webnovel

Vampir Tanpa Emosi (2)

Bem sama ...Bem sama..

_

_

_

Aku merapikan pakaianku melihat ke arah Bem sama yang sedang asyik memakai pakaian untuk jadwal kami hari ini.

Aku memperhatikan betapa tampannya sosok vampir itu memakai pakaian kasual dengan warna hitam memikat.

Dia menatapku seketika aku terkejut tetapi berusaha tetap normal.

"Pakaianmu jelek " serunya lagi. Aku menatap ke pakaianku memang tampak tidak serasi dengan bem sama tuanku.

Aku tidak mempunyai banyak pakaian karena aku sebenarnya sama sekali tidak membawa pakaian..

Srek..Bem sama memberikan sebuah pakaian. Aku melihat nya sebuah gaun berwarna putih lengkap dengan kancing pada bagian dada.

aku mengarahkan tanganku sambil memandang Bem sama dengan tatapan bingung. Apa seorang pelayan bisa diperlakukan sebaik ini?

Ini salah... seharusnya aku di aniaya, seharusnya aku di perlakukan selayaknya pelayan. Tetapi Bem sama dia tidak pernah memarahiku.

Bem..sama tidak pernah sekalipun mengatakan sesuatu yang jahat dan sangat percaya padaku.

Padahal aku sudah beberapa kali hendak membunuhnya, Bem sama , vampir yang berbeda dari...yang lain.

_

_

Setelah memakai , aku keluar dengan keadaan rambut dilepas. Aku menatap ke arah Bem sama yang terlihat tampan dengan pakaian kasualnya.

Bem sama terdiam sementara, kedua pipinya entah kenapa menjadi sedikit berubah warna.

"Ka..kau cantik memakai itu" seru Bem sama ia menutup mulutnya kemudian berbalik.

Apa..tadi Bem sama malu melihat diriku...? Deg Deg~

_

_

_

Ekspresi yang tidak pernah terlihat dari Bem sama. Bem sama sekali itu saja sedikit berbeda..

Bem sama itu sangat kuat, sebelumnya aku berpikir Bem sama itu benar benar luar biasa.

Selalu kuat dan selalu tampak keren, tetapi Bem sama tetaplah seorang vampir biasa.

Yang memiliki perasaan..

_

_

_

Tak,

Aku tanpa sengaja terjatuh saat perjalanan ke tempat tujuan. Aku melihat daerah sekitar yang perlahan menjadi cepat.

Dan semuanya berbalik. aku membiarkan rambut merahku melambai lambai dan pandangan ku terpaku pada langit berwarna biru.

Sama seperti waktu itu, awal aku menjadi pembunuh berantai.

Aku terjatuh dalam jurang yang dalam, sangat dalam. Hanya ada udara dan matahari yang melihat.

Seorang pembunuh seperti ku selalu sendiri, selalu sendiri tanpa siapapun yang menemani.

Mungkin ini sudah saatnya aku pergi, lagipula aku sama sekali tidak hidup, sejak aku menjadi pembunuh berantai.

Aku benar benar sudah tidak hidup..

_

_

Sebelum aku benar benar menutup mata, tiba tiba ada sebuah bayangan yang tiba tiba ada di depanku.

Ia mendekat dengan kedua sayap hitam yang elegan. Aku menatap dengan kedua mataku yang tidak jadi terpejam.

Srek..

Dia memelukku, melihat ku dengan tatapan yang tidak pernah kulihat.

Sepasang mata merah yang menatap dengan penuh kemarahan dan kesedihan. Kedua matanya menekuk marah dan tidak lama ada air mata yang berlinang disana.

Rambutnya bergoyang dengan warna coklat yang memukau, dia memelukku dan menangkapku dalam jurang yang gelap ini.

Aku masih menatapnya, tertegun tidak percaya. Sosok vampir yang nyaris tidak pernah menunjukkan emosinya.

Sosok vampir yang aku kira sangat kuat dan tidak akan pernah menunjukkan emosi apapun.

Sekarang ia mendekapku erat erat , dengan kedua sayap hitam yang berkibar dengan jantannya.

_

_

Deg

Deg

"Nine..jangan pernah tinggalkan aku" serunya, suaranya yang biasanya sangat dingin. Kini terdengar lirih dan penuh harap.

Tidak ada jawaban, aku menatap ke arah langit dan dia menyembunyikan wajahnya dan membawaku kedaratan.

Srek

kami turun, kemudian Bem sama seketika terduduk . Dia memegang wajahnya dengan raut heran..

Aku menunduk melihat betapa Bem sama terlihat bingung dengan dirinya sendiri.

"Ada apa Bem sama, maafkan saya tidak hati hati" seruku , Bem sama tidak menatapku ia beralih menatap ke arah bawah.

Tes

Tes

Tetesan air itu jatuh, aku melihat perubahan wajah Bem sama yang terlihat bingung . Kedua mata merahnya sayu.

Srek..

aku memegang kedua wajahnya membuatnya menatapku. Bem sama, sosok vampir yang sangat dingin.

Yang tanpa emosi dan tidak peduli apapun. Kini kedua pipinya di aliri air mata asing yang tidak pernah kulihat.

"Nine.., aku aku benar benar tidak tau apa ini. Aku..aku merasa sakit saat melihat mu akan ... hilang"

Deg

Deg

perkataan Bem sama membuatku berdetak semakin kencang. Aku menatap ke arah wajah Bem sama,

Srek..aku memeluknya, memegang rambutnya yang berwarna cokelat dan perlahan mengelus nya perlahan.

"Aku ada disini Bem sama, aku tidak akan kemana mana, karena aku adalah pelayanmu Bem sama"

"N..nine..maafkan aku, aku ..aku benar benar merasa aneh"

"Aku ada disini Bem sama, Bem sama tidak perlu takut. Bem sama hanya perlu tenang" kataku menenangkan..

Aku merasakan betapa Bem sama terlihat takut dengan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan.

Rasa takut seperti dulu yang kurasakan, Bem sama masih sangat polos. Dia terlihat dewasa tetapi sama sekali tidak pernah merasakan apapun.

Sosok Bem sama yang tidak tau apapun, Sosok Bem sama yang seperti anak kecil. Mungkin..untuk sekali ini saja..

Hanya untuk sekali ini saja, aku tidak akan membencimu...

Sosok Vampir tanpa emosi yang kini sedang menangis dengan manisnya.

_

_

_

_

Next chapter