webnovel

[RE]START 5.0

"Ohh ... kamu, Kazumi ... sudah tau hukuman nya kan?", ujar pak Baki tanpa melihat ku sama sekali.

Perhatian seluruh murid di kelas pun tertuju pada ku. Mereka tau pasti aku tak pernah melepas ponsel dari genggaman tangan ku. Termasuk Takumi yang melihat ke arah ku dengan tatapan bingung nya.

"Kazumi?! ... becanda mu kelewatan woi!?", bisik Takumi.

"Hmm", gumam ku lalu melangkah ke luar dari kelas.

Hukuman bagi siswa yang lupa membawa smartphone saat pelajaran pak Baki cukup untuk membuat ku merasa ingin mati. Aku harus berlari berkeliling gedung sekolah sebanyak 20 kali. Aku lebih memilih berlari mengitari lapangan dari pada mengelilingi gedung sekolah yang pasti nya jarak nya berlipat lipat dari lari keliling lapangan bola biasa.

Tapi apa kau pikir aku akan menjalankan hukuman itu?

Aku tetap akan mengelilingi gedung sekolah, tapi aku akan melakukan nya dengan cara ku. Aku hanya akan melakukan nya sekali putaran dan dengan berjalan santai. Lagi pula tak ada yang mengawasi aku. Dan aku juga yakin, anak kelas 2F tadi hanya melakukan beberapa putaran saja dari hukuman yang di janjikan.

Setelah keluar dari gedung sekolah aku mulai berjalan untuk mengelilingi gedung sekolah.

Huff ... setidak nya aku tidak mengerjakan soal sialan itu ...

Aku pun sampai di belakang gedung sekolah. Lapangan sepak bola dan kolam renang yang sudah lama tak di gunakan ini rasa nya tak asing bagi ku. Zaman sudah berubah drastis, tak ada lagi yang mengikuti klub renang atau pun klub sepak bola.

Mereka lebih memilih berada di dalam ruangan ber AC dan di depan layar komputer. Peminat klub olahraga sangat lah sedikit akhir akhir ini.

Buk!!! Bruak!! ...

"Aduh!!"

Suara seorang gadis yang terjatuh karena menabraku dari belakang.

"Oi ... kalo jalan liat liat", ucap ku lalu membalikkan badan ku.

"Ma-maaf ... ak-ku gak sengaja, huf ... huf ... huf", kata gadis rambut merah sebahu itu dengan nafas yang terengah engah.

Kayak nya pernah liat cewek ini ...

Oh ... kalo gak salah dia anak kelas 2F yang kena hukuman tadi ...

"Huff ... huff, apa kamu juga kena hukum?", ucap gadis itu sembari berusaha berdiri.

"Hmm gitu lah ...", jawab ku dengan wajah cuek.

"Eh?!, kamu Kazumi? ... kelas 2A kan?", tanya gadis itu setelah melihat wajah ku.

"Kenapa?", tanya ku.

"Kamu gak inget aku?", gadis itu kembali bertanya pada ku.

"Siapa?", gadis ini membuang waktu bersantai ku saja.

"Aku Nazuki Naya temen SMP mu ... masa gak inget?", gadis itu menyebutkan nama nya dan membuat ku harus mengingat masa lalu.

Naya? ... ohhh, eh?, yang mana?

"Hmm ... ya udah aku pergi dulu", ucap ku lalu membalik badan dan melangkah meninggalkan nya.

"Hoi!?, kan kamu di hukum ...", teriak Naya memperingatkan ku.

"Bodo amat ...", ujar ku tanpa menghentikan langkah ku.

"Entar aku bilangin pak Baki loh", kata Naya mengancam ku.

Aku pun menghentikan langkah ku dan menoleh pada nya.

"Kamu bener bener lari 20 kali?", tanya ku.

"Sebener nya tiga puluh kali dan ini baru lima belas", jawab nya dengan sangat jujur.

Tunggu?! Dia sehat?!

"Hmm ... temen temen kamu dah pada balik kelas loh ... kok gak ikut mereka aja?", tanya ku karena penasaran.

"He? ...kamu Kazumi bukan sih?", Naya membalas pertanyaan ku dengan pertanyaan.

"Hmm ... kamu pikir aku siapa?, aku cuma lepas kaca mata ku, terus yang lain gak berubah", kata ku.

"Kamu bukan Kazumi ...", kata Naya lalu kembali berlari melewati ku.

He?! cewek aneh ...

Tapi kenapa aku gak inget siapa dia ya?

Aku pun duduk di bangku panjang yang ada di pinggir lapangan sepak bola. Selain memandang langit seperti biasa aku juga memperhatikan Baya yang ternyata memang menjalani hukuman nya dengan jujur. Aku bahkan menghitung putaran nya setiap kali ia lewat di depan ku.

Naya? ... temen SMP?

Yang mana ya?

Aku juga mengingat ingat siapa sebenarnya gadis yang sangat jujur ini. Entah kenapa aku sama sekali tak ingat teman teman SMP ku kecuali Hina, Takumi, dan Renai.

Sementara itu setiap menit Naya lewat di depan ku. Ini putaran nya yang ke dua puluh lima. Dan wajah nya tampak sangat lelah. Keringat sudah membasahi rambut dan seragam nya. Parah nya lagi tak seorang pun teman sekelas nya yang menemani nya.

Next chapter