan memegang 1 pedang.Tubuh anak ini sangat payah.

Serigala itu menerkam dari depan dan dari arah samping temannya memojokkanku.Aku mengarahkan pedangku untuk menahan terkaman serigala itu dan menusuk temannya.Walaupun terluka,dia masih terus menyerangku namun dengan gerakan yang lambat.Aku tak terlalu mempedulikannya,dan menyerang serigala yang belum terluka.Kali ini aku menyerang dengan agresif.Jika aku menahan lebih lama,mungkin ada predator lain yang akan datang karena terpancing bau darah dari serigala ini.Serigala itu pun melompat ke arahku,aku menyambutnya dengan merebahkan tubuhku ke tanah,dengan 2 kaki diatas.Kuposisikan kakiku menumpu perut serigala itu dan mengarahkan lompatannya ke pohon terdekat.Aku tak menyia-nyiakan kesempatan,dan kutusuk kepala serigala itu.

Melihat harapan terakhir mereka mati,serigala yang sekarat pun mulai ketakutan.Aku pun menghabisinya dengan mudah karena mereka terluka dan tak mampu bergerak dengan cepat.

Sesaat aku berpikir,apakah ini memang kenyataan?

Jika ini mimpi,tetapi mimpi ini terasa realistis.

Aku pun menatap langit dan berdoa

"Jika ini mimpi,jangan bangunkan aku."

Aku sudah terlanjur ikut campur ke kehidupan anak ini.Selain itu aku seperti mendapat kesempatan kedua sekarang ini.AKu tak akan menyia-nyiakannya.

Next chapter